Bulan ini, tidak terasa anak kami yang pertama berusia 3 tahun..masa-masa golden age, masa-masa menanamkan harapan, mimpi-mimpi dan optimisme. Beberapa pekan yang lalu kami sudah mendaftar di salah satu Play Group..saat hendak melakukakan pendaftaran ulang dan pengukuran badan untuk seragam..saya dan istri rapat :) seperti biasa setiap akan ada keputusan penting kami berdiskusi, apalagi ini terkait pendidikan anak kami.
Hasilnya, kami memilih untuk mundur dari Play Group, kami memilih alternatif untuk melakukan Home Schooling di rumah. Budget yang tadinya digunakan untuk biaya bila masuk ke PG kami gunakan untuk melengkapi kebutuhan Home Schooling.
Selama ini banyak yang salah kaprah terhadap Home Schooling, seolah home schooling hanya mengganti ruang yang di sekolah di pindah ke rumah dengan metode yang sama, seperti pengajaran di sekolah yang dibatasi dengan waktu.
Home Schooling adalah belajar 24 jam dirumah dan semua lingkungan yang dapat menumbuh kembangkan dan menstimulus kemampuan anak kami, kami akan terus mengevaluasi dan mengobservasi sampai sejauh mana efektifitasnya. Dengan alat ukur yang jelas. Kami ingin belajar bersama anak kami, membersamai kemudian secara bersama menumbuhkan. Bukan hanya sekedar belajar untuk meraih nilai, tapi kami ingin anak kami belajar sesuatu yang membuatnya mampu bertahan hidup sekaligus berkontribusi besar bagi kehidupan peradaban ini.
Ada saat kita akan belajar berwudhu kemudian melangkahkan kaki bersama ke masjid mendekatkan dengan Al Qur'an, kemudian akan ada banyak eksperimen yang akan kita lakukan..memlihara ikan, kelinci atau ayam kemudian mengamati sekaligus menyayanginya. Berkubang beceknya tanah untuk menanam tomat, atau berselimut jaket melihat p tani menanam kubis diketinggian. Kami akan berkemah bersama kemudian menuliskan pengalaman kami di blog..berbagi inspirasi dengan yang lain. Tekadang kita juga akan berkunjung tidak hanya ke pemadam kebakaran, tapi kita akan mengunjungi mereka para eksekutif sampai pedagang kelontong di pasar..menumbuhkan mental wirausaha sedari kecil.
Benarkah kita tidak membutuhkan institusi formal? tidak sepenuhnya benar, institusi pendidikan formal yang ada bukanlah inti dari yang kita inginkan, tapi hanya sebagai pelengkap aktivitas, kalau boleh memilih ketika usia sd kami memilih sekolah alam sebagai pilihan intitusi formal, tapi itupun sekali lagi hanya pelengkap..kami ingin terus membersamai anak-anak kami.semuanya memang butuh proses dan kami dengan senang hati akan terus belajar-dan belajar, magang dan belajar pada orang maupun institusi akan kami lakukan.
Saya yakin akan ada banyak cerita untuk dibagi....doakan kami ya :)
(Malam ini dua pria ini terlelap dalam mimpinya, kelelahan setelah hari ini ikut di acara pengobatan masyarakat, main hujan-hujanan, nonton VCD Diva bermain bersama huruf hjaiyah..oh ya anak kenalkan anak pertama kami bernama Muhammad Faza Al Banna, anak kedua kami bernama Kholid Abdul Fattah..
1 komentar:
at: 19 September 2011 pukul 23.10 mengatakan...
wah mantapz mas... smga sukses dg HomeSchoolingnya..
Posting Komentar