Search

Content

Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
0 komentar

Habibie dan Misi Keluarga





Seorang suami yang memiliki misi hidup yang jelas lalu membuktikannya sepanjang hidupnya bersama istrinya lalu juga anak anaknya bahkan menjadi misi keluarganya, seolah bagai mata air inspirasi dan manfaat yang tak habis habisnya.

Pak Habibie, misi nya sejak muda, cuma satu, bagaimana membangun kedirgantaraan yang khas Indonensia sehingga memberi manfaat sebesarnya besarnya bagi bangsa Indonesia. Misi yang mengkristal dalam tempaan kehidupan semasa muda, diikrarkan di ranjang rumah sakit dalam keadaan nyaris mati, lalu dibuktikan selama hidupnya sampai kini.

Lihatlah bagaimana lelaki sejati itu tak kenal pensiun sampai Allah nanti mewafatkannya, mengapa? karena ia terus menunaikan misinya, panggilan hidupnya, tugas spesifiknya, peran peradabannya yang apabila tercapai (accomplished) maka tercapailah maksud penciptaan Tuhannya atas dirinya.

Lihatlah sorot mata nya berapi api jika berbicara misi dan visi hidupnya, ia seolah pemuda 19 tahun dalam tubuh seorang kakek berusia 81 tahun. Lihatlah kegeraman lelaki sejati itu kepada siapapun yang dianggap menghalangi misi suci hidupnya itu.

Lihatlah beliau bahkan berhasil membawa istrinya dan anak anaknya kepada keluhuran misi visi personalnya yang kemudian menjadi misi visi keluarganya bahkan kini misi visi keturunannya.

Ilham Habibie, putra sulungnya, hasil "pendidikan" istrinya, Ainun, yang berhasil menurunkan misi, visi dan value Habibie menjadi proses "pembudayaan" atau "pemeradaban" di rumahnya. Hanya ada 2 orang yang mengambil S3 bidang pesawat terbang di muka bumi, yaitu Habibie dan Ilham Habibie. Misi keluarga yang ajeg dan hebat dinarasikan akan membuat pendidikan di rumah memiliki sandaran dan pijakan yang kokoh untuk bergerak.

Ia, Habibie, tak mencari harta, ia tak mencari kekuasaan, ia tak mencari popularitas, ia fokus mencari makna, ia fokus pada misinya, ia bersuka dan berduka menjalani segala ujiannya, jalan mendaki lagi sukar, namun dengan misi yang jelas terpampang di depan mata dan terhunjam di dalam dada. Lalu Allah berikan harta, kedudukan bahkan posisi presiden yang tak pernah sedetikpun menjadi ambisinya. Baginya itu semua tak ada artinya dibandingkan manfaat besar bagi bangsanya berupa rancangan pesawat khas Indonesia beserta manfaatnya.

Tak seperti kebanyakan pejabat yang mati gaya ketika tak berkuasa, tetapi Ia, Habibie tak berhenti berlari ketika jabatan kekuasaan tak lagi di tangannya karena bukan itu tujuannya, ia bahkan kini berlari lebih cepat dari sebelumnya melampaui masa ketika masih di Nurtanio dan PT DI. Ia seolah ingin berpacu menemui Robbnya dan menjemput syurganya dengan karya karyanya yang semakin memberi manfaat dan rahmat bagi bangsanya dan dunia. Sungguh pacuan akhir yang mulia.

Bukan hanya itu, misi personal yang menjadi misi keluarganya, membuat ikatan cinta yang kuat pada istri dan anak anaknya. Betapa nyaris hancur hatinya ketika Ibu Ainun, wanita yang senantiasa mendukรนng misi nya, dipanggil Allah lebih dulu. Namun sebagaimana tahun tahun jatuh bangun dalam kehidupannya, misi hidup atau panggilan hidup itulah yang membuatnya bertahan, terus bangkit dan berlari.

Benarlah pesan yang mengatakan, "carilah kebenaran, jangan cari ketenaran. Jika kau cari kebenaran, maka kau akan dapat keduanya".

Maka wahai para Lelaki sejati, mari temukan misi personalmu dengan kokoh dan azzamkan untuk mewujudkannya sepanjang hidup lalu kelak jadikanlah misi keluarga untuk diwujudkan bersama dan menjadi legacy bagi ketururunanmu. Engkau kan lihat cintamu abadi pada istri dan anak anakmu juga negeri dan Tuhanmu.


Oleh : Ustd.Harry Santosa
Baca selengkapnya »
0 komentar

Fokus Saja Pada Peranmu Sekarang





Saya pernah mendengar kisah tentang seekor rusa bunting yang merasa akan segera melahirkan anaknya. Dia berlari mencari tempat yang nyaman untuk melahirkan, dekat semak di pinggir sebuah sungai. Ternyata mendung makin pekat, langit gelap. Rusa betina dikagetkan oleh suara petir yang begitu menggelegar, ternyata petir itu menyambar pohon dan mengakibatkan kebakaran di seberang hutan.
Rusa betina meringis sendirian, belum habis kagetnya seekor singa mengaum tak jauh dari tempatnya berada. Nyeri jelang persalinannya kian terasa, ia tak lagi mampu berdiri apalagi berlari. Diam dalam kekhawatiran yang membesar seperti api di seberang hutan. Ia masih mengedan saat seorang pemburu mengarahkan busur ke arahnya. Ia tak tahu hendak lari kemana, di depannya pemburu bersenjata, di belakangnya singa lapar yang mengincar di kanannya hutan terbakar dan kirinya sungai yang dalam.
Lalu ia pun diam, tak hendak lari kemanapun. Sebagian karena tak punya pilihan, sebagian karena telah hilang kekuatan, sebagian karena buntu berpikir. Ia pasrah, ia hanya ingin melahirkan saja anaknya ke dunia dan segera memeluknya. Ia melakukan saja apa yang bisa ia lakukan saat itu : melahirkan anaknya.
Hujan menggerimis, badan mungil anak rusa mulai terlihat keluar dari jalan lahir. Darah mengucur, menderas bersama hujan. Panah pemburu melesat, buyar konsentrasinya melihat pertamakalinya rusa melahirkan. Tasss, auman keras terdengar disusul suara rebah.
Ternyata panah pemburu itu mengenai singa lapar di ujung sungai. Api berangsur padam seiring hujan. Seekor anak rusa jantan lahir lunglai, tapi selamat. Rusa betina itu masih di tempatnya, tak hendak lari kemana-mana. Ia hanya mendekap dan menjilati tubuh anaknya. Babak barunya sebagai ibu dimulai, kini ia tak bisa lari kencang sendiri. Tapi kini ia tahu bahwa dalam kelemahannya, ia lebih kuat kini. Bukan karena mampu mengatasi semua masalah, tapi karena ia tahu bahwa ia sejatinya tak pernah sendiri. 
----------------
Barangkali saat ini anda berada pada situasi yang lebih sulit dari rusa betina. Ada banyak kekhawatiran yang singgah di kepala, tentang yang sudah berlalu dan tak bisa anda ubah. Tentang semua kemungkinan yang bisa saja terjadi dan anda tak tahu cara mengantisipasinya. Juga tentang semua beban di pundak yang membuat badan anda tak lagi tegak berjalan bahkan hilang kata dan kekuatan.

Anda memang tak bisa memikirkan dan mengatasi semuanya sekaligus, hari ini. Apalagi perihnya sakit dari luka yang masih menganga dalam sudut jiwa, belum lagi anda temukan obatnya. “ah, biarlah waktu yang membawa keajaiban” ujar anda menghibur diri sendiri.
Padahal anda tahu benar bahwa waktu tak punya kuasa apapun. Andalah kini aktornya, seumpama ada penambahan waktu untuk berlaga di tas ring tanding. Sungguh tambahan waktu itu tak berarti apa-apa jika anda sendiri menolak bangkit dan terkulai menyerah. Ini bukan tentang tambahan waktu atau kesempatan, tapi tentang kesadaran bahwa anda dan dia benar-benar ingin memperjuangkan satu tujuan mulia atau tidak?
Pernikahan adalah tentang dua orang yang bekerjasama, bukan tentang satu orang yang berjuang tapi satunya menjatuhkan. Bukan tentang satu orang yang mengayuh dan satu orang lagi merusak biduk yang berlayar. Sekuat apapun anda kayuh, jika satu orang lagi terus merusak perahu, akan karam juga.
Tambahan waktu untuk berlayar, tanpa ada komitmen menghentikan perusakan : hanya akan membuat tenaga makin habis, membawa perahu anda ke samudra yang lebih dalam dan ombak yang lebih ganas : makin jauh dari tepian.
Anda memang tak bisa mengatur kekuatan ombak, tak bisa mengendalikan arah angin, tak bisa mengusir hiu-hiu, tak bisa menunda gelapnya malam, tak bisa mempercepat datangnya pagi. Ada banyak hal yang tak bisa anda atur dan anda kendalikan, begitu pula anda tak bisa mengatur hatinya, tak bisa mendikte cintanya, tak bisa memastikan taubatnya. Semua itu bukan dalam genggaman tangan anda.
Karena itu tak perlu anda pikirkan semua, karena anda tetap butuh waras untuk melanjutkan kehidupan anda dan anak-anak. Focus saja pada kendali di tangan anda, lakukan tugas anda sebagai hamba Allah sebaik-baiknya. Tak perlu memikirkan semuanya, termasuk omongan orang lain tentang anda. Mereka penonton yang melihat dan bersorai dari kejauhan.
Tak perlu takut sendiri, toh kita lahir seorang diri, mati dan mempertanggungjawabkan semuanya sendiri lagi.
Pada orang yang bersabar atas semua derita, kami disuruh Allah agar menyampaikan kabar gembira. Loh lagi menderita kok diminta gembira ? ya, karena mengikat diri secara permanen dalam penderitaan dan kekhawatiran hanya akan membuat anda putus harapan dan makin jauh dari Allah.
Pikirkan lebih banyak alasan untuk bersyukur dan melanjutkan kehidupan dengan RahmatNya. Bergembiralah sahabatku, atas penderitaan yang kau alami “ah, apakah aku masih punya alasan untuk bergembira?”
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al-Baqarah: 156) Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 157)
Sabar itu bukan menikmati penderitaan dan menyerah dalam kehinaan. Sabar bermula ketika anda menyadari bahwa apa yang terjadi hari ini bukan sebuah kebetulan, bukan sebuah kesia-siaan dan bukan coba-coba.
Karena itu anda tak ingin menyalahkan apapun dan siapapun, juga tak mau berandai-andai, tak melarikan diri atau memaki. Anda terima dan anda hadapi, sepenuh kesadaradan bahwa musibah hari ini adalah bagian dari kesalahan anda juga dan anda bersedia bertanggngjawab untuk menyelesaikannya. Anda tunduk menyadari bahwa “sesungguhnya kami adalah milik ALLAH dan padaNYalah kami akan kembali” 
.
.
.

Anda memilih untuk mengingat ALLAH, sebelum mengingat semua kekhawatiran dan ketakutan yang mungkin terjadi. Karena itu anda tenang, karena anda sadar benar bahwa anda memiliki ALLAH dan melibatkanNYA. Tak ada pikiran cemerlang dalam kegalauan, tak akan bisa mengambil keputusan tepat dalam kekalutan. Musibah ini adalah jalan kembali pulang pada ALLAH, mendekat padaNYa, mendengarkan petunjukNYa, bersedia taat pada PerintahNYa. Mudah ? tentu saja tidak, karena itu berarti anda harus meredakan gelombang jiwa yang sedang gemuruh, menepikan selera dan keinginan pribadi semata.
Dengan demikian anda tak lagi mengambil keputusan berdasarkan suka atau benci, juga bukan karena paling mudah atau kecil risiko.
Ini adalah episode merajut keyakinan, mengikat keberanian, menyandarkan diri pada pemilik sebenarnya. Jika anda memiliki ALLAH, maka anda memiliki segalanya. Tapi jika Anda kehilangan ALLAH maka anda sudah pasti kehilangan segalanya. Bukankah gelanggang terberat adalah pertarungan dengan diri sendiri ? memastikan bahwa semua niat dan keputusan kita LILLAH. Lurus, bersih, ikhlas.
Baru setelah itu tugas anda selanjutnya bertindak dengan cara benar dan baik. Pada apa yang jadi fokus dan tanggungjawab anda, dengan sepenuh kesungguhan. anda bukan sedang mempersiapkan jawaban di pengadilan agama, tapi di mahkamah hisabNYA. Karena itu pastikan bahwa apa yang ada putuskan dan anda lakukan, adalah yang terbaik yang bisa anda upayakan dengan semua kekuatan. Anda, dia dan semua orang di dunia berlomba dengan waktu kematian masing-masing, itulah deadline sebenarnya.
Segera move on, jangan sampai sisa waktu kita habis sementara bekal belum cukup untuk menemuiNYA dan mempertanggungjawabkan semua amanah. Selebihnya biar ALLLAH yang menyelesaikan dengan caraNYA. Karena itu kita menyisakan ruang tawakkal. Darisanalah keajaiban-kejaiban tercipta ….
Maafkan saya yang belum banyak membantumu, 

Sumber Tulisan : 

NininKholida

Semarang 17 Februari 2018

Baca selengkapnya »
0 komentar

Ayah ada Ayah Tiada



Sebenarnya judul tema ini saya ambilkan dari judul buku tulisan ust Irwan Rinaldi salah seorang praktisi fatherhood ,berisi tulisan puisi anak-anak yang mengharapkan kehadiran ayahnya tidak hanya fisik tapi juga utuh mendampingi mereka secara psikologis. Sempat berdiskusi lama dengan beliau, baik saat seminar, dan kebetulan pernah kerumah kami untuk berdiskusi.

Kehadiran ayah dalam pengasuhan sangatlah penting, sehingga peran ayah tidak hanya sebagai pencari nafkah saja namun juga berperan sebagai nahkoda dalam pengasuhan sebuah keluarga.

Peran ayah sangat penting dalam pembentukan ego anak , menahkodai keluarga dalam membuat family core mision maupun family strategic planing, membersamai anak dalam menghadapi fase Aqil baligh,dll

Kenapa tema-tema tentang kehadiran Ayah sering coba disampaikan?,karena selama ini secara jamak,masyarakat kita menganggap peran pengasuhan ya tanggung jawab ibu,  sampai bahkan ketika ada ayah yang berbelanja sayur mayur di warung atau pasar,biasanya akan ada yang bertanya ,ibunya mana pak?

Saya aktif di dunia sosial dan kemanusiaan sejak tahun 2005,dan banyak menjumpai, kasus-kasus sosial seringkali ada karena tidak hadirnya ayah dalam pengasuhan keluarga.
---
Ayah..
Pernahkah ayah, sebelum berangkat bekerja menyempatkan waktu untuk sejenak berpamitan dengan khidmat kepada anak-anak, menunduk,mencium tangan ananda kemudian berkata, nak doakan ayah ya nak, ayah akan berangkat mencari nafkah yang halal untuk keluarga kita...Doakan ayah ya nak..
Ayah..Momen perpisahan itu saat yang paling membuat sedih ananda

Ayah..
Pernahkah ayah bercerita saat menjelang tidur anak-anak, sambil menceritakan tentang gagahnya Rasulullah, Umar bin Khatab, Khalid bin Walid,dan sahabat yang lain, kemudian menggendong ananda di pundak,atau membiarkan ananda bergelantungan dipundak? Ayah..Ananda akan belajar banyak tentang kegagahan itu dari ayah..

Ayah..
Pernahkah ayah menanyakan sambil memeluk ananda, kondisi ananda hari ini? Apakah bahagia?Ataukah sedang sedih? ..
Ayah masuklah kedalam relung jiwa ananda

Ayah..
Hayuk kita hadir membersamai istri kita dalam pengasuhan ๐Ÿ˜Š


---

Oh ya, jika Ayah atau Bunda menginginkan e book Ayah Ada Ayah Tiada bisa kontak saya di email indrabudilegowo@gmail.com , gratis.
Baca selengkapnya »
0 komentar

Indeks Fitrah Keayahan : Fitrah based Life Fathering Assessment









Tulisan ; Ust Harry Santosa

Banyak para Ibu atau Istri mengeluh, bahwa Suaminya sulit diajak terlibat dalam mendidik anak, bahkan kadang nampak "tidak memahami perasaan" istrinya, atau kurang tangguh dalam kehidupan dsbnya.
Ini dikarenakan banyak ayah merasa bahwa fungsi atau perannya hanya mencari nafkah semata, sebagian besar ayah lebih memilih sibuk tenggelam dalam pekerjaannya atau bisnisnya.
Jika didalami lagi, penyebabnya bisa karena aqidah (keimanan), banyak ayah tidak menyadari bahwa mendidik anak adalah bagian dari aqidah. Padahal Dialog ayah dan anak di AlQuran mencapai 14 dialog, dari 17 dialog antara orangtua dan anak. Dan Ayah ayah hebat di alQuran, keimanan mereka berwujud pada misi hidup yang hebat dan kemampuan mendidik anak yang keren dan bijak.
Penyebab lainnya bisa jadi karena ego yang cidera, salah karir, tidak jelas misi hidupnya, tidak punya sosok ayah yang hadir membersamai ketika masa anak, terlalu banyak dekat ke ibu, dsbnya
Diperparah juga oleh sistem pendidikan di sekolah maupun di rumah, tidak pernah menganggendakan serius bagaimana menumbuhkan fitrah kelelakian sehingga berkembang paripurna menjadi peran keayahan bahkan tak pernah memberitahu apa sesungguhnya peran sejati seorang ayah.
Sebagian ayah yang mulai menyadari kekurangan perannya, namun bingung dari mana memulainya.
Tulisan ini ingin memaparkan 2 hal, yaitu kesejatian peran Ayah sesuai aspek fitrahnya, dan bagaimana mengukur indeks fitrah keayahan agar mengetahui "seberapa ayah" diri kita atau suami kita, agar kelak mudah merencanakan pengembangannya untuk menjadi ayah sejati.
A. Peran seorang Ayah atas fitrahnya atau fitrah Keayahan adalah sebagai berikut:
1. A Man of Mission & Vision,(Fitrah Keimanan)
Sepanjang sejarah Peran seorang Ayah adalah pemimpin yang membangun Aqidah (faith & spirituality) atau Keimanan. Wujud keimanannya akan nampak pada kejelasan Misi Hidup dan Visi Hidupnya juga nilai nilai (core value) yang diyakininya baik disadari atau tidak. Ketika menikah Misi Hidupnya ini menjadi MIsi Keluarga, ayahlah yang menemukan Misi Keluarga, menunjukkan cara menempuhnya dan menarasikannya dengan hebat. Family Mission ini kelak menjadi family business dan family legacy sebagai perjuangan utama yang dilakukan bersama anak dan pasangan serta bisa diwariskan
2. Professionalisme or Business Builder (Fitrah Bakat)
Peran ayah juga adalah pembangun profesionalisme baik dalam karir maupun bisnis atas fitrah bakatnya. Ayah di masa lalu menurunkan profesinya pada anak anaknya, menjadi guide and coach talent sejak di rumah sampai kepada bisnis keluarga. Ayahlah yang membawa Family Mission menjadi Family Business termasuk family branding untuk memberikan solusi kepada masyarakat dalam satu atau lebih bidang kehidupan dalam profesi atau bisnis.
3. Thinking System Builder (Fitrah Belajar dan Bernalar)
Peran ayah adalah juga pembentuk sistem berfikir dan nalar (logika) bagi anak dan pasangannya. Ayahlah yang merancang grand design pengetahuan dan pembelajaran di rumah, merancang family innovation melalui pengelolaan aset pengetahuan dan kearifan di keluarga.
4. Masculinity Supplier & Education Responsibility (Pensuplai Maskulinitas - Fitrah Seksualitas)
Peran Ayah berikutnya adalah sebagai pensuplai maskulinitas (75%) bagi anak lelaki agar tangguh dan (25%) bagi anak perempuan agar tidak rapuh. Aktifitasnya adalah membangun cinta dan kedekatan dengan kualitas dan kuantitas relasi yang cukup baik.
Dalam dimensi maskulinitasnya ini pula, para Ayah menjadi Imam (pemimpin) sekaligus memiliki peran PenanggungJawab Pendidikan di keluarganya. Ia barangkali lebih sering di luar rumah, namun tanggungjawab pendidikan ada penuh di tangannya, dan ini memudahkan istrinya di tataran eksekusi keseharian.
5. Ego System & Eco System Builder: (Fitrah individualitas dan Sosialitas)
Peran ayah berikutnya adalah sang Pembangun Sistem Ego (fitrah individualitas) melalui Self Acceptance & Self Awareness, agar kelak anak mampu hidup dalam sistem sosialnya. Bermain bersama ayah adalah melatih kehidupan bersosial.
6. Narator Peradaban & Great Communicator (Fitrah Bahasa dan Estetika)
Ayah adalah sang narator peradaban. Dialah yang membangun kesantunan bicara, mampu menarasikan misi perjuangan keluarganya, membangun keindahan, keharmonian, kedamaian, dan kesantunan di rumah.
Seorang Ayah harus "sakti" lisan dan telinganya.
7. Family Growth and Development Builder (Sang Raja Tega - Fitrah Perkembangan)
Ayah berperan mengembangkan mindset dan kedewasaan serta ketangguhan. Peran ayah dalam dimensi peran ini adalah "Sang Raja Tega", atau pembangun ketangguhan di rumah, memberi ruang seluasnya untuk mengambil peran dan tanggungjawab bagi anak dan istrinya.
8. Health & Physical Skill Developer (Fitrah Jasmani)
Ayah adalah juga pengembang keterampilan fisik, kesehatan atau budaya hidup sehat di rumah. Sejak pola makan, pola tidur, pola gerak dan pola bersih. Ayahlah sebenarnya mengembangkan kesehatan fisik dan lingkungan, makanan halal dan thoyieb (nature food), mencegah stress dll Ayah juga yang melatih olahraga atau keterampilan fisik tertentu untuk membangun kesehatan personal maupun komunal.
_________________
B. Fitrah based Life Fathering Assessment
Lihat gambar lingkaran di bawah
KIta akan mengukur seberapa indeks keayahan diri kita, sebelum kita nanti merencanakan pengembangannya

Bagaimana cara mengisinya, tunggu tulisan berikutnya
Dalam skala 1–10, silahkan dengan jujur, diberi score ada di level berapa Peran Keayahan anda dalam 8 area peran ayah sesuai fitrah keayahan
1. A Man of Mission & Vision:
Berikan Score 1 – 3 jika tidak punya Misi Personal atau masih mencari atau masih generik misalnya "ingin bermanfaat" atau "ingin beribadah" atau "ingin seperti orang shalih" dll. Belum memiliki nilai (core value) yang diyakini sejak muda. Merasa tidak penting punya misi hidup atau tidak merasa bahwa misi hidup adalah bagian penting dari keimanan.
Beri Score 4-5 jika Ayah sudah punya Misi Personal spesifik tapi belum jadi Misi Keluarga yang didukung penuh bersama. Sulit mensinergikan dengan misi pasangan atau bingung mengaplikasikannya. Belum menjadi hal yang menjadi landasan penuh bagi semua pengambilan keputusan di rumah seperti keputusan pengembangan kurikulum di rumah, keputusan bisnis,
Beri Score 6-7 Jika Misi Ayah sudah mantap menjadi Misi Keluarga yang sudah disepakati dan disinergikan dengan pasangan, sudah tahu bagaimana mengaplikasikannya dan sudah menjadi landasan pengambilan semua keputusan di keluarga tapi belum banyak menebar manfaat di masyarakat.
Beri score 8 – 9 Jika Misi Ayah dan nilai nilai yang diyakini Ayah sudah menjadi Misi Keluarga dan Core Value Keluarga serta sudah menjadi ruh dari semua aktifitas keluarga dalam semua aspek kehidupan di rumah dan di masyarakat, serta sudah banyak manfaatnya untuk sekitar
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
2. Professionalisme & Enterpreneurship Builder:
Beri score 1- 3 jika belum kenal diri atau belum sadar bakat bahkan merasa tidak nyaman dengan karir (salah karir) atau merasa salah bisnis.
Beri score 4-5 Jika tahu dan sadar bakat tapi untuk kepentingan diri sendiri, belum berwujud menjadi karya solutif bagi perjuangan misi keluarga dan atau belum berwujud dalam upaya membangun professionalisme atau kewirausahaan di keluarga sesuai bakat anggota keluarga masing masing
Beri score 6-7 Jika bakat sudah menjadi karya solutif di masyarakat yang mendukung misi keluarga tapi masih sedikit manfaatnya dan tidak banyak melibatkan keluarga sehingga belum banyak berdampak pada budaya professionalisme atau kewirausahaan di keluarga khususnya dalam kinerja dan moral
Beri Soce 8-9 Jika bakat sudah menjadi karya solutif di masyarakat yang mendukung misi keluarga dan cukup banyak manfaatnya dan banyak melibatkan keluarga sehingga berdampak besar pada budaya professionalisme atau kewirausahaan di keluarga khususnya dalam kinerja dan moral
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
3. Logic & Thinking System Builder :
Beri score 1-3 jika secara personal tidak memiliki gairah atau antusias dalam belajar dan bernalar, terutama dikaitkan dengan pengembangan pengetahuan keluarga bukan hanya karir
Beri score 4-5 jika sudah bergairah belajar, tapi hanya untuk personal dirinya, belum membangun budaya bernalar dan berinovasi di rumah. Tidak memiliki relevansi antara gairah belajarnya dengan Misi Keluarga atau dengan Karya Solutifnya bagi masyarakat atas Misi Keluarganya
Beri score 6-7 Jika sudah dengan serius membangun budaya berlogika dan berinovasi seperti riset riset sederhana maupun cukup serius di rumah dan antusias belajarnya sudah ada relevansi yang kuat dengan pengembangan karya solutif di masyarakat atas Misi Keluarga. Namun masih sedikit manfaatnya di ruang publik.
Beri score 8-9 Jika seperti pada score 6-7 namun manfaatnya belajar dan inovasinya sudah dirasakan mendalam di rumah dan meluas di masyarakat.
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
4. Masculinity Supplier & Education Responsible:
Beri score 1-3 jika secara personal masih galau menjadi ayah bahkan merasa kurang jantan atau kurang tangguh. Begitupula dalam membangun relasi cinta dgn keluarga masih terbatas atau kurang baik.
Beri score 4-5 Jika merasa mantap menjadi lelaki dan menjadi ayah, cukup tangguh sebagai lelaki dan memiliki tanggungjawab besar sebagai ayah, namun belum membangun kedekatan dan menularkan peran kelelakian atau keayahan (khususnya bagi anak lelaki) di rumah. Tidak punya idea menyiapkan anak lelaki menjadi lelaki atau ayah yang tangguh, termasuk tidak punya idea menyiapkan anak perempuan agar tidak rapuh dan memahami lelaki sejati.
Beri score 6-7 Jika sudah mengambil penuh tanggungjawab dan peran kepemimpinan seorang Ayah dalam mendidik keluarga, menularkan peran keayahan melalui kedekatan yang intensif. Mampu memberi supply maskulinitas pada anak lelaki agar tangguh dan memberi supply maskulinitas pada anak perempuan agar tidak rapuh melalui beragam aktifitas di rumah. Mampu menyiapkan program agar anak kelak menjadi ayah dan ibu yang baik. Ini sekaligus menjalankan peran regeneration parenting, yaitu menyiapkan anak agar melanjutkan perjuangan misi keluarga.
Beri score 8-9 Selesai dengan peran keayahan di rumah dan mampu mendorong peran keayahan dalam kehidupan sosial (mutaqina imama) di masyarakat. Ini dilakukan dalam mewujudkan Misi Keluarga.
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
5. Ego System & Eco System Builder:
Beri score 1-3 jika secara personal masih tidak percaya diri, sering cemas ketika bersosial bahkan dalam mengambil keputusan di keluarga. Banyak menyerahkan tanggungjawab pada istri. Atau sebaliknya, sering egois dan sibuk dengan diri sendiri.
Beri score 4-5 Jika merasa mantap mengenal diri dan punya cukup percaya diri, memiliki keyakinan atas kemampuan diri, punya ego yang baik (bukan egois) untuk melindungi keluarganya, sementara juga nyaman bersosial di masyarakat, terlibat di beragam komunitas. Namun belum membangun atau tidak punya idea membangun ego anak dan istri di dalam keluarga.
Beri score 6-7 Jika Ayah sudah mengambil penuh tanggungjawab dan peran kepemimpinan dalam keluarga, menularkan ketangguhan dan ego melalui upaya membangun kepercayaan, memberikan hak hak masa anak pada waktunya, begitupula konsistensi menegakkan aturan baik di keluarga, dalam konteks menjalani hidup di keunikan alam sekitar maupun di dalam keunikan kehidupan sosial. Namun kepemimpinan di rumahnya belum melebar banyak ke masyarakat.
Beri score 8-9 Mampu melebarkan dan membesarkan manfaat keluarga kepada ruang sosial kehidupan yang lebih luas, mampu berkolaborasi sekaligus memimpin jika diperlukan. Siap menjadi imam dan siap menjadi ma'mum (collaborative leadership). Pada titik ini keluarga eksis di masyarakat, menjadi icon bagi manfaat tertentu di masyarakat, dan memiliki family branding atas manfaat di masyarakat.
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
6. Narrator of Civilization and Great Communicator :
Beri score 1 – 3 Jika Ayah tidak punya dialog yang baik di rumah. Tidak sensitif terhadap perasaan istri dan anak. Penutur dan komunitor yang buruk.
Beri score 4 – 5 Jika Ayah penutur dan pendengar yang baik, cukup banyak dialog namun dialog atau tutur yang ada sebatas membangun komunikasi dan belum jadi narasi besar yang relevan dengan Misi Keluarga.
Beri score 6 – 7 Jika narasi Ayah sudah disampaikan dengan jelas dan utuh di ruang keluarga, membangun narasi dan budaya untuk memperindah peradaban seperti mendamaikan manusia dan melestarikan bumi. Narasi Ayah sudah relevan dengan MIsi Keluarga dan mampu menginspirasi keluarga dalam mewujudkan misi keluarga untuk semakin melebarkan manfaatnya di masyarakat secara mendalam, namun sampai sekarang masih sedikit manfaatnya di masyarakat.
Beri score 8 – 9 Jika narasi Ayah sudah semakin kuat mewarnai misi keluarga dan melebar manfaatnya di masyarakat, memberikan kedamaian dan kelestarian dstnya.
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
7. Personal Growth and Development Builder:
Beri score 1 – 3 jika Ayah merasa banyak hambatan untuk merubah mindset apalagi mengembangkannya. Merasa kurang dewasa dan tak tangguh. Secara umum merasa stuck dan tidak ada pengembangan diri intensif di rumah maupun dalam karir dsbnya. Kehidupan sangat membelenggu dan jebakan rutinitas atau masa lalu menghalangi segalanya
Beri score 4 – 5 Jika Ayah merasa cukup dewasa. Memang ada mindset yang harus dirubah serta dikembangkan, namun merasa yakin mampu melakukannya walau sulit. Namun masih dalam skala pengembangan diri personal, belum berupaya serius untuk menjadi pengembangan diri di rumah untuk anak dan istri. Apa yang dilakukan masih sedikit membangun kedewasaan keluarga dan belum relevan dengan Misi Keluarga
Beri score 6 - 7 jika pengembangan kedewasaan sudah berjalan baik di keluarga, sudah relevan dengan Misi Keluarga namun sedikit dampaknya bagi perjuangan mewujudkan Misi Keluarga sehingga masih sedikit manfaatnya bagi kehidupan dan masyarakat.
Beri score 8 – 9 Jika pengembangan kedewasaan Ayah memberi dampak cukup besar pada keluarga dan masyarakat karena relevan radikal dengan Misi Keluarga
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
8. Healthy & Physical Skill Developer:
Beri score 1 -3 jika tidak ada tradisi rutin untuk pola gerak, pola makan dan makanan, pola tidur serta pola kebersihan di rumah. Pola kesehatan yang buruk secara personal
Beri score 4 – 5 Jika Pola kesehatan Ayah sudah sangat baik, nampak dalam upayanya sebagai "coach kesehatan" di dalam keluarga untuk membangun tradisi gerak atau olahraga yang teratur dan seru, pola makan dan makanan yang baik, pola tidur dan istirahat yang bagus, serta pola bersih yang teratur, namun nampak belum direlevan dengan Misi Keluarga, atau tidak direncanakan untuk mendukung Misi Keluarga.
Beri score 6 – 7 Jika hidup sehat sudah menjadi budaya di rumah dengan Ayah sebagai perancang pola hidup sehat khususnya pola gerak dan pola tidur yang baik namun belum mendukung perjuangan Misi Keluarga. Memperjuangkan misi keluarga adalah perjuangan besar sehingga membutuhkan kesiapan fisik yang relevan
Beri score 8 - 9 jika secara keseluruhan, ayah berhasil merancang dan membangun budaya sehat di rumah dan sudah berhasil direlevankan dengan misi keluarga dan mendukung penuh perjuangan mewujudkan misi visi keluarga sehingga semakin banyak menebar manfaat. Terkait bidang kesehatan, walau bukan misi keluarga, ayah bisa juga melebarkan budaya sehat di rumah, kepada masyarakat sekitarnya.
Beri score 10. ... (biarkan kosong untuk pengembangan)
________________
C. Pengembangan Fitrah Keayahan
Jika sudah diberi score, maka
1. Jadikanlah bahan renungan dan refleksi, mengapa score itu terjadi, 
2. Galilah lebih dalam apa penyebabnya. Temukan akar masalahnya 
3. Munculkan idea2 kreatif untuk mengembangkannya. 
4. Buatlah draft atau prototype rencana pengembangannya dan inventaris siapa yang dapat membantu. Detailkan waktu, biaya dan durasinya.
5. Konfirmasikan dengan pasangan 
6. Ekskusi rencana pengembangan 
7. Berdoalah agar diberikan Taufiqullah.

Mari sambut panggilan Allah SWT untuk menjadi Ayah Sejati, InsyaAllah Allah akan mampukan dan membuat kehidupan kita menjadi semakin baik.
Salam Pendidikan Peradaban

Sebagai catatan: Jika kebanyakan score adalah 1-3 , maka ada kemungkinan mengalami banyak Ilness atau luka di masa lalu atau sepanjang pernikahan. Ini kemungkinan memerlukan terapi serius jika diperlukan.
Baca selengkapnya »
0 komentar

Kacamata Selam



Setiap bulan,kami menyisihkan anggaran yang langsung diberikan kepada anak-anak, agar dipakai untuk memenuhi kebutuhan belajarnya sesuai yang ingin dipelajari. Biasanya anak-anak menambahkan dengan dana celengan mereka.




Bulan ini Faza n Kholid memutuskan membeli kacamata selam, dan kemudian langsung ingin dipakai.


Di kolam yang kedalaman 150 cm,kalau Faza sudah bisa nyebrang bolak-balik dan berenang mengelilingi kolam beberapa putaran, sy yang agak was-was karena harus mengikutinya khawatir juga

Kalau Kholid masih asik dengan eksperimennya, tipikalnya pembelajar otodidak yang nda mau diajari. Selera humornya juga tinggi
๐Ÿ˜€
, saat pertama masuk kolam dalam Kholid nanya
Kholid : Bi.. aku kok bisa ngambang ya, kenapa ya..
Saya : kalau menurut Kholid kenapa ?
Kholid : aku tau bi..Kayaknya dibawah kolam renang ada kipas anginnya ya..
Saya :
๐Ÿ˜…
Baca selengkapnya »
0 komentar

Tukang Cukur Madura



Tour profesi kali ini mengunjungi tukang cukur Madura. Belajar kegigihan beliau diperantauan dan profesionalnya beliau jadi tukang cukur. Diajak ngobrol dengan logat khas maduranya.

Jangan salah, penghasilan tukang cukur Madura ini bisa melebihi gaji pegawai. Jika tarif terendah cukur 13.000 per orang, setiap hari ada sekitar 30-50 orang yang cukur dana yang diperoleh dikisaran lebih dari 300 ribuan setiap harinya. Semakin baik layanannya semakin banyak pelanggannya. Dan rata-rata tukang cukur Madura menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menyumbang pesantren di daerah.

Banyak belajar, banyak tour, banyak mendapat pengalaman kehidupan.
Baca selengkapnya »
0 komentar

WORKSHOP PENDIDIKAN AQIL BALIGH



๐Ÿ“ข๐Ÿ“ข Semarang Home Education based on Akhlaq & Talents (*HEbAT*) Community ๐Ÿ“ข๐Ÿ“ข
Mempersembahkan:
๐Ÿ’Ž๐Ÿ’ฆ WORKSHOP PENDIDIKAN AQIL BALIGH ๐Ÿ’ฆ๐Ÿ’Ž
untuk Orang Tua, Calon Orang Tua, dan Pendidik
☀ Islam tidak mengenal REMAJA (adolescence) yaitu kondisi Aqil tapi belum Baligh, atau Baligh tapi belum Aqil. Bahkan dunia tidak mengenal istilah remaja sampai abad ke 19‼
๐Ÿ’ฆ Masa pembocahan dan pelambatan 'kedewasaan' ini akhirnya memunculkan masalah yang terlalu banyak seperti kriminalitas, obat bius, tawuran, pornografi, perkosaan, bullying, seks bebas, hamil diluar nikah, pelecehan, kejahatan seksual pada anak, narkoba dlsb yang dilakukan "anak" REMAJA.
๐Ÿ˜€ Itulah kenapa generasi Aqil-Baligh perlu dipersiapkan dengan serius karena kita ingin lahir generasi yang konstruktif.
๐Ÿ’ฆ Dalam pendidikan Islam usia 10 tahun adalah "titik kritis" karena inilah batas akhir masa bermain, dan memasuki periode penggemblengan bakat & akhlak di fase latih Pre Aqil-Baligh sebagai persiapan agar mandiri & berkarya dengan AKHLAK MULIA saat AQIL-BALIGH di usia 14-15 tahun.
☀ Jika seluruh aspek FITRAH ANAK tidak ditumbuhkan pada fase LATIH pre aqil-baligh (11-14th) maka hasilnya adalah orang dewasa yang kekanak-kanakan, galau, nampak luntang-lantung, dan masih belum selesai menemukan jati dirinya.
๐Ÿ’ฆ Ingatlah bahwa Rasulullah SAW magang bersama pamannya berdagang ke Syams (Syiria) sejak usia 11-12 tahun ^^
๐Ÿ˜€ Mari kita didik anak kita untuk segera menjadi aqil-baligh, bukan remaja. Agar para ibu-pun bisa kembali berkiprah dalam skala lebih luas. Anak-anak Jepang 18 th telah aqil-baligh, sedangkan anak Indonesia baru 24 th aqil-baligh. Padahal seorang Muslim seharusnya paling lambat 13 tahun sudah aqil-baligh.
๐Ÿ’ฆ Sesuai fitrahnya seharusnya AQIL tiba bersamaan dengan BALIGH.
๐Ÿ”Š๐Ÿ”Š๐Ÿ’Ÿ Ikutilah Workshop "Pendidikan Aqil Baligh" HEbAT Semarang Community ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ”Š๐Ÿ”Š
for Parents, Parents to-be, Educators
๐Ÿ“ Materi
๐Ÿ’ง Problem Keremajaan
๐Ÿ’ง Pendidikan Aqil-baligh
๐Ÿ’ง Desain Kurikulum Aqil-Baligh
๐Ÿ‘ฅ Bersama:
๐Ÿ“šUstad Adriano Rusfi, M.Psi
Coach Nasional Psikolog Pendidikan "Aqil Baliq", Konsultan Senior PPSDM, Anggota Dewan Pakar Masjid Salman ITB, Konsultan SDM & Pendidikan independen, Psikolog Muslim Gerakan Indonesia Beradab
๐Ÿ“… Waktu Acara
๐Ÿ—“ Sabtu , 18 Februari 2017
๐Ÿ•ฐ 08.00 - 16.30 wib
๐Ÿก Lokasi Acara
Gedung LPMP Jawa Tengah
Jln. Kyai Mojo, Srondol Kulon,
Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
๐Ÿƒ๐ŸŒ Fasilitas Acara
๐Ÿฑ Makan siang
๐Ÿฎ Snack
๐Ÿ“‚ Handout
๐Ÿ’ ... Segera daftar...✏
๐Ÿ”œ SEAT TERBATAS ๐Ÿ’บ๐Ÿ’
๐Ÿ‘’ CP. Bunda Zahara
WA ☎ +6285740087704
Ketik:
AQB#single/couple(nama suami/istri)#KC#nama anak,usia
๐Ÿ’Œ Investasi:
150 rb,- /single
270 rb,- /couple (suami-istri)
(Transfer s.d 14 Februari)
๐Ÿšบ Kids Corner ๐ŸŽ€
(Daycare, Snack, Makan siang)
๐Ÿ—ณ 60 rb,-/anak
Baca selengkapnya »

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog