Search

Content

Selasa, 28 Februari 2012

Tugas Panjang Surjoni di Mentawai Tertunaikan


Saya bergetar ketika mendengar langsung kondisi di Mentawai dan para relawannya, saat mba Rahma bercerita. Kondisi medan yang sangat sulit di jangkau, karena berada di luar Pulau Utama. Hampir seperti daerah yang terlupakan, alat transportasi yang hanya berupa kapal itupun jadwalnya kadang tak tentu. Saya jadi mengenal apa itu ambu-ambu.

Kisah mas Joni, bagi saya sangat inspiratif. Betapapun ia tahu, dunianya sangat jauh dari tepuk tangan. Sosok mas Joni menggambarkan kinerja seharusnya yang dilakukan para relawan, mendampingi dan membersamai sampai tuntas. Hal ini di gambarkan sangat apik ditulisan mba Rahma. Semoga yang dilakukan mas Joni dan para Relawan lain terutama yang tergabung dalam Korps Relawan PKPU terus bergerak dan membersamai. Berikut Tulisan Mba Rahma :

Akhir dari Sebuah Awalan

Suharjoni, Staf Disaster Risk Management (DRM) PKPU mendarat di Bandara Minangkabau, Padang, hari Kamis (23/2/2012). Ia baru saja menyelesaikan tugas panjang di Mentawai. Bermula dari Tsunami yang mengguncang Mentawai 25 Oktober 2010, dari fase tanggap darurat hingga fase rekonstruksi dan rehabilitasi.

Dari evakuasi korban-korban meninggal hingga jauh ke hulu sungai Sabeugukgung, sebuah kampung yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Hingga mendistribusikan logistik hingga jauh ke pulau-pulau yang harus ditempuhi dengan ombak yang tinggi. Memetakan kejadian dan peristiwa lintas ruang, lintas agama dan kepercayaan. Atas nama kemanusiaan.

PKPU telah membangun kampung baru di balik sebuah bukit di Sabeugukgung yang menjadi sebuah tanah harapan baru. Membangun kembali perumahan di Boriai yang luluh lantak dari gempa besar tahun 2007. Mendampingi masyarakat, mendengar apa yang menjadi kebutuhan dan masuk di celah-celah yang terlupakan lembaga lain. Pulau-pulau yang nun jauh di Samudera Hindia, bagi PKPU tidaklah menjadi kendala untuk mendampinginya.

Periode terakhir dari awalan pendampingan ini berlangsung dari tanggal 7-22 Februari 2012.  PKPU menyelesaikan pembangunan rumah baca lengkap dengan buku dan rak-rak baca.  Peralatan audio visual. Perabotan yang menjadi pendukung kenyamanan rumah baca ini.  Berlokasi di halaman Kodim 0319/Mentawai.

Penyelesaikan mebeler berupa meja kursi lengkap dengan lemari untuk ruang guru di SD Tubeket dan SD Boriai. Hingga ke pembuatan 2 (dua) unit MCK masing-masing di Boriai atas dan Boriai bawah.

Seluruhnya tentu terbangun atas dukungan seluruh donatur yang telah mendampingi pemulihan Mentawai sejak beberapa saat gempa dan tsunami menyapu sebagian pantai di kepulauan Mentawai.  Sebagai akhir dari sebuah awalan, tentu perlu komunikasi intensif antara PKPU yang diwakili Suharjoni (DRM/PKPU Pusat) dengan pihak-pihak yang akan memelihara apa yang telah dibangun bersama-sama dengan masyarakat Mentawai. 

Dengan tokoh Masyarakat di Sikakap, di Tubeket, di Boriai, di Sabeugukgung.  Harapan bahwa apa yang telah diberikan dan dibangun di tanah Mentawai, dapat menjadi pencetus pemberdayaan dan kemandirian lebih lanjut. Mengkomunikasikan “self awareness” dalam bagian pendidikan Early Warning System di Kepulauan yang berada di atas lempeng aktif tersebut. 

Fase pengkomunikasian atas kelembagaan yang akan memberdayakan segala aset yang telah ada dan dibangun tersebut menjadi sebuah akhir dari sebuah awalan yang panjang. Mungkin tak sepenuhnya sebuah akhir. (pkpu.or.id)

Mungkin sama apa yang mas Joni dan saya rasakan, ketika kita berada di barak pengungsian ataupun di lokasi bencana, ada akhir yang tidak ingin kita lewatkan, "Binar Senyum Mereka yang Kembali Terkembang" 

0 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog