Search

Content

Selasa, 21 Februari 2012

Belajar Optimis pada Hirotada Ototake

Cobalah lihat tubuh kita, berdirilah didepan cermin kemudian pandangi diri anda mulai dari ujung rambut sampai jari jemari kaki. Lengkap dan sempurna, karena itu bersyukurlah. Kemudian lihat kembali tubuh itu kemudian pandangi wajahnya, sudah mulai adakah guratan yang mulai muncul seiring dengan masalah yang kita hadapi.

Sudah berapa usia anda saat ini? kepala dua (maksudnya dua puluh tahunan ), kepala tiga,empat atau bahkan sudah kepala lima? kemudian pertanyaannya, sampai saat ini apa yang sudah kita lakukan?. Karya apa yang sudah kita lakukan dan manfaat apa yang sudah kita berikan, kepada orang tua, istri, anak , sahabat bahkan manusia secara umum. Menjadi pribadi seperti apa anda saat ini, tercermin dari perilaku yang anda lakukan, pribadi yang kokoh ataukah pibadi yang mudah berkeluh kesah.

Sejenak sedikit kita lupakan cerminan diri kita yang saat ini sedang kita amati, di Jepang sana ada seorang pria bernama Hirotada Ototake ,  dilahirkan Jepang pada 6 April 1976 dalam kondisi menderita tetra-melia, suatu kelainan bawaan yang membuatnya hampir tidak memiliki tangan dan kaki, tolong dicatat ini "hampir tak mempunyai tangan dan kaki, tapi Oto begitu panggilan akrabnya tidak menyerah dengan kondisinya, dia rajin menulis dengan pangkal lengannya, mengikuti lomba maraton di sekolah, bahkan menjadi anggota tim basket sejak sekolah SMP. Sikap hidup Oto yang positif membuatnya meraih sukses dan merasakan kebahagiaan. Oto telah menjadi motivator dunia yang sering menghadiri undangan dari berbagai negara. Buku yang ditulis Oto, berjudul “No One’s Perfect”, berhasil menjadi buku best seller.

Tanpa malu, dia melewati semua tahapan untuk sukses, termasuk menempuh pendidikan formal dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Layaknya orang normal, usia lima tahun Ototake masuk sekolah TK. Di sini, Ototake menemukan pengalaman yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya. Jika sebelum masuk sekolah Ototake lebih banyak tinggal di dalam rumah, saat itu Ototake harus berinteraksi dengan anak-anak sebayanya. Tak jarang sebagian teman-teman Ototake mengejeknya karena tidak bisa berjalan. Beruntung orangtua Ototake tahu apa yang harus dilakukan. Ayahnya, yang berprofesi sebagai arsitek, tetap mendukung kemauan anaknya untuk hidup normal dan meraih cita-cita.

Seiring berjalannya waktu, Ototake berhasil mengatasi masalah sosialnya. Bahkan, sewaktu duduk di bangku SD,Ototake menjadi kebanggaan tersendiri bagi teman-temannya.”Mereka senang melihat saya yang ke mana-mana harus menggunakan kursi roda elektrik.Mereka juga kagum karena saya bisa menulis dengan pensil yang dijepitkan antara dagu dan lengan,”kenangnya. ”Kehebatan” Ototake berlanjut hingga jenjang SMP dan SMA. Dia sempat beberapa kali dipercaya menjadi ketua organisasi intrasekolah. Dari sini, Ototake kerap mengadakan peristiwa-peristiwa budaya dan sosial. Karenanya tak heran jika sosok Ototake begitu dibanggakan rekan-rekannya, termasuk para siswi. ”Saya adalah siswa yang paling banyak mendapat hadiah cokelat saat perayaan Valentine,” kenangnya (indoforum)

Sekarang kita kembali kediri kita, saya kembali mengulang pertanyaan diatas lengkapkah fisik kita ? jika lengkap ini modal terbaik kita. Sukses adalah definisi yang sangat luas dan masing-masing dari andalah yang mampu mengetahu definisi sukses yang terbaik bagi diri anda. Saatnya kita melakukan yang terbaik kini, kembali menggoreskan sejarah yang kita lalui. Yakinlah anda adalah pribadi yang diciptakan sempurna oleh Tuhan. Lihat kembali dan jangan sia-siakan kesempurnaan ini dengan menjadikan pribadi kita sebagai pecundang. Terus-terus dan terus lakukanlah yang terbaik. Hirotada Ototake sudah mengajari kita akan makna optimisme.





Jika artikel ini bermanfaat silahkan bagikan atau copy paste, dan beri feedback melalui kolom komentar di bawah. Saya sangat senang bisa berkenalan dengan anda

0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog