Search

Content

Jumat, 13 Januari 2012

Asmaa' Mahfouz Wanita Pemberani Pengobar Revolusi Mesir



Jejaring sosial bukan lagi hanya sekedar tempat untuk narsis ataupun sekedar bermain, Jejaring sosial menjelma saat ini menjadi media alternatif disaat media-media konvensional seringkali bungkam. Ya, dengan "sosial network" andalah sumber berita, melalui blog, facebook, dan twitter kita mampu merubah wajah dunia sekalipun. Tentu saja semua mempunyai konsekuensi tanggung jawab di pundak kita, alih-alih membawa perubahan, justru berubah menjadi penipu ulung jika moralitas pemilik jejaring sosial itu sendiri bobrok.


Asmaa' Mahfouz, gadis Mesir ini menunjukkannya. Keberanian dan kelantangannya dia tunjukkan secara terbuka, tanpa identitas palsu maupun nama samaran. Dia tampil secara terbuka, merekam video sederhana di laman facebooknya dan kemudian tersebar secara luas di youtube. Video ini memuat pesan sangat penting dari dirinya, untuk menggerakkan nurani pemuda mesir untuk turun ke jalan berdemontrasi menuntut keadilan dan menggulingkan tiran. Dengan jilbab abu-abu dan berbaju hitam bergaris putih, dia mengajak masyarakat untuk ikut bersama dirinya turun berdemonstrasi dilapangan Tahrir pada 25 Januari 2011. Usianya baru 26 tahun saat itu.

Asmaa'a mulai tahun 2008 sudah terjun didunia pergerakan untuk memerangi ketidak adilan, setelah menyelesaikan pendidikan adminitrasi bisnis di Universitas Kairo. Tadinya, ia bekerja sebagai manajer keuangan di salah satu perusahaan broadband ,yang kemudian ditinggalkannya. Gerakan 6 April menjadi sarana aktualisasinya, sebagai salah satu penggagas. Melalui Facebook, berusaha mengumpulakn dan mengoordinasi dukungan mogok kerja yang dilakukan oleh buruh pabrik EL-Mahala El Kubra pada 6 April 2008. Saat mogok kerja itu benar-benar dilakukan, para pendukung yang berasal dari para blogger, wartawan independen dan aktivis ditangkap dan diperlakukan kasar oleh polisi dan antek rezim Husni Mubarak. Beruntung teman-teman pendukung lainnya berhasil mengumpulkan pengacara dan dukungan keamanan untuk melindungi mereka yang terlibat dalam aksi mogok kerja tersebut.



Bermula dari Gerakan Pemuda 6 April, Asmaa'a dan teman-temannya terus mengasah kemampuan untuk benar-benar menjadi seorang aktivis anti kekerasan, dari pengalamannya ia belajar banyak hal, mulai dari memahami jaringan kerja dan mengalahkan rasa takut ketika melakukan protes melawan rezim. Jaringan terus ditambah sembari tetap mengkoordinasikan dan mengorganisasi demonstrasi kecil. Sebagian besar aksi itu dilakukan melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan blog.


Dalam melakukan aksinya, ancaman dan tekanan dari pihak rezim Husni Mubarak terus dihadapi gadis ini, sehingga sempat membuat khawatir ibunya. Puncaknya adalah saat mencuatnya revolusi Tunisia yang berhasil menjatuhkan rezim yang telah berkuasa selama 23 tahun, hal ini mengispirasi Aamaa' dan rekan aktivis yang lain, bahwa ada harapan untuk menumbangkan rezim ototriter. Disaat tekanan dan ancaman semakin keras menerpa, membuat banyak aktivis menggunakan nama samaran dalam blog atau website mereka. Namun Asmaa'bertindak lain, ia mendobrak semua ketakutan itu dengan merelease videonya pada tgl 18 Januari 2011, tanpa nama sasaran, tanpa topeng untuk menutup wajah. Keberanian dan tajamnya kata-kata darinya mampu membakar semangat pemuda Mesir untuk turun kejalan. Dan hasilnya kita bisa lihat saat ini, rezim Mubarak tumbang, dan situasi politik berupa pemilihan umum menunjukkan keterwakilan tanpa rekayasa.


Dari sini kita bisa melihat dan berbuat, akan seperti apa dan apa yang akan kita lakukan dengan facebook,twitter dan blog kita? 

0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog