Search

Content

Tampilkan postingan dengan label Headline. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Headline. Tampilkan semua postingan
0 komentar

Rehat Raker, Nongkrong di Kaki Lima



Awal April ini semua Kepala Cabang Pembantu PKPU di Wilayah Jawa Tengah, berkumpul di PKPU Semarang, berkordinasi dan mengevaluasi kinerja selama bulan awal di tahun 2012 ini. Banyak ide dan gagasan ditampung dan menjadi bahasan yang menarik untuk diimplementasikan menjadi program baik penghimpunan maupun pendayagunaan.

Saya bukan kepala KCP PKPU, tapi mewakili  Pak Ketua yang sedang menjadi suami siaga :). Rapat dua hari ini dihadiri semua KCP PKPU yang ada di Jawa Tengah, mulai dari Kudus, Boyolali, Karanganyar, Tegal dan Purwokerto.

Saat malam hari kita rehat sejenak, menikmati makan malam di penyetan kaki lima di jalan Setibudi Semarang. Para ketua PKPU ini tak memilih-milih jenis makanan, justru di kaki lima ini kita lebih gayeng dengan bahasan-bahasan informal. Pak Haryono ketua PKPU Semarang, dan Pak Joko ketua Bagian PHP PKPU Semarang turut serta bersama kami. Berdiskusi hangat, dengan sesekali mengelap keringat karena pedasnya sambel penyetan.

Baca selengkapnya »
0 komentar

Bermain di Sungai Pelus



Kami bersyukur dengan tempat tinggal kami sekarang, di kelilingi sungai kecil dan besar. Saat pertama pindahan, anak-anak langsung tertarik untuk bermain di sungai. Saat ini sudah lebih dari satu tahun sejak pertama kami pindah. 

Beberapa meter di sebelah timur  rumah kami, mengalir sungai besar. Sangat bening dan dipenuhi batu-batu besar. Sungai yang aliran awalnya bersal dari kaki gunung slamet ini biasa di sebut warga dengan "Kali Pelus" saya belum tahu apakah memang ada hubungannya sungai ini dengan pelus (bulus/kura-kura).



Anak-anak saya sangat senang bermain di sungai ini, bermain air, melempar batu dan terkadang menggoda ikan kecil yang nampak berkejaran. Saya bersyukur, anak-anak bersahabat dengan alam secara alami, belajar mensyukuri karunia yang sudah di berikan Allah swt.



Baca selengkapnya »
0 komentar

Syamsi Dhuha Foundation, Asa untuk terus Berbagi


Apa yang anda lakukan jika di fonis terkena penyakit Lupus? sakit yang seringkali dianggap sebagai musibah.
Tapi tidak bagi Komunitas Syamsi Dhuha yang sekarang bermetamorfosis menjadi Syamsi Dhuha Foundation. Syamsi Dhuha / Mentari pagi. Gabungan dua kata yang mengandung makna semangat, optimisme, dan harapan baru di setiap hari untuk memulai segalanya lebih baik.

Mentari pagi, adalah arti yang coba diterjemahkan Dian Syarief (43) Pendiri Komunitas Syamsi Dhuha, seorang penderita Lupus, dari kosa kata Arab : syamsi dhuha, yang disadur dari firman Allah swt : " Wasy syamsi wa dhuhaha" Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. (QS As Syams : 1). 

Dalam situs resminya, http://www.syamsidhuhafoundation.org Keberadaan Syamsi Dhuha pada awalnya memang muncul dari kesadaran diatas. Niat awalnya, Syamsi Dhuha, melalui salah satu programnya "Care For Lupus" ingin membesarkan hati para sahabat ODAPUS (orang dengan Lupus) dan keluarga yang mendampinginya, melalui berbagai aktifitas yang bermanfaat bukan hanya bagi mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat secara luas.  Syamsi Dhuha memiliki cita-CITA  yang lebih besar. Sesuai misinya : "sebagai sarana ladang amal untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat", Syamsi Dhuha bercita-cita untuk memberikan kesempatan pada semua orang, bukan hanya bagiODAPUS, untuk mensyukuri segala karunia yang telah Allah berikan dengan melakukan berbagai aktifitas yang dapat bermanfaat bagi dirinya sebagai pribadi sekaligus juga bagi orang lain.




Sebuah Inspirasi Untuk tetap berbuat dan memberikan yang terbaik, mereka telah melampaui kelemahan yang seringkali dianggap orang sebagai sebuah penghalang. Justru Syamsi Dhuha terus berdaya dan menyebarkan optimisme untuk kehidupan yang lebih baik, bagi siapapun. Dengan program-program yang menarik dan edukatif bahkan Syamsi Dhuha juga sudah memberikan beasiswa bagi beberapa relawannya yang membutuhkan.

Komunitas Syamsi Dhuha sudah berbuat dan mengispirasi, ada dimanakah kita saat ini?

Baca selengkapnya »
0 komentar

Ngebut dengan Kereta Dorong



Berbelanja jadi menyenangkan jika dilakukan sambil bermain, mengajak anak-anak berbelanja sekaligus bermain sambil belajar mengenalkan jenis-jenis barang kebutuhan. Ada yang untuk kebutuhan pokok, ada yang untuk perawatan ada juga untuk kesehatan, dan macam barang lainnya.

Sambil menaiki kereta dorong kami berkeliling dari lorong ke lorong, dari satu bagian item produk kebagian yang lain. Sesekali kereta berhenti untuk memberi kesempatan lewat, sesekali ngebut mengejar ummi. Terakhir kita kekasir, bertransaksi. Sedikit belajar kali ini di sebuah supermarket, tentang finansial tentang manfaat produk/barang.


Baca selengkapnya »
0 komentar

Tugas Panjang Surjoni di Mentawai Tertunaikan


Saya bergetar ketika mendengar langsung kondisi di Mentawai dan para relawannya, saat mba Rahma bercerita. Kondisi medan yang sangat sulit di jangkau, karena berada di luar Pulau Utama. Hampir seperti daerah yang terlupakan, alat transportasi yang hanya berupa kapal itupun jadwalnya kadang tak tentu. Saya jadi mengenal apa itu ambu-ambu.

Kisah mas Joni, bagi saya sangat inspiratif. Betapapun ia tahu, dunianya sangat jauh dari tepuk tangan. Sosok mas Joni menggambarkan kinerja seharusnya yang dilakukan para relawan, mendampingi dan membersamai sampai tuntas. Hal ini di gambarkan sangat apik ditulisan mba Rahma. Semoga yang dilakukan mas Joni dan para Relawan lain terutama yang tergabung dalam Korps Relawan PKPU terus bergerak dan membersamai. Berikut Tulisan Mba Rahma :

Akhir dari Sebuah Awalan

Suharjoni, Staf Disaster Risk Management (DRM) PKPU mendarat di Bandara Minangkabau, Padang, hari Kamis (23/2/2012). Ia baru saja menyelesaikan tugas panjang di Mentawai. Bermula dari Tsunami yang mengguncang Mentawai 25 Oktober 2010, dari fase tanggap darurat hingga fase rekonstruksi dan rehabilitasi.

Dari evakuasi korban-korban meninggal hingga jauh ke hulu sungai Sabeugukgung, sebuah kampung yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Hingga mendistribusikan logistik hingga jauh ke pulau-pulau yang harus ditempuhi dengan ombak yang tinggi. Memetakan kejadian dan peristiwa lintas ruang, lintas agama dan kepercayaan. Atas nama kemanusiaan.

PKPU telah membangun kampung baru di balik sebuah bukit di Sabeugukgung yang menjadi sebuah tanah harapan baru. Membangun kembali perumahan di Boriai yang luluh lantak dari gempa besar tahun 2007. Mendampingi masyarakat, mendengar apa yang menjadi kebutuhan dan masuk di celah-celah yang terlupakan lembaga lain. Pulau-pulau yang nun jauh di Samudera Hindia, bagi PKPU tidaklah menjadi kendala untuk mendampinginya.

Periode terakhir dari awalan pendampingan ini berlangsung dari tanggal 7-22 Februari 2012.  PKPU menyelesaikan pembangunan rumah baca lengkap dengan buku dan rak-rak baca.  Peralatan audio visual. Perabotan yang menjadi pendukung kenyamanan rumah baca ini.  Berlokasi di halaman Kodim 0319/Mentawai.

Penyelesaikan mebeler berupa meja kursi lengkap dengan lemari untuk ruang guru di SD Tubeket dan SD Boriai. Hingga ke pembuatan 2 (dua) unit MCK masing-masing di Boriai atas dan Boriai bawah.

Seluruhnya tentu terbangun atas dukungan seluruh donatur yang telah mendampingi pemulihan Mentawai sejak beberapa saat gempa dan tsunami menyapu sebagian pantai di kepulauan Mentawai.  Sebagai akhir dari sebuah awalan, tentu perlu komunikasi intensif antara PKPU yang diwakili Suharjoni (DRM/PKPU Pusat) dengan pihak-pihak yang akan memelihara apa yang telah dibangun bersama-sama dengan masyarakat Mentawai. 

Dengan tokoh Masyarakat di Sikakap, di Tubeket, di Boriai, di Sabeugukgung.  Harapan bahwa apa yang telah diberikan dan dibangun di tanah Mentawai, dapat menjadi pencetus pemberdayaan dan kemandirian lebih lanjut. Mengkomunikasikan “self awareness” dalam bagian pendidikan Early Warning System di Kepulauan yang berada di atas lempeng aktif tersebut. 

Fase pengkomunikasian atas kelembagaan yang akan memberdayakan segala aset yang telah ada dan dibangun tersebut menjadi sebuah akhir dari sebuah awalan yang panjang. Mungkin tak sepenuhnya sebuah akhir. (pkpu.or.id)

Mungkin sama apa yang mas Joni dan saya rasakan, ketika kita berada di barak pengungsian ataupun di lokasi bencana, ada akhir yang tidak ingin kita lewatkan, "Binar Senyum Mereka yang Kembali Terkembang" 

Baca selengkapnya »

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog