Search

Content

Jumat, 15 Juni 2012

Kisah Penuh Inspirasi Hj. Nurjannah Hulwani Menembus Gaza (1)



" Perjalanan kami ke Gaza kali ini, benar-benar menguras air mata. Ada banyak cerita penuh ibroh dan mengguncang ruhiyah. Kalau selama ini kami hanya dengar dari banyak sumber, disini kami benar-benar menyaksikannya."

Dituturkan oleh Nurjannah Hulwani kepada Purwanti dan Teni Supriyani, dimuat dimajalah Tarbawi edisi 277 
Dari berbagai info, baik pembicaraan orang-orang atau pemberitaan media, yang ada dalam benak saya, Palestina itu negara yang sangat menderita. Dipenuhi oleh orang-orang yang ketakutan. Tanah yang kumuh dan tempat tinggal yang tanpa rasa aman dan nyaman. Intinya dalam bayangan saya, Palestina itu benar-benar dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.
 
Pada tanggal 8 Mei lalu, saya dan rombongan, Soeripto, Ali Amril dan DR Muqoddam Cholil dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Eko Anugrah dari KNRP Nusa tenggara Barat, Suryana Majana Sastra dari PKPU, Heri Efendi dan Bachtiar Nasir dari ASPAC for Palestine, Maryam Rachmayani dari ADARA Relief Internasional, Wirianingsih dari Persaudaraan Muslimah (SALIMAH), dan Akhmad Sadeli Karim dari Mathla'ul Anwar, berkesempatan datang ke Palestina.

Ini adalah perjalanan kedua setelah akhir tahun 2009 lalu. Tujuan kami datang waktu itu adalah untuk memberikan empati kepada warga Gaza pasca perang Furqan yang berlangsung besar-besaran selama 22 hari pada tahun 2008. Diperkirakan pada saat itu, ada 43 negara yang melakukan Munasharah untuk membempati, namun gagal. Dikelompok lain ada 16 negara eropa yang sudah mabit  (menginap) selama 30 hari dengan membawa 1.500 kontainer bantuan. Mereka berangkat dengan kekuatan lembaga. Dalam perjalanan kali ini, kami membawa rombongan di bawah bendera ASPAC for Palestine.

Sebelum bergabung dengan rombongan ASPAC for Palestine, rencananya kami akan masuk kedalam rombongan Syaddul Rihal yang terdiri dari 150-200 orang dari 20 negara. Keberangkatan pun sempat mengalami penundaan. Awalnya kami akan berangkat pada tanggal 10-12 April, namun akhirnya ditunda hingga 2-9 Mei. Tapi ditunda lagi hingga final tanggal 8 Mei 2012 kami berangkat menuju Mesir. Saya sudah mengalami perjalanan ini sebelumnya, dan penundaan-penundaan ini adalah bagian dari proses untuk bisa mewujudkan mimpi bertemu saudara-saudara kami di Gaza.

Ketika tiba di Mesir, kami mendapat beberapa kabar bahwa ada rombongan pengusaha dari berbagai macam negara sudah sampai dipintu Rafah tapi tidak bisa masuk, padahal mereka sudah mengantongi izin. Ada juga sebagian kelompok Sahabat Al Aqsha yang harus lewat terowongan. Kabar-kabar itu membuat perasaan saya berkecamuk, seperti diaduk-aduk. Perasaan seperti ini ujian juga sebenarnya, tapi kita berdoa saja supaya Allah beri kemudahan. Rencananya kami berangkat menuju Gaza tanggal 13 Mei. bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog