Wonosobo, "Tiba-tiba saja..bumm, suara seperti bom dan rumah kamipun hancur, beruntung kejadiannya berlangsung siang hari. Seandainya kejadian berlangsung malam hari bisa jadi korban yang jatuh lebih besar" tutur salah seorang ibu yang mengungsi bersama dua balitanya.
Pengungsi korban tanah longsor dan Banjir di Desa Tieng terkonsentrasi di Balai Desa Tieng, sampai hari kedua kemarin saat PKPU berada di Lokasi, kondisi pengungsian masih nampak belum layak karena belum tersedianya kasur bagi pengungsi, padahal kondisi suhu udara sangat dingin, karena lokasi berada di bawah pegunungan Dieng.
PKPU langsung mendirikan dapur air yang lokasinya berada di tempat pengungsian, nampak para pengungsi segera berbondong untuk antri mendapatkan minuman hangat dari PKPU, sedikit mengusir dinginnya pegunungan. Anak-anakpun nampak ceria mendatangi posko dapur air untuk membuat racikan susu sesuai seleranya.
Malam hari, Tim PKPU memberikan sedikit trauma healing untuk anak-anak, bercerita dan melakukan brain game sebagai penghibur disaat penat dan kebingungan akan kemana mereka tinggal setelah rumahnya tersapu banjir dan tanah longsor.
"Saat ini PKPU masih berkonsentrasi untuk mendampingi pengungsi, hari ini (20/12) tim berencana membentuk serambi nyaman melihat banyaknya Balita dan Ibu menyusui yang berada di Barak Pengungsian" Terang Indra, kordinator Tim dari PKPU Purwokerto". Malam hari (19/12) Tim PKPU Semarang tiba di lokasi, segera bergabung untuk memberikan Kontribusi terbaik bagi anak-anak bangsa yang tertimpa musibah ini.
Dokumetasi :
0 komentar:
Posting Komentar