Search

Content

Selasa, 20 September 2011

Menuju Mogadishu, Tim Kemanusiaan PKPU Kunjungi Tiga Lokasi Pengungsian




Catatan Perjalanan Tim PKPU ke Somalia (12)

Tim Kemanusiaan PKPU Terbang Menembus Mogadishu

Sekembali dari kamp pengungsian di Dadaab, Senin malam (12/9/2011) Tim Kemanusiaan Indonesia, Aid For Somalia PKPU langsung melanjutkan aksi kemanusiaan ke Mogadishu, Somalia. Perjalanan darat selama 8 jam cukup menguras tenaga dari Dadaab, Garissa dan Nairobi, Ibukota Kenya tidak menjadikan perjalanan misi kemanusiaan berhenti.
           
Sebelum azan subuh, Selasa (13/9/2011) sekitar pukul 04.30 waktu Kenya atau sekitar pukul 09.00 waktu Indonesia, tim kemanusiaan PKPU yaitu Tomy Hendrajati dan Sukismo bersama satu orang lainnya sudah bergerak ke Bandara Internasional Kenya dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari kedutaan besar Indonesia di Upperhill Kenya tempat tim menumpang bermalam. Udara dingin saat pagi di Kenya terasa menusuk ke tulang. Dapat dibayangkan betapa dinginnya, sampai pukul 11.00 siang pun masih terasa dingin.
           
Kedua personil tim kemanusiaan PKPU ini terbang menggunakan pesawat African Airlines dan menempuh perjalanan sekitar 30 menit untuk sampai ke Ibukota Somalia, Mogadishu. Untuk sampai ke sana, tim kemanusiaan sejak awal sudah berkali-kali diingatkan dan diberikan masukan pertimbangan mengurungkan kepergian ke Mogadishu. Sebab kondisi di Ibukota Somalia tersebut yang selama ini dikuasai oleh pejuang bersenjata Al Shabab.

Radius tingkat keamanan juga dikabarkan antara satu sampai lima kilometer dari bandara setempat. Beberapa kejadian sebelumnya, dua orang jurnalis televisi swasta asal Indonesia sempat nekad menuju Mogadishu, tetapi sebelum sempat telapak kaki menginjak landasan bandara, tentara-tentara berseragam dan bersenjata memaksa mereka untuk kembali ke pesawat dan kembali ke tempat mereka semula.
          
Kondisi kota Mogadishu dari informasi diperoleh tim kemanusiaan PKPU memang serba tidak menentu dan pasti. Tidak ada informasi yang akurat mengenai apa dan bagaiamana kondisi sebenarnya di kota terbesar Somalia. Isu terus berubah-ubah dan kondisi keamanan susah ditebak. Apalagi sekarang Mogadishu sudah menjadi daerah pengungsian rakyat Somalia dari berbagai penjuru daerah guna mendapatkan bantuan akibat bencana kelaparan dan kekeringan.
          
Untuk menembus Mogadishu, Tim Kemanusiaan PKPU telah melakukan sharing informasi dan meminta bantuan untuk dibantu masuk ke ibukota seperti dari IHH Turki, Islamic Relief Kenya dan Somalia. Selama di Mogadishu, tim kemanusiaan PKPU akan dikawal oleh Zamzam Foundation yang memiliki areal kerja hingga ke Somalia.
          
Tim di bagi 2, Rompi anti Peluru tidak boleh dibawa
Atas dasar pertimbangan keamanan ini pula, semula 4 personil tim kemanusiaan PKPU akan diberangkatkan ke Mogadishu akhirnya dipecah menjadi dua kelompok. Dua personal lainnya yaitu Elfiyon Julinit dan Subur Rojinawi diminta tetap bertahan di Nairobi. Tim yang berangkat berusaha untuk datang dengan tidak menarik perhatian dari pihak manapun seperti dengan menanggalkan semua pakaian yang dapat menjurus pada satu kelompok, termasuk sepatu padang pasir diganti dengan sandal dan berpakaian batik, ciri khas Indonesia.

Termasuk tidak membawa rompi  anti peluru yang dibawa dari Indonesia. Sebab atribut-atribut tertentu terutama berbau Amerika dan United Nations seperti pernah disampaikan oleh Mr Hasan, Direktur Zamzam Foundation di Kenya adalah hal sangat sensitif dan menjadi sasaran penyerangan oleh kelompok bersenjata Al Shabab yang mengusai sebagian pusat ibukota.


Delapan jam lebih setelah keberangkatan ke Mogadishu, sampai sekarang pukul 20.01 waktu Kenya, tim di Nairobi belum berhasil melakukan kontak dengan tim ke Mogadishu baik dengan telepon lokal Safaricom maupun telepon satelit. Mohon doanya untuk keselamatan tim. (Laporan Elfiyon Julinit, Tim Kemanusiaan Indonesia, Aid For Somalia, PKPU dari Nairobi)

Perjalanan yang cukup singkat dari Nairobi, Kenya menggunakan pesawat African Airlines selama 1 jam mengantarkan Tim Kemanusiaan Indonesia, Aid For Somalia PKPU tiba di bandara Internasional Aden Abdulle Mogadishu, Selasa pagi (13/9/2011).

 Tiba di Mogadishu, Pasport sempat di Tolak
Waktu masih menunjukkan pukul 09.10 waktu setempat, namun cuaca terasa panas. Pasport tim kemanusiaan PKPU sempat ditolak oleh imigrasi setempat karena tidak menuliskan alamat yang dituju di Mogadishu.

Untuk beberapa menit, Tim kemanusiaan PKPU yang terdiri Tomy Hendrajati dan Sukismo tidak bisa berbuat apa-apa karena kontak person dari NGO local Zamzam Foundation tidak dapat dihubungi. Dalam kondisi demikian, Tim kemanusiaan PKPU akhirnya memohon bantuan pihak berwajib di bandara. Syekh Abdul namanya, ditemui tim kemanusiaan PKPU memberikan bantuan alat komunikasinya untuk mengontak pihak Zamzam Foundation.

Bertemu Brother Arafat
Tak lama kemudian setelah berhasil dihubungi, brother Arafat tiba di lokasi hingga akhirnya tim kemanusiaan PKPU dapat melewati jalur imigrasi VIP. Diruang tunggu, tim sempat berbincang-bincang dengan brotfer Arafat mengenai situasii dan kondisi.

Selanjutnya brother Arafat mengantarkan tim kemanusiaan PKPU untuk naik ke mobil menuju kantor Pusat Zamzam Foudation di kota Mogadishu yang tidak jauh dari bandara Aden Abdulle. Setiba di kantor Zamzam Foundation, tim kemanusiaan PKPU bertemu dengan Brother Suaib yang pernah ke Indonesia dan bertemu dengan Ketua Yayasan PKPU Suryama M Sastra. 

Setelah Tim Kemanusiaan Indonesia, Aid For Somalia PKPU tiba di bandara Internasional Aden Abdulle Mogadishu, Selasa pagi (13/9/2011) dilanjutkan menuju kantor pusat Zamzam Foudation di kota Mogadishu.

Beberapa menit kemudian tim kemanusiaan PKPU tiba di kantor pusat Zamzam Foundation dan diterima Brother Shuaib Abdullatif Sheikh, Direktor General. Selanjutnya tim kemanusiaan PKPU diperkenalkan kepada Direktur Program Zamzam Foundation, Brother Omar

Tim Kemanusiaan PKPU Kunjungi 3 Titik Lokasi Pengungsian
Koordinasi dan komunikasi mengenai kegiatan aksi yang akan dilakukan untuk hari ini dan besok dilakukan tim kemanusiaan PKPU bersama Zamzam Foundation. Langkah pertama yang dilakukan, tim kemanusiaan PKPU bersama NGO dari Turki di ajak berkeliling melihat aktifitas serta program yang dilakukan oleh Zamzam Foundation.

Lokasi pertama yang di tinjau yaitu pembuatan pompa air dan pemukiman pengungsi di dekat pasar dengan pengawalan ketat dari tentara pemerintah berjumlah 5 orang. Para penggiat Kemanusiaan dari Indonesia dan Turki berkumpul, bertukar pikiran serta mendiskusikan program pengentasan kelaparan dan penyakit yang melanda pemukiman pengungsi di Somalia
Setelah mengunjungi lokasi pembuatan pompa air dan pemukiman pengungsi di Hamar Adebi, tim kemanusiaan PKPU diajak menuju lokasi kedua yaitu kamp pengungsi yang terletak dibawah kantor kepresidenan Somalia yang dibatasi oleh tembok setinggi 10 meter.

Di lokasi kedua ini, tim kemanusiaan PKPU diperlihatkan pembuatan WC umum yang dibangun Zamzam Foundation. Tim kemanusiaan PKPU berkesempatan untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan masyarakat yang tinggal di pengungsian, dilanjutkan dengan tanya jawab, serta menampung aspirasi pengungsi.

Tempat ketiga yang dikunjungi tim kemanusiaan PKPU adalah Hamar Jajab Feeding Center, yaitu dapur umum Zamzam Foundation. Sat berkunjung, di lokasi tersebut sedang diadakan pendistribusian makan siang kepada para pengungsi.

Bersama Zamzam Foundation, tim kemanusiaan PKPU ikut membantu mendistribusikan jatah makan siang tersebut kepada para pengungsi. Kondisi pengungsi yang serba kekurangan membuat Tomy Hendrajati, ketua tim kemanusiaan PKPU ikut terharu saat mendistribusikan bantuan makan tersebut.

Selanjutnya, tim kemanusiaan PKPU diajak berkeliling, ditemani brother Yusuf dari Zamzam Foundation yang terlihat masih muda, namun fasih dalam berbahasa Inggris. Pendistribusian makanan sudah dilakukan, selanjutnya tim kemanusiaan PKPU bersama Zamzam Foundation mengunjungi para pengungsi di rumah mereka masing-masing.

Pemandangan Menyedihkan
Saat berkunjung ke rumah para pengungsi, tim kemanusiaan PKPU juga diperlihatkan Zamzam Foundation seorang anak yang menderita gizi buruk, terserang penyakit malaria, DBD, TBC dan penyakit kulit. “Trenyuh rasanya hati ini melihat penderitaan mereka akibat perang saudara berkepanjangan dan tak kunjung datangnya perdamaian,” kata Tomy Hendrajati.

Seorang anak bernama Hasan dengan keadaan gizi buruk, baru beberapa hari lalu kakaknya meninggal dunia karena terserang malaria. Tim kemanusiaan PKPU pun bergegas mengambil gambar mereka dengan tujuan agar masyarakat terbuka mata hatinya bahwa ada negeri belahan tanduk Afrika yang kelaparan.
Ini Mogadishu Bung! Begitulah kata-kata yang pantas untuk mengingatkan siapapun yang ingin menerobos Mogadishu, Ibukota Somalia. Tanpa jaminan keamanan seperti  pengawalan tentara bersenjata dan pendamping yang paham kondisi setempat jangan mencoba nekad untuk tetap masuk ke Mogadishu. 

Meskipun anda sudah sampai ke bandara Mogadishu tetapi tidak memiliki dua modal ini, jangan berharap dapat turun dari pesawat menginjakan kaki karena akan diperintahkan kembali ke negara berangkat semula.

Bukan hanya masuk saja yang ketat tetapi untuk keluarpun harus melalui pemeriksaan ketat. Karena setiap orang yang keluar dari Mogadishu, menurut informasi Ahmad Bashori, staf lokal Kedubes RI di Kenya yang pernah menjemput tamu dari Mogadishu, bisa berada di bandara 3 jam untuk diperiksa. Satu persatu bawaan dan yang melekat dibadan akan dipreteli.

Rentetan senjata, lobang bekas peluru dan mortir merupakan pemandangan lumrah di Ibukota Somalia yang tengah bergejolak dilanda perang saudara. Di tambah dengan perang kelaparan dengan hadirnya jutaan pengungsi Somalia yang menderita kelaparan akibat bencana kelaparan dan kekeringan melanda negara ini sejak beberapa tahun terakhir.

Tim Kemanusiaan Indonesia, Aid For Somalia PKPU yang mencoba menerobos masuk ke Mogadishu, pada Selasa (13/9/2011) lalu hampir mengalami nasib sama. Ditahan di bandara Internasional Aden Abdulle. Meski sudah menyebutkan nama penjamin keamanan selama di Mogadishu, pihak keamanan tetap tidak mengizinkan keluar Bandara sampai wujud fisik orang menjamin itu muncul dari Zamzam Foundation, Lembaga Kemanusiaan lokal yang menjadi partner PKPU di Somalia. (www.pkpu.or.id)




0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog