Search

Content

Sabtu, 16 Juni 2012

Kisah Penuh Inspirasi Hj. Nurjannah Hulwani Menembus Gaza (3)



Bertemu dengan Istri Syaikh Ahmad Yasin
Selama ini, saya hanya dengar kisah dan perjuangan Syaikh Ahmad Yassin. Disana saya bisa bertemu istrinya, saya bisa menggendong cucunya. Saya juga selama ini tahu Syaikh Ar Rantissi dari orang lain, disini saya bisa bertemu istrinya dan melihat makamnya. Dan rumah perdana mentri Palestina, Ismail Haniya, lokasinya tidak jauh dari rumah syaikh Ahmad Yassin dan Ar Rantissi.

Ketika kami datang ke keluarga Syaikh Ahmad Yassin, kami sudah diceritakan siapa syaikh Ahmad Yassin itu dari mulai profilnya, rumahnya dan perubahan luar biasa yang dilakukannya. Semula penduduk Gaza jauh dari agama, masjid-masjid kosong. Tapi semenjak dakwah yang dilakukan Syaikh Ahmad Yassin, masjid selalu luber, penuh. Kemudian pemuda-pemuda datang ke masjd untuk memenuhi masjid yang dulunya diimami orang yang buta dan tua, sekarang berganti dengan yang muda dan intelek. Sampai tidak ada bioskop di Gaza yang sebelumnya marak. Saat isteri Syaikh Ahmad Yassin menceritakan itu, rasanya tidak ada jarak diantara kami. Bagaimana gambaran masjid tempat Syaikh Ahmad Yassin melaksanakan shalat yang hancur diroket masih ada, selendangya, segala macam kenangan akan sang Syahid.

Berkunjung ke Makam Syuhada
Belum lagi ketika kita datang ke makam. Cerita-cerita hidup itu begitu menghantam ruhiyah kami. Dikatakan ada kuburan yang bertuliskan 'kullu nafsin dzaa ikotul maut' (setiap yang bernyawa pasti akan mati) ditujukan untuk orang yang meninggal biasa, seperti karena sakit atau karena tua. Tapi kalau yang meninggal itu syahid, ada tulisan yang artinya 'janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki' (Dikutip dari Al Qur'an surat Ali Imran Ayat 169-171)

Lalu saya tunjuk salah satu makam yang meninggal syahid. Ternyata itu adalah kuburan Syaikh Syiam. Dia adalah orang ketiga kelas kakap yang dibidik Israel. Satu makam ada tiga orang orang, satu anaknya dan keponakannya. Tubuh ketiganya hancur, kecuali kepalanya. Dan anaknya yang berusia 22 tahun hanya tinggal cicinnya. Bagaimana saya tidak merasa terpanggil,saya harus bertemu dengan ibu dari pemuda. Alhamdulillah, kami bertemu dengan ummu Mus'ab. Disitu kami diceritakan sebuah kisah luar biasa. Mereka mengorbankan seluruh harta yang dimiliki, suami yang mereka cintai, anak yang mereka kasihi dan sayangi demi kemuliaan bumi Gaza.

Setelah itu, pergilah kami ke kelompok-kelompok Tahfidz, dan kelompok cacat yang tengah di rehabilitasi. Selama ini biasanya kami melihat orang cacat karena kecelakaan. Mereka mengorbankan seluruh tubuh mereka untuk kemuliaan Al Aqsha. Di situ saya melihat mata yang tak lagi melihat, kaki yang tak lagi bisa berjalan. Tapi diwajah mereka tak saya lihat guratan kesedihan sedikitpun. Saya jadi bertanya, kontribusi apa yang sudah kita berikan demi kemuliaan Islam....bersambung

Tulisan Sebelumnya :

Kisah Penuh Inspirasi Hj. Nurjannah Hulwani Menembus Gaza (1)

Kisah Penuh Inspirasi Hj. Nurjannah Hulwani Menembus Gaza (2)

 

Sumber : 
Seperti dituturkan Nurjannah Hulwani kepada Purwanti dan Teni Supriyanti
Foto : knrp.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog