Search

Content

Sabtu, 22 Mei 2010

Jalan Panjang Pendidikan di Negri kita





Seusai dari DIKNAS..ceritanya minta data sekolah yang sudah rusak, mau ambruk..tapi masih sangat dibutuhkan oleh warga sekitar. Saya hanya geleng-geleng kepala melihat tumpukan proposal permintaan renovasi sekolah..mungkin kalo diloakin bisa laku banyak, berkilo-kilo sih beratnya :)
Saya mencintai negri ini, Indonesia Raya tercinta..seperti kebanyakan rakyat di negri ini. tapi Cerita memilukan masih kerap mewarnai derap kehidupan di negri ini, dan salah satunya ketika kita berbicara tentang sebuah kata..pendidikan. Sebuah kata yang menjamin masa depan sebuah bangsa, beruntung bagi mereka yang bisa menikmati pendidikan dengan nyaman, biaya ratusan bahkan jutaan rupiah tidak menjadi beban.


Saya belum akan berbicara tentang kualitas pendidikan, yang pemerintah dengan sederhana mengukurnya dengan sebuah alat ukur yang sangat tidak adil yaitu "Ujian Nasional", banyak cerita, banyak kisah yang menyertai kontroversi ujian nasional ini.


Baiklah, saya bukan akan membahas hal itu disini, takut hanya akan menambah luka,
Kawan, tahukah engkau akan pendidikan mereka yang berada dipinggiran?bahkan mungkin ditengah kota sekalipun?tahukah engkau akan harapan besar rakyat bangsa ini akan pendidikan? janganlah engkau jadi apatis hanya karena sudah mengenyam pendidikan tinggi disebuah universitas yang hanya membuat kita menjadi egois..dengan satu tuntutan bekerja..bekerja..bekerja..uang..uang..uang.


Kawan, saya hanya ingin berbagi, ingin membagi semangat dan harapan rakyat bangsa ini..di ujung Banyumas tepatnya di Desa Cingebul Lumbir, ada sebuah kearifan masyarakat yang saya temukan.
Tahukah kawan, mereka berswadaya membangun dua ruang kelas SD yang belum ada..patungan dan SD itu adalah SD negri yang sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Dan berdirilah dua ruang kelas itu, teramat sederhana...tembok terbuat dari anyaman bambu, dan lantai cukup dengan beralaskan tanah.


Kini..ruang itu sudah tidak bisa dipakai lagi..tebing disamping sekolah cukup kuat untuk merobohkan tembok yang hanya terbuat dari anyaman bambu..dan anak-anak itupun tetap bersemangat belajar dengan membawa bangku dan meja dihalaman sekolah..jadi sekali lagi saya akan sangat marah jika ada pihak yang mengatakan rakyat bangsa ini bodoh dan malas hanya gara-gara tidak lulus UN.


Kawan lihatlah..dan engkau akan berpikir ulang tentang pendidikan di negri ini
("Jum'at 21 Mei 2010)





0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog