Search

Content

Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
0 komentar

Kesabaran Memanen Nira Menjadi Gula




Disaat pagi, nira dipanen satu persatu dari pohon ke pohon. Menapaki pohon yang jika dihitung bisa lebih dari 1 kilometer memanjat.





Kemudian nira dimasak, ditunggui sepanjang lima jam. Api jangan sampai mati untuk memastikan nira terus mendidih.





Disela memasak nira, si bapak mencari kayu bakar di hutan untuk persiapan memasak selanjutnya.

Setelah matang nira didiamkan untuk kemudian di cetak.



Saat itulah kita perlu mensyukuri bisa menikmati secangkir kopi Brown sugar latte


----
Subang, 17 Juni 2021
Baca selengkapnya »
0 komentar

Menikmati Lebaran



Alhamdulillah sudah lebih dari lima tahun anak anak full berpuasa. Dan seperti biasa kami tidak memberikan hadiah apa apa untuk pencapaian ini.

Karena sesungguhnya menikmati ramadhan itu sendiri hadiah terindah, menikmati berbuka puasa dan bersaur bersama keluarga, menikmati itikaf bersama keluarga dan teman, menikmati berbagi dan bersedekah dari apa yang bisa disedekahkan.

Kemudian, kesuka citaan ramadhan ini dilengkapi dengan kenikmatan lebaran, anak anak ikut mengatur jadwal dan packing mudik, mengatur jadwal agar tepat waktu dan tidak tertinggal kendaraan.

Mulai dari merencanakan jadwal naik pesawat , jadwal kereta sampai akhirnya bisa sampai ke kampung dengan tepat waktu. Saat transit menuju stasiun dari bandara sempat terjebak macet di jogjakarta karena ada pawai takbir keliling, jarak tempuh yang seharusnya hanya 20 menit menjadi 2 jam perjalanan ,tapi karena sudah diperkirakan waktu nya, jadi menikmati serunya takbir keliling di jogjakarta , tumpah ruah sampai Malioboro.

Setelah shalat led , berlanjut dengan mengunjungi saudara, dan saat ini masih berlanjut mengunjungi saudara . Menikmati dinginnya kaki gunung Sindoro, berhangat di Pawon menunggu bakso matang, hadiah dari tuan rumah.

Beribadah dengan tulus, tumbuh dari rasa cinta. Bukan sekedar pembiasaan tanpa ruh. Kedekatan dengan Allah SWT , menjadikan dekat dengan sesama manusia. Anak anak juga Menikmati dialek antar daerah dari ujung barat Jawa tengah sampai ujung timur Jawa tengah. Setelah sebelumnya lidah sudah mulai terbiasa dengan dialek Makassar.

Dialog dialog dengan keluarga, saudara yang lintas usia dan generasi, mendengar cerita tentang pertanian dari cara bertani sampai rugi dan untungnya petani saat ini.
Kemudian kami biasa menguatkan diskusi, nak bahwa di dunia ini bukanlah mengejar materi, carilah misi dan alasan kenapa kita diciptakan di dunia.
Cari peran
terbaik
kemudian istqomahlah , karena godaan instan dunia itu berat, dan banyak yang tergelincir karenanya.

Tak terasa dua mangkok bakso telah habis dilahap , dan diluar kabut tebal sudah turun disertai gerimis yang membuat semakin pekat .

-----
Tieng , 10 Juni 2019
Baca selengkapnya »
0 komentar

Renungan Diri

Tidak semua yang menjadi keinginan harus dimiliki.

Teruslah merasa tenang dan cukup untuk kemudian kembali memberi.

Jika masih gelisah dan obsesif dengan diri, apa yang hendak diberi dan dibagi?

Banyak orang mengatakan, time is money, bagi kami itu salah, karena time more than money. Waktu yang telah lewat tidak akan kembali ,bahkan sebanyak apapun uang yang dimiliki takkan pernah waktu terbeli untuk kembali

Jangan sia siakan kehidupan dengan membuang waktu dengan kebencian tak berkesudahan, tamak yang tak berujung.

Jangan kaget, jika memandang cermin, kita sudah menua ,tapi tak kunjung dewasa.

Karena dewasa bukanlah didapatkan karena akumulasi melewatkan waktu.

Lalu apa ?
Biarlah diri menjawab apa adanya, karena kadang kita juga seperti anak anak, yang sedang bermain peran sebagai orang dewasa.
Baca selengkapnya »
0 komentar

Jangan Buang Uang Recehmu



Banyak diantara kita yang menganggap sepele uang receh. Sehingga sering tercecer atau bahkan hilang tak terpikirkan lagi ketika menerima uang kembalian, baru mencari - cari kalau sedang butuh untuk kerokan ha ha.

Jika kita telaten untuk mengumpulkannya, memilah nominal dengan botol bekas sebagai celengan, akan ada banyak uang receh yang bisa kita kumpulkan. Saya biasa memilah uang seratus rupiah, dua ratus rupiah, lima ratus rupiah dan seribu rupiah. Berdasarkan pengalaman mengumpulkan, saat ini populasi uang receh paling banyak di koin senilai lima ratus rupiah, yaelah.

Dalam satu tahun , hasil mengumpulkan uang receh dari kembalian belanja di pasar tradisional maupun di minimarket, lumayan juga. Selain melatih ketelatenan dan kedisiplinan dalam proses mengumpulkan, kita juga belajar menghargai dan bersyukur atas rezeki yang di berikan Allah SWT. Dengan mensyukuri yang kecil, akan membuat kita siap menerima yang besar. Siap untuk menjaga amanah harta yang lebih besar. Prinsipnya, jika yang kecil saja tidak mampu mengelola, bagaimana dengan yang besar ?

Setelah mengumpulkan, lalu apa yang bisa kita lakukan. Ini terserah kita, bisa digunakan untuk berbelanja kebutuhan atau memang dikhususkan untuk hal lain yang memang sudah direncanakan.
Dalam sebuah berita, pernah ada seseorang yang mengumpulkan uang receh selama tujuh tahun digunakan untuk membeli mobil. Bisa juga kita gunakan untuk travelling atau umroh.
Lebih seru lagi, jika hasil mengumpulkan uang receh tadi kita jadikan sebagai hadiah, hadiah untuk anak yatim didekat lingkungan kita misalnya. Bisa juga dititipkan kelembaga kemanusiaan, seperti untuk dikonversi menjadi air bersih , yang nantinya dikirimkan ke daerah kekeringan.

Ternyata seru ya, mengumpulkan sesuatu yang kita anggap kecil nilainya, ternyata setelah dikumpulkan bisa menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Bermanfaat secara pribadi, dan bisa bermanfaat juga secara sosial.

Indra , Gowa 18 Agustus 2019


Baca selengkapnya »
0 komentar

Tabiat Perjalanan adalah Pembelajaran



Hidup ini adalah sebuah perjalanan, memulainya dari awal dan kemudian akan ada akhirnya. Layaknya sebuah perjalanan, disana akan terus ada proses pembelajaran. Kita memulainya dengan terlahir ke dunia kemudian menangis, dan orang orang disekeliling kita akan tersenyum dan tertawa menyambut gembira kelahiran kita. Berharap nantinya saat kita meninggalkan dunia, akan banyak yang bersedih karena begitu bermanfaatnya kehadiran kita didunia.

Begitulah perjalanan, kita mengumpulkan serpihan-serpihan pengetahuan dan pengalaman. Proses dalam perjalanan inilah yang sesungguhnya sangat perlu kita menikmatinya, bukan sekedar fokus pada hasil akhirnya.

Saat kita berjalan digunung, tujuan utama kita adalah puncak. Namun akan sangat rugi ketika kita tidak menikmati proses perjalanannya. Menikmati indahnya pemandangan di perjalanan, menjumpai berbagai macam vegetasi, beradaptasi dengan suhu yang berbeda. Menikmati juga kelelahannya,  yang terobati dengan bercengkrama dengan teman seperjalanan.

Saat kita menggunakan motor untuk menuju suatu tempat, menikmati bagaimana saat motor melaju bertemu dengan jalan lurus, jalan berkelok, tanjakan, jalan berlubang, bahkan jalan yang masih bebatuan. Kadang bertemu dengan kendaraan lain yang lebih besar, asap knalpot yang mengepul hitam dan pengendara lain yang tidak sabaran dan mengeluarkan sumpah serapah. Begitulah tabiat perjalanan, kita tetap harus menikmatinya dengan sekedar berhenti minum teh di angkringan tepi jalan, atau berhenti sejenak menikmati udara berbagai kota yang dilewati.

Saat kita berada di kapal, nun jauh ditengah lautan yang jauh dari daratan, rasa bosan masih lebih baik dibandingkan saat harus menghadapi gelombang ombak yang menerjang, tak jarang kita menjadi semakin takut saat membayangkan cerita tentang kecelakaan kapal, apalagi ketika kapal terhempas gelombang. Namun kita terhibur saat melihat puluhan lumba lumba berenang disamping kapal, ataupun saat malam kita menengadah kelangit melihat taburan bintang diangkasa. 

Saat kita berada diatas pesawat, ketakutan teramat sangat ketika terkena turbulensi, seluruh badan pesawat bergoncang, dan keluar masker dari langit langit diatas tempat duduk. Bergetar hebat seluruh tubuh disertai ketakutan teramat sangat,karena di pesawat tidak ada opsi untuk berhenti atau melompat dari pesawat. Semua harus dihadapi, kita menjadi tenang kembali setelah mengingat, sebelum berangkat sudah bersedekah sebagai salah satu asuransi kita. Setelah turbulensi, kita bisa bernafas lega dan melihat iringan awan berarak di samping pesawat, sembari bersyukur tidak semua orang bisa naik pesawat, bukan karena hanya tidak mampu secara finansial, tapi bisa karena memang tidak punya keberanian. Namun ternyata kita punya nyali untuk berada diatas sini.

Begitulah tabiat perjalanan,kita perlu menentukan tujuan. Setelah itu kita perlu menikmati setiap proses dalam perjalanan kita,karena disana ada banyak pembelajaran

Jangan lupa, tetap tatap dan gandeng tangan pasangan yang menemani perjalanan kita, yakinkan bahwa apapun yang terjadi, kita akan tetap membersamai menuju tujuan yang telah disepakati dan diranang bersama.





Baca selengkapnya »
0 komentar

Bagaimana jika anak kita menjadi seorang cleaning Service ?






Pernah suatu saat ada pertanyaan dalam sebuah diskusi parenting , bagaimana jika anak kita menemukan bakatnya dan ternyata anak kita suka sekali bersih bersih dan bercita - cita menjadi cleaning Service ?
Saat itu ada banyak jawaban, dan intinya tidak ada yang salah ketika anak kita menjadi cleaning Service, siapa tau nantinya anak kita akan menjadi seorang pengusaha yang mengelola perusahaan kebersihan. Begitu salah satu jawaban yang ada.
Salah satu definisi bakat, menurut Abah Rama Royani, founder talent maping. Salah satu cerminan bakat adalah ketika kita melakukannya kita merasakan 4E, Enjoy, Easy, Excellent dan Earn. Dan bakat ini nature, sudah menjadi bawaan,tinggal ditemukan dan ditumbuhkan.
Kembali ke pertanyaan yang tadi, bagaimana ketika anak kita ternyata memilih menjadi seorang cleaning Service ? Dan Hanya cleaning Service, bukan punya perusahaan cleaning service.
Saat itu, Allah memberikan kemudahan pada saya untuk berlama - lama di raudoh, salah satu tempat di masjid Nabawi, dimana tempat itu berada di tengah antara rumah Rasulullah SAW dan Mimbar saat Rasulullah Saw dulu biasa ta'lim bersama sahabat. Saya mendapat kesempatan untuk cukup lama berada di raudoh, karena saat itu menjelang shalat Jumat sehingga yang sudah masuk kedalamnya bisa menunggu sampai shalat Jum'at selesai. Sekitar 3 jam lamanya.
Kesempatan langka di raudoh ini (kondisi normal biasanya hanya bisa bertahan paling lama 10 menit karena harus bergantian dengan jamaah yang lain dari berbagai belahan dunia) saya manfaatkan untuk banyak berdoa, tiba - tiba beberapa menit sebelum shalat Jumat ada yang duduk disebelah saya, menggantikan orang yang maju ke depan . Setelah saya amati sepertinya orang Indonesia , masih sangat muda.
Setelah itu saya coba berdialog, ternyata anak ini baru selesai sekolah setaraf SMA, dan saat ini menjadi seorang cleaning Service di Masjidil Haram, ia baru mendapatkan semacam surat izin untuk bisa keluar kota. Dan dimanfaatkan untuk ke Masjid Nabawi. Saat saya tanya, dia sangat menyukai pekerjaannya, dan bersyukur bisa sering umroh. Dari hasil cleaning servicenya dimanfaatkan untuk melanjutkan studi dimulai dengan menguatkan bahasa arabnya. Ya Allah akhirnya engkau tunjukkan, cleaning service itu pekerjaan mulia, pekerjaan melayani, apalagi ketika melayani tamu tamu Allah di Masjidil Haram maupun di masjid Nabawi.

Cleaning Service Masjid Nabawi sedang menata Al Qur'an

Sejak saat itu, saya sangat bahagia melihat cleaning service - cleaning Service di masjid Nabawi dan Masjidil Haram, menyapa mereka dengan salam, dan biasanya mereka menyambutnya dengan senyuman tulus. Terkadang mereka sigap mengepel lantai, mengemudikan alat pembersih debu, merapikan Al Qur'an setelah dipakai jamaah, dan kadang tak segan memberikan gelas saat kita hendak meminum air ZAM ZAM disudut sudut ruangan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Cleaning Service Masjidil Haram sedang membersihkan lantai tempat  Sa'i di Safa dan Marwah lantai 3


-----
Ayah bunda , tugas kita bukan galau dan panik dengan bakat yang tumbuh dari anak anak kita. Ada anak yang suka ngatur ngatur, siapa tau dia memang berbakat commander ,sang pemimpin yang berani mengambil resiko . Ada anak yang pendiam dan pemalu, siapa tau anak kita berbakat menjadi seorang penulis yang dalam maknanya, yang tulisannya mampu menggerakkan orang dan penanya garang menjadi sumber perlawanan.

Ayah bunda, tugas kita hanya hadir , membersamai tumbuhnya fitrah yang salah satunya ada bakat dan keimanan anak anak kita, ketika bakat bertemu dengan keimanan yang terus bertumbuh ,maka kelak anak anak kita akan bertemu dengan peran peradaban terbaiknya. Apapun itu, dan jangan lupa berdoa , berdoa untuk anak anak kita, dan berdoa untuk kita agar lebih banyak diberikan kelapangan dada dan komitmen untuk terus membersamai dan bertumbuh bersama, tangguh dan jangan pernah berhenti untuk belajar , rise your child , rise your self
-----
Indra Budi Legowo
Yogyakarta, 16 Februari 2019

Baca selengkapnya »
0 komentar

Spaghetti Tower Challenge




Dalam salah satu sesi training management project, ada salah satu game yang harus diselesaikan peserta. Nama gamenya Spaghetti tower challenge ada yag menyebutnya Marsmallow challenge. Tantangannya sederhana, bagaimana membuat bangunan setinggi tingginya dari spaghetty mentah dalam waktu yang dibatasi, dan bangunan spaghetti tadi bisa menopang marssmallow.






Bahan - bahan yang di butuhkan ;
1. Lidi spaghetty sejumlah 20 lidi.
2. Selotip atau double tip yang dibatasi untuk masing-masing tim peserta
3. Marssmallow

Cara bermainnya ;
1. Peserta dibagi tim untuk bermain
2. Masing-masing tim di bekali 20 lidi spaghetty, double tim sepanjang 50 c, satu buah marssmallow
3. Tim dibatasi waktu maksimal 20 menit untuk membuat bangunan dengan bahan yang ada untuk bisa menopang marsmallow, pemenangnya adalah yang membuat bangunan tertinggi dan kuat menopang marssmallow (menopang, bukan menusuk)
4. Bangunan tidak boleh di tempel di lantai atau di tembok.

Silahkan mencoba 
kalau sudah, mentemen bisa berbagi hikmah permainan ini di kolom komentar ya ^_^


Baca selengkapnya »
0 komentar

Coba - coba toy's Photograpy


Toy's Photograpy menurut kami adalah bagaimana memfoto mainan menjadi lebih menarik dan lebih hidup. Anak-anak , Faza dan Kholid mencoba-coba untuk eksperimen menggunakan kamera HP untuk memfoto mainannya sehingga nampak hidup dan punya cerita.

Beberapa kali, dalam travelling kami, anak-ana k membawa serta mainannya untuk di bawa berfoto ditempat-tempat yang kami kunjungi. Lucu dan seru sehingga mainan nampak lebih hidup, walaupun hasilnya mungkin masih amatir sekali.

Bertahap nanti saya coba posting beberapa hasil foto-foto mainan anak-anak. Diposting kali ini adalah saat-saat awal anak-anak memulai Toy's Photograpy dengan lokasi di sekitar rumah.







Baca selengkapnya »
1 komentar

Ketegaran Qian Hong Yan "Gadis Bola Basket"

Qian Hong Yan , Sumber Foto : avaxnews.net

Namanya Qian Hong Yan, seorang gadis kecil yang mewakili semangat ketegaran. Qian mengalami kecelakaan pada tanggal 21 Oktober 2000, kakinya terlindas bus saat melintas saat sedang bermain dengan teman-temannya.. Dokter harus mengamputasi kedua kakinya untuk menyelamatkan nyawanya. Gadis kecil berambut sebahu ini lahir di tahun 1996, Ia tinggal di desa Zhuanxia, Provinsi Yunna, Tiongkok.

Orang tua Qian Hong Yan adalah keluarga petani, sama seperti warga kebanyakan di daerah desa Zhuangxia.  Tinggal di sebuah rumah dengan dinding bata tanpa plester. Ibu Qian yang buta huruf merawat Qian beserta dua orang adik laki-lakinya. Keluarga Qian mempunyai kebun murbei, yang dimanfaatkan daunnya untuk pakan ulat sutra, hasil panen ulat sutra berupa kepompong inilah yang kemudian dijual ke pabrik yang selanjutnya diolah menjadi benang sutra. Hasil penjualan ini masih belum mencukupi untuk menghidupi seluruh keluarga, sehingga ayah Qian masih harus bekerja serabutan di kota Guizhou yang jaraknya puluhan kilometer dari rumahnya.

Tetap Bersekolah

Beratnya kondisi ekonomi keluarga Qian, membuat Qian tidak mampu dibelikan sepasang kaki palsu oleh kedua orang tuanya, sebagai gantinya sebuah bola basket bekas digunakan untuk pengganti kaki palsu ini. Agar bisa bergerak, ayahmya memasangkan bola basket bekas yang dilubangi dan diberi tatakan kayu. Kemudian dua buah pegangan kayu mirip sikat digunakan untuk menyeret tubuh dengan tangan Qian sebagai ganti kaki. Dengan cara ini Qian bisa keluar rumah dan berangkat sekolah.


Qian bersekolah di sekolah normal bersama teman-teman lainnya, jika sedang belajar di letakkannya potongan bola basket penyangga tubuhnya di bawah meja dan duduk dengan menyandarkan bagian tubuhnya ke bangku. Kondisi keterbatasan fisik ini tidak membuat Qian patah semangat dan mengeluh, namun ada saja anak-anak lain yang mengejek Qian dengan julukan "Bocah Bola Basket".

Tidak mudah memang menjalani kehidupan yang keras ini bagi Qian, namun dukungan keluarga dan sang ayah benar-benar melekat dan menanamkan semangat pada dirinya. Tak segan ayahnya menggendong Qian ketika bepergian, dan adik-adik kecilnya juga senantiasa bermain bersama dirinya.




Kaki Baru
Pada tahun 2005, atau sekitar 5 tahun setelah kecelakaan ini terjadi Hong Yan sudah menggunakan 6 buah bola basket, biasanya masing-masing bola basket bertahan sekitar satu tahun sampai akhirnya rusak dan tak bisa di pakai lagi. Dan di tahun 2005 ini kisah Qian Hong Yan mulai banyak diberitakan di media massa Tiongkok, dan dengan pesatnya kemajuan tekhnologi berita ini dengan cepat menyebar. Hampir semua orang yang membaca kisahnya atau menyaksikan video Qian di internet terenyuh, kemudian ia dikenal luas sebagai " Basketball Girl", semua orang kagum dengan gadis kecil ini, kecelakaan itu telah merenggut kakinya tapi tidak semangatnya.




Tak lama setelah publikasi tentang Qian menyebar di seluruh dunia, beragam bantuan dan donasi pun mulai mengalir. Sebagian dana bantuan yang terkumpul lantas dibelikan sebuah kursi roda, kabar baik namun kursi roda masih membatasi mobilitas Qian yang aktif. Kabar gembira kemudian datang dari China Rehabilitation Research Centre, yang datang mengunjungi dan memeriksanya dan kemudian atas rekomendasi dan hasil pemeriksaan dokter dari lembaga tersebut Qian Hong Yan mendapat kaki palsu.

Menjadi Juara Renang

Pada bagian ini saya tidak menceritakan dan menuliskan detail bagaimana proses pelatihan Qian sampai akhirnya Ia menjadi Juara Renang untuk penyandang cacat pada tahun 2009. Qian Hong Yan meraih tiga medali emas sekaligus pada ajang ini. Dengan disiplin tinggi, keteguhan, ketekunan dan semangatnya yang kuat Qian bisa memperoleh semua ini. 



Bayangkan jika seandainya Qian memilih untuk meratapi nasib, dan hidup dengan kemarahan dan penyesalan. Tapi Qian memilih sebaliknya, tetap tersenyum dan terus melanjutkan kehidupannya dengan penuh semangat. Saat ini Qian sedang berjuang untuk mengikuti paralimpiade di Rio de Janeiro pada tahun 2016.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, cobalah sejenak tundukan mata dan lihat kedua kaki kita dari ujung jari sampai pinggul, sudahkah kita mensyukurinya ?

Sumber : 
Buku : Kisah Nyata dalam ketidak sempurnaan Qian Hong Yan , Penulis : Nazarurudin Thamrin, Penerbit : Puspa Swara
Foto :














Baca selengkapnya »
0 komentar

Mencerna Buku Self Driving Rhenald Kasali

 Buku Self Driving, sumber foto : Kompas.com


Diberi kesempatan memimpin sebuah tim merupakan sebuah nilai bagi saya, kesempatan untuk belajar dan kembali bertumbuh. Seperti kembali menjalani sekolah formal, yang membedakannya adalah resiko yang lebih terasa nyata dibanding nilai-nilai kognitif berupa angka atau huruf yang selama ini di dapat dibangku sekolah formal.

Saya menyukai tantangan, dan tantangan ketika disodorkan harus bisa terukur dan secepatnya terpetakan untuk berselancar bersamanya. Pertemuan antara kebijaksanaan yang didapat di lapangan dengan teori yang di tuangkan oleh para praktisi dan para ahli.

Oleh karena itu, saya butuh membaca banyak buku, kali ini saat membutuhkan beberapa detail dari solusi masalah yang dihadapkan, saya terpaku dengan sebuah buku yang nampak dideretan buku best seller di salah satu rak buku Toko Buku Togamas Surakarta.

Saya tidak asing dengan sosok Rhenald Kasali, salah satu tulisannya pernah saya muat ulang di blog ini ( baca : Dewasa dengan Kesulitan dan Rintangan) saya cocok dengan beberapa pemikiran pak Rhenald, walaupun tidak semua. Buku ini juga seolah menjadi jawaban dari kegelisahan saya beberapa hari ini, disaat menyelesaikan laporan akhir tahun dan di ambang perencanaan satu tahun kedepan. Bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan bertumbuh, selayaknya diikuti dengan pertumbuhan orang-orang yang ada didalamnya. Bagaimana dengan target yang terus bertambah, menjadi semakin padat dan berat untuk di kunyah-kunyah, jangan sampai membuat patah gigi bahkan remuknya geraham di akibatkan selama ini tertipu dengan kunyahan yang manis dan lezat, yang tanpa dirasa menggerus kekuatan gigi dan melemahkan geraham.

Sebuah metafora bahwa sebuah visi dan misi organisasi / perusahaan ketika diterjemahkan dalam target dan rencana strategis bukan untuk ditakuti atau di kangkangi dengan tindakan-tindakan bodoh kamuflase asal mendapat pengakuan dari pimpinan, kerja kaku tanpa kreatifitas, target diakali atau di hindari dengan berbagai macam alasan, mengerikan kalau hal ini terjadi dalam sebuah organisasi / perusahaan, apalagi sebuah negara.

Buku dengan judul "Self Driving" sedikit banyak mengeksplorasi gagasan Rhenald tentang pentingnya mentalitas sebagai seorang Driver, bukan hanya sekedar Passenger. Bagaimana bahwa untuk menggerakkan dan memimpin butuh mentalitas seorang driver  yang siap menghadapi resiko, bayangkan, seorang sopir / driver harus senantiasa awas, senantiasa berpikir dan siap dengan resiko tentu saja resiko yang terukur. Berbeda dengan mentalitas seorang passenger / penumpang, yang senantiasa bisa ngantuk dan duduk manis dibelakang. Dilengkapi dengan tulisan-tulisan beliau di beberapa media massa, aktivitas beliau di Kampus UI dan kunjungan inspiratif beliau di beberapa negara, tentang aktivitas dan pengalaman beliau di Rumah Perubahan.

Gagasan yang provokatif dan kadang meledak-ledak, namun diimbangi juga dengan landasan pengetahuan, ilmu dan riset yang seimbang dari berbagai peneliti. Studi kasus yang real dan renyah untuk dinikmati, dan kadang ditimpali dengan kritik pedas tanpa ampun terhadap sistem. Buku ini cukup membuat saya bersemangat untuk mengunyahnya sampai habis dan membenturkannya dengan kondisi yang saya hadapi, sehingga 272 halaman buku ini sanggup saya habiskan dalam waktu dua hari, di sela aktivitas, sebelum tidur dan selesai di kereta api bengawan yang menggendong saya dalam perjalanan.
 
Terakhir saya kutipkan Tulisan Prof Rhenald di paragraf terakhir
"Melalui buku ini saya berharap kita semakin siap untuk berubah. Dari sekadar menitipkan hidup dan menjadi beban bagi orang lain, menjadi seorang driver. Seorang driver yang harus selalu tanggap, tak boleh sedetikpun mengantuk, apalagi tertidur. Ya, kita semua bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang dititipkan pada kita, yang kita kenal sebagai kehidupan. Dan hidup yang indah adalah hidup yang bermanfaat, bermartabat, dan tumbuh."


 
Baca selengkapnya »
0 komentar

Sejarah Pembangunan Kereta Api

 



Sembari menunggu kereta api Logawa yang akan membawa saya dari stasiun purwosari ke purwokerto, di tembok stasiun sebelah barat terpampang informasi menarik terkait sejarah kereta api di Indonesia. 

Lestarikan Kereta Api Kita
Sejarah Pembangunan Kereta Api

Indonesia adalah negara kedua di Asia setelah India yang mempunyai jaringan kereta api. Cina dan Jepang baru menyusul kemudian. Setelah tanam paksa (1830 - 1850), hasil pertanian di Jawa tidak lagi sekadar untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tapi juga untuk pasar internasional. Karena itu diperlukan sarana transportasi untuk mengangkut hasil pertanian dari pedalaman ke kota-kota pelabuhan. Waktu itu Jalan Raya Pos ( groote posweg anyer naar panarukan) dirasa sudah tidak memadai lagi sehingga muncul gagasan untuk membangun jalan kereta api. Baru pada tahun 1862 Pemerintah Hindia Belanda menyetujui rencana pembangunan jalan kereta api.

Pembangunan jalur kereta api pertama di pulau jawa, yaitu jalur Semarang - Vorstelanden, daerah kerajaan Yogyakarta dan Surakarta yang ketika itu merupakan daerah pertanian paling produktif, tapi juga sulit dijangkau. Dan jalur antara Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor), tempat kedudukan Pemerintah Hindia Belanda dan daerah penghasil Teh dan Kopi. Kedua jalur ini dibangun oleh sebuah perusahaan swasta, yaitu Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan kemudian berkembang dengan pembangunan jalur-jalur lain yang diserahkan kepada perusahaan kereta api swasta Semarang - Joena Stroomtraam Maatschapij (SJS).....maaf bersambung keretanya sdh datang

Saya lanjutkan lagi tulisannya,....pada tahun 1881, diikuti jalur trem (JSM) Java Spoorweg Maatschappij di Tegal pada tahun 1885 yang kemudian dibeli oleh (SCS) Semarang Cheribon Stoomtrammaatschappij pada tahun 1887. Salah satu perusahaan kereta yang lain adalah Oost - Java Stoomtram Maatschappij tahun 1889 yang membangun jalur antara Surabaya sampai Wonokromo.

Baca selengkapnya »
0 komentar

Tombol Spasi yang Keras



 
Cukup lama saya vakum menulis, tulisan terakhir tercatat bulan  April 2014. Betapa tidak nyamannya ketika banyak ide tulisan berputar-putar di kepala, hadeuh rasanya nda karuan. Memang kalau tidak dipaksakan menulis halaman blog ini akan terus kosong, dan saya bisa depresi berat karena kepala serasa ingin meledak dengan serpihan-serpihan ide tulisan yang mengendap lama, membusuk seperti busuknya makanan junk food yang menjadi selulit di usus halus.

Saat tulisan ini dibuat,tuts tuts keyboard netbook lama saya berasa seperti mengetik dengan mesin ketik, apalagi saat menekan tombol "spasi" harus sekuat tenaga. Ceritanya beberapa waktu yang lalu saat kelelahan dan tak sengaja tertidur didepan netbook, gelas air putih tumpah dengan air membanjiri netbook. Untung masih bisa terselamatkan setelah perlakuan darurat saya lakukan, efeknya nda 100% pulih, keyboard harus dipencet dengan tenaga, terutama tombol "spasi", jadi maaf dengan ketidak nyamanan dalam membaca ketika spasinya tersambung, tolong tulis di kolom komentar kalau ada spasi yang masih salah.

Akhir diujung tulisan ini...yeee, alhamdulillah saya berusaha konsisten menulis lagi, jadi silahkan berkunjung dan bersilaturahim kembali di blog saya, semoga setiap harinya ada tulisan baru.
Baca selengkapnya »
0 komentar

Dewasa dengan Kesulitan dan Rintangan




Sebagai seorang ayah, saya merasa harus terus menambah kapasitas saya sebagai orang tua, terus membaca dan mencari tahu bagaimana merawat dan menumbuh kembangkan anak-anak dengan baik. Kondisi saat ini yang mengharuskan saya bertemu setiap akhir pekan, membuat saya berfikir keras agar tanggung jawab ke ayahan bisa tetap baik.

Tangah malam ini saya terpaku dengan tulisan Rhenald Kasali, sesuatu yang selama ini sebenarnya sudah saya pikirkan, tapi dijabarkan dengan lebih detail dan terstruktur oleh beliau, kesalahan besar yang hampir pernah dilakukan oleh sebagian besar orang tua, alih-alih menyiapkan anak-anak yang tangguh seringkali justru menumbuhkan anak-anak yang rapuh. Saya Copy Paste Tulisannya di sini, sumbernya dari kompas.com (5 April 2014) , Tulisan Rhenald Kasali (@Rhenald Kasali) 

Mengapa Anak yang Pintar di Sekolah Bisa Alami Kesulitan Ekonomi?

Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya.

Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu "ada main" dengan dosen-dosennya. "Karena mereka tak sepintar aku," ujarnya.

Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit. 

Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan.

Hadiah orangtua

Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, "Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan".

Ya, tantangan. Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan "membuka pintu", jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya.

Kesulitan belajar mereka biasanya kita atasi dengan mendatangkan guru-guru les, atau bahkan menyuap sekolah dan guru-gurunya. Bahkan, tak sedikit pejabat mengambil alih tanggung jawab anak-anaknya ketika menghadapi proses hukum karena kelalaian mereka di jalan raya.

Kesalahan mereka membuat kita resah. Masalah mereka adalah masalah kita, bukan milik mereka.

Termasuk di dalamnya adalah rasa bangga orangtua yang berlebihan ketika anak-anaknya mengalami kemudahan dalam belajar dibandingkan rekan-rekannya di sekolah.

Berkebalikan dengan pujian yang dibangga-banggakan, Dweck malah menganjurkan orangtua untuk mengucapkan kalimat seperti ini: "Maafkan Ibu telah membuat segala sesuatu terlalu gampang untukmu, Nak. Soal ini kurang menarik. Bagaimana kalau kita coba yang lebih menantang?"

Jadi, dari kecil, saran Dweck, anak-anak harus dibiasakan dibesarkan dalam alam yang menantang, bukan asal gampang atau digampangkan. Pujian boleh untuk menyemangati, bukan membuatnya selalu mudah.

Saya teringat masa-masa muda dan kanak-kanak saya yang hampir setiap saat menghadapi kesulitan dan tantangan. Kata reporter sebuah majalah, saya ini termasuk "bengal". Namun ibu saya bilang, saya kreatif. Kakak-kakak saya bilang saya bandel. Namun, otak saya bilang "selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan".

Begitu memasuki dunia dewasa, seorang anak akan melihat dunia yang jauh berbeda dengan masa kanak-kanak. Dunia orang dewasa, sejatinya, banyak keanehannya, tipu-tipunya. Hal gampang bisa dibuat menjadi sulit. Namun, otak saya selalu ingin membalikkannya. Demikianlah, hal-hal sepele sering dibuat orang menjadi masalah besar.

Banyak ilmuwan pintar, tetapi reaktif dan cepat tersinggung. Demikian pula kalau orang sudah senang, apa pun yang kita inginkan selalu bisa diberikan.

Panggung orang dewasa

Dunia orang dewasa itu adalah sebuah panggung besar dengan unfair treatment yang menyakitkan bagi mereka yang dibesarkan dalam kemudahan dan alam yang protektif. Kemudahan-kemudahan yang didapat pada usia muda akan hilang begitu seseorang tamat SMU.

Di dunia kerja, keadaan yang lebih menyakitkan akan mungkin lebih banyak lagi ditemui. Fakta-fakta akan sangat mudah Anda temui bahwa tak semua orang, yang secara akademis hebat, mampu menjadi pejabat atau CEO. Jawabannya hanya satu: hidup seperti ini sungguh menantang.

Tantangan-tantangan itu tak boleh membuat seseorang cepat menyerah atau secara defensif menyatakan para pemenang itu "bodoh", tidak logis, tidak mengerti, dan lain sebagainya. Berkata bahwa hanya kitalah orang yang pintar, yang paling mengerti, hanya akan menunjukkan ketidakberdayaan belaka.  Dan pernyataan ini hanya keluar dari orang pintar yang miskin perspektif, dan kurang menghadapi ujian yang sesungguhnya.

Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan banyak orang-orang pintar menjadi tampak bodoh karena ia memang bodoh mengelola kesulitan. Ia hanya pandai berkelit atau ngoceh-ngoceh di belakang panggung, bersungut-sungut karena kini tak ada lagi orang dewasa yang mengambil alih kesulitan yang ia hadapi.

Di Universitas Indonesia, saya membentuk mahasiswa-mahasiswa saya agar berani menghadapi tantangan dengan cara satu orang pergi ke satu negara tanpa ditemani satu orang pun agar berani menghadapi kesulitan, kesasar, ketinggalan pesawat, atau kehabisan uang.

Namun lagi-lagi orangtua sering mengintervensi mereka dengan mencarikan travel agent, memberikan paket tur, uang jajan dalam jumlah besar, menitipkan perjalanan pada teman di luar negeri, menyediakan penginapan yang aman, dan lain sebagainya. Padahal, anak-anak itu hanya butuh satu kesempatan: bagaimana menghadapi kesulitan dengan caranya sendiri.

Hidup yang indah adalah hidup dalam alam sebenarnya, yaitu alam yang penuh tantangan. Dan inilah esensi perekonomian abad ke-21: bergejolak, ketidakpastian, dan membuat manusia menghadapi ambiguitas. Namun dalam kondisi seperti itulah sesungguhnya manusia berpikir. Dan ketika kita berpikir, tampaklah pintu-pintu baru terbuka, saat pintu-pintu hafalan kita tertutup.

Jadi inilah yang mengakibatkan banyak sekali orang pintar sulit dalam menghadapi kesulitan. Maka dari itu, pesan Carol Dweck, dari apa yang saya renungi, sebenarnya sederhana saja: orangtua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan.
 
Baca selengkapnya »
0 komentar

Kembali Menulis




Sekian lama blog ini tidak ter up date, alasan utamanya malas dan tidak menjadi prioritas, yap itu alasan paling tepat dibanding menyalahkan kesibukan dan padatnya agenda. Terlewat sangat banyak hal yang tidak sempat saya tulis.

Kepindahan tugas dari Purwokerto ke Solo cukup menyita energi, adaptasi lingkungan dan berbagai hal lainnya yang harus cepat diselesaikan, alhamdulillah sudah mulai tertata sampai saat ini. Sedikit demi sedikit saya coba tuliskan memoar yang terlewat.

Tema utama blog ini masih sama, tentang keluarga, tentang kemanusiaan, catatan bebas, serta perjalanan traveling yang sudah saya lalui sampai saat ini. Oh ya saya mau tambahkan sedikit ulasan tentang buku dan film yang saya baca dan lihat.

Menulis memag butuh energi, tapi dengan menulis pula saya mendapatkan energi. Intinya..saya kembali menulis ^_^


Baca selengkapnya »
0 komentar

Faza dan Kholid Ikut Masuk Koran


Maksudnya foto faza dan kholid, anak pertama dan kedua saya ikut nampang dikoran. Saat itu saya ikut dalam agenda peresmian Jamban sehat di kecamatan Susukan desa Brengkok Kabupaten Banjarnegara. Bantuan dari PKPU berupa jamban sehat nantinya akan digunakan untuk umum dengan dua ruang ukuran 1,5 m.

Saya biasa melibatkan anak-anak dalam aktivitas kemanusiaan, ikut mengenalkan walaupun mereka masih dibawah usia lima tahun saat ini. Masa-masa golden age ini sebisa mungkin distimulan dengan kekayaan pengalaman lapangan, bertemu dengan banyak orang dan bertemu dengan berbagai macam kondisi.

Saya hendak berkata, ini lho yang ayahmu lakukan, dan hal ini membuat anak-anak terbiasa untuk traveling ^_^ terbiasa untuk bertemu dengan banyak orang. Situasi ideal yang nantinya saya harapkan, kecerdasan spiritual dan emosional anak-anak bisa terus meningkat.

Apapun situasinya, libatkan anak-anak kita, libatkan dan percayalah, mereka akan menemukan lebih banyak alternatif pemecahan masalah disaat dewasa kelak, dibanding ketika masa kecil mereka diisi dengan bermain game console yang melenakan.

Baca selengkapnya »
0 komentar

Satu Hari Satu Tulisan

 
 
Mencoba menjadikan menulis seperti kebutuhan pokok, seperti makan tiga kali sehari. Mencoba berkomitmen seperti berusaha untuk menyelesaikan tilawah Al Qur'an satu Juz perhari. Mengapa mencoba hal ini ? saya mencoba berfikir sederhana,  seandainya saja komitmen ini bisa konsisten saya lakukan, maka saya akan mempunyai 365 Tulisan dalam setahun..bisa jadi satu buku ^_^.

Lebih penting dari itu semua, tulisan ini menjadi salah satu cara bagi saya untuk menuangkan gagasan, melakukan dokumentasi memoar aktifitas yang saya lakukan baik sendiri, bersama keluarga. Menjalankan aktifitas-aktifitas kemanusiaan, menjalankan aktifitas edukasi dan tumbuh kembang dalam keluarga, perkembangan kemampuan ngeblog saya dan sedikit tentang perkembangan tekhnologi yang mampu saya serap.

Hal ini juga semakin memotivasi saya untuk lebih banyak membaca, dan menyerap lebih banyak pengalaman. Memperbanyak jam terbang saya dalam menulis, kalau memang memungkinkan sih bisa dibikin buku...semoga.

Komitmen ini mulai berlaku sejak tulisan ini di posting, jika ada hari yang terlewati maka saya berkomitmen untuk menambal tulisan yang terlewat tidak ditulis. Ada yang pernah mencoba hal ini? silahkan berbagi dengan menuliskannya di kolom comment.

sumber ilustrasi gambar : muhammadelhami.blogspot.com
Baca selengkapnya »
0 komentar

Pertama Posting via Android


Ini pertama kali saya uji coba posting tulisan via aplikasi blogger di Android. Cukup mudah navigasinya. Tinggal instal aplikasi dari google play, kemudian tampilan antarmuka langsung mengantarkan kita untuk sign in dengan akun blogpot.
Saya memakai hp android sederhana, merk lenovo A60, hp android yang waktu saya beli harganya sekitar 700 rb, kapan-kapan saya review hape ini, yang mungkin sekarang sudah nda diproduksi lagi.
Aplikasi ini Mempermudah aktivitas blogging, dan nantinya akan sangat bermanfaat saat melakukan semacam reportase atau release di lapangan saat kondisi susah membuka laptop.
Bisa juga saat ingin menuliskan ide atau memoar yang harus saat itu langsung ditulis biar nda hilang feelnya.
Bagi yang sudah mencoba, silahkan berbagi dengan saya ^_^, selamat menulis, semangat ngeblog
Baca selengkapnya »

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog