Search

Content

Tampilkan postingan dengan label Cerita di Balik SQN PKPU 1433 H. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita di Balik SQN PKPU 1433 H. Tampilkan semua postingan
0 komentar

Cerita di Balik SQN PKPU 1433 H, Mendadak Fotografer


Yang tidak kalah penting, dari semua proses yang kami lalui, mulai dari awal mencari pequrban,mencari hewan qurban terbaik sesuai spesifikasi yang di janjikan, kemudian penentuan titik-titik distribusi dan rekruitmen relawan serta pembekalannya, persiapan sampai penyembelihan sesuai syariat di lokasi. Maka peranan fotografer lapangan menjadi mutlak diperlukan. Bagaimana pengambilan gambar saat pemotongan dan distribusi juga merupakan tantangan tersendiri. 

Bagaimana melaporkan kondisi lapangan dan hewan Qurban yang disembelih diperlukan pelatihan dan pembekalan tersendiri. Ini terkait dengan tanggung jawab pelaporan, karena donatur pequrban sudah mempercayakan kepada PKPU untuk mendistribusikan hewan qurbannya, mereka tidak hadir saat penyembelihan karena lokasinya yang memang seringkali langsung berada di pelosok lokasi distribusi sesuai kriteria daerah minus, daerah rawan pangan dan bencana, dan juga daerah rawan aqidah.

Untuk memaksimalkan SDM yang ada, maka semua tim juga dibekali teknik fotografi sederhana untuk memaksimalkan hasil foto, mulai dari tingkat kecerahan jangan sampai gambar blur, dan lain sebagainya. Oh ya model fotonya bukan yang megang kambing lho..tapi kambingnya. Repot kalau kambingnya berontak atau wajahnya noleh kebelakang, nda mau di foto (he he). Mengatur posenya itu lhooo biar pas, susah ^_^.

Intinya kami berusaha melakukan yang terbaik, agar semua proses bisa berjalan maksimal sampai akhirnya kemudian laporan sampai di tangan donatur pequrban, dan kemudian sedikit menceritakan proses yang kami lakukan, kami senang dan bersemangat menjalankannya.



Baca selengkapnya »
0 komentar

Cerita di Balik SQN PKPU 1433 H, Ratusan Kupu-kupu di Tepian Serayu


Hari terakhir tasrik, senin masih ada penyembelihan 50 ekor kambing dan 4 ekor sapi. Saya dan fuad, salah satu relawan SQN Pkpu mendapat amanah di daerah Somakaton, Somagede Banyumas. Dari Purwokerto memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan.

Dua ekor sapi akan disembelih didaerah ini daerah tepian sungai serayu yang penduduknya sebagian menjadi penambang pasir sungai. Daerah yang kami masuki masih berupa tanah, aspal sudah ada tapi mulai rusak, sepanjang perjalanan saya melihat dump truck berseliweran, menyebabkan jalan menjadi rusak.

Dua ekor sapi yang akan kami sembelih sempat salah satunya kabur, dan lari menuju pekarangan warga, butuh waktu cukup lama untuk menangkap kembali. Akhirnya setelah tertangkap segera disembelih dan diolah untuk kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik sebelum didistribusikan.

Disela jeda istirahat, oh ya saya belum bercerita. Anak-anak saya, Faza (4th) dan kholid (3th) minta ikut, jadilah mereka ikut berpetualang, selain menjelaskan tentang Hari Raya Idhul Adha, mereka juga meyaksikan penyembelihan sapi. Kembali melanjutkan cerita, disaat jeda istirahat kami menuju tepian sungai yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari lokasi penyembelihan, beberapa warga yang ikut membantu pemotongan berniat untuk mencuci jeroan sapi. Kamipun ikut berjalan, anak-anak bersemangat untuk ikut, terutama Faza, Kholid minta di gendong di pundak..huff beratnya .
Jalan yang kami lalui masih tanah, sampai lokasi.Subhanallah, kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Sungai yang tenang dan lebar, maklum sungai serayu merupakan salah satu sungai terbesar didaerah Banyumas. Nampak seorang kakek pengendali rakit, menambatkan rakitnya ditepian sungai, rakit ini biasa digunakan untuk menyeberang. Sejenak saya dan anak-anak duduk diatas bukit kecil, kemudian kami melihat sesuatu yang unik, ada ratusan kupu-kupu yang nampak bergerombol di tanah.

Ami Fuad mengajak Faza untuk turun, serta merta Faza berlari kearah kupu-kupu..dan kemudian ratusan kupu-kupu tersebut beterbangan mengelilingi, mirip di film-film. Indahnya, beberapa kali anak-anak nampak berlari menghampiri kupu-kupu, berjingkat kemudian melompat dan kemudian kembali kupu-kupu terbang layaknya pusaran angin.
Usai dari tepian sungai kami melanjutkan tugas, distribusi dan kemudian berkemas menuju kali bagor, hujan deras mengguyur dan anak-anak bersembunyi di balik mantel. Perjalanan harus dilanjutkan, karena seusai dari Kalibagor masih harus membantu di daerah Kembaran, tempat dimana disembelih 50 ekor kambing dan 2 ekor sapi.
Anak-anak tidak nampak kuyu, bersemangat bahkan walau hujan deras sempat menerjang sepanjang perjalanan dari Banyumas. Ini bentuk edukasi langsung buat mereka, bukan hanya teori. Dan usai semua tugas hari ini, kamipun bercerita dirumah, berkumpul kembali ditengah kehangatan keluarga, ditunggu umminya anak-anak yang sudah ditinggal seharian. Jam 18.30 Alhamdulillah akhirnya kami kembali kerumah. Ada banyak pelajaran, ada banyak kebijaksanaan yang kami dapatkan. 



Baca selengkapnya »
0 komentar

Cerita di Balik SQN PKPU 1433 H, Grumbul Juwiring


Ibadah Qurban menjadi momen berbagi dan bersilaturahim, berkumpul mengolah daging, berkerumun dalam penyembelihan. Belajar banyak makna keikhlasan dan silaturahim. Disamping itu semua, ibadah kurban ini nge-link dengan ibadah haji. Disaat ditanah suci menjalani prosesi haji, ditanah air menyembelih qurban. Jika ditanah air menyatukan tetangga, di tanah suci bertemu dengan saudara muslim dari seluruh penjuru dunia.

Ada sedikit ironi, banyak kejadian hewan qurban menumpuk diperkotaan, terutama di perumahan. Sehingga distribusinya pun seringkali tumpang tindih. Ikhtiar dari PKPU sebagai lembaga kemanusiaan Nasional, menyebarkan hewan qurban kewilayah minus. 

Saya mendapat amanah di wilayah karesidenan Banyumas, bersama rekan relawan lain berusaha seoptimal mungkin mendistribusikan agar tepat sasaran. Banyak cerita yang mewarnainya, hal inilah yang membuat kami terus bersemangat.

Salah satu yang berkesan adalah ketika kami harus mendistribusikan ke wilayah Desa Binangun, Banyumas. Lokasi tepatnya di grumbul Juwiring. Lokasinya berada diatas ketinggian 385 mdpl. Dengan membawa daging sapi yang sudah disembelih di bawah. Kami naik menggunakan sepeda motor, jalan menanjak dengan kemiringan 75 derajat, sempat  harus jalan karena motor nda kuat naik.



Memadukan info dari GPS di android dan bertanya ke warga, setelah kesasar dan sampai wilayah tower - tower televisi berada (kata warga ada 13 tower televisi disana). Akhirnya sampai juga dilokasi, perasaan bercampur aduk antara haru dan puas karena sampai lokasi. Bayangkan satu grumbul dengan 185 kk hanya ada 1 pekurban kambing. Daging sapi yang kami bawa saat itupun jumlahnya tidak terlalu banyak, sekitar 70 kantong dengan berat 1kg, jumlahnya belum mencukupi semua kepala keluarga. Semoga suatu saat nanti kami akan kembali dengan jumlah yang lebih besar. Saya akan menceritakan hal ini pada para donatur, salam dari mereka dan terimakasih atas kepeduliannya, Allah akan membalas dengan kebaikan yang berlipat. Itu doa mereka...
Baca selengkapnya »

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog