Search

Content

Senin, 03 November 2014

Ketegaran Qian Hong Yan "Gadis Bola Basket"

Qian Hong Yan , Sumber Foto : avaxnews.net

Namanya Qian Hong Yan, seorang gadis kecil yang mewakili semangat ketegaran. Qian mengalami kecelakaan pada tanggal 21 Oktober 2000, kakinya terlindas bus saat melintas saat sedang bermain dengan teman-temannya.. Dokter harus mengamputasi kedua kakinya untuk menyelamatkan nyawanya. Gadis kecil berambut sebahu ini lahir di tahun 1996, Ia tinggal di desa Zhuanxia, Provinsi Yunna, Tiongkok.

Orang tua Qian Hong Yan adalah keluarga petani, sama seperti warga kebanyakan di daerah desa Zhuangxia.  Tinggal di sebuah rumah dengan dinding bata tanpa plester. Ibu Qian yang buta huruf merawat Qian beserta dua orang adik laki-lakinya. Keluarga Qian mempunyai kebun murbei, yang dimanfaatkan daunnya untuk pakan ulat sutra, hasil panen ulat sutra berupa kepompong inilah yang kemudian dijual ke pabrik yang selanjutnya diolah menjadi benang sutra. Hasil penjualan ini masih belum mencukupi untuk menghidupi seluruh keluarga, sehingga ayah Qian masih harus bekerja serabutan di kota Guizhou yang jaraknya puluhan kilometer dari rumahnya.

Tetap Bersekolah

Beratnya kondisi ekonomi keluarga Qian, membuat Qian tidak mampu dibelikan sepasang kaki palsu oleh kedua orang tuanya, sebagai gantinya sebuah bola basket bekas digunakan untuk pengganti kaki palsu ini. Agar bisa bergerak, ayahmya memasangkan bola basket bekas yang dilubangi dan diberi tatakan kayu. Kemudian dua buah pegangan kayu mirip sikat digunakan untuk menyeret tubuh dengan tangan Qian sebagai ganti kaki. Dengan cara ini Qian bisa keluar rumah dan berangkat sekolah.


Qian bersekolah di sekolah normal bersama teman-teman lainnya, jika sedang belajar di letakkannya potongan bola basket penyangga tubuhnya di bawah meja dan duduk dengan menyandarkan bagian tubuhnya ke bangku. Kondisi keterbatasan fisik ini tidak membuat Qian patah semangat dan mengeluh, namun ada saja anak-anak lain yang mengejek Qian dengan julukan "Bocah Bola Basket".

Tidak mudah memang menjalani kehidupan yang keras ini bagi Qian, namun dukungan keluarga dan sang ayah benar-benar melekat dan menanamkan semangat pada dirinya. Tak segan ayahnya menggendong Qian ketika bepergian, dan adik-adik kecilnya juga senantiasa bermain bersama dirinya.




Kaki Baru
Pada tahun 2005, atau sekitar 5 tahun setelah kecelakaan ini terjadi Hong Yan sudah menggunakan 6 buah bola basket, biasanya masing-masing bola basket bertahan sekitar satu tahun sampai akhirnya rusak dan tak bisa di pakai lagi. Dan di tahun 2005 ini kisah Qian Hong Yan mulai banyak diberitakan di media massa Tiongkok, dan dengan pesatnya kemajuan tekhnologi berita ini dengan cepat menyebar. Hampir semua orang yang membaca kisahnya atau menyaksikan video Qian di internet terenyuh, kemudian ia dikenal luas sebagai " Basketball Girl", semua orang kagum dengan gadis kecil ini, kecelakaan itu telah merenggut kakinya tapi tidak semangatnya.




Tak lama setelah publikasi tentang Qian menyebar di seluruh dunia, beragam bantuan dan donasi pun mulai mengalir. Sebagian dana bantuan yang terkumpul lantas dibelikan sebuah kursi roda, kabar baik namun kursi roda masih membatasi mobilitas Qian yang aktif. Kabar gembira kemudian datang dari China Rehabilitation Research Centre, yang datang mengunjungi dan memeriksanya dan kemudian atas rekomendasi dan hasil pemeriksaan dokter dari lembaga tersebut Qian Hong Yan mendapat kaki palsu.

Menjadi Juara Renang

Pada bagian ini saya tidak menceritakan dan menuliskan detail bagaimana proses pelatihan Qian sampai akhirnya Ia menjadi Juara Renang untuk penyandang cacat pada tahun 2009. Qian Hong Yan meraih tiga medali emas sekaligus pada ajang ini. Dengan disiplin tinggi, keteguhan, ketekunan dan semangatnya yang kuat Qian bisa memperoleh semua ini. 



Bayangkan jika seandainya Qian memilih untuk meratapi nasib, dan hidup dengan kemarahan dan penyesalan. Tapi Qian memilih sebaliknya, tetap tersenyum dan terus melanjutkan kehidupannya dengan penuh semangat. Saat ini Qian sedang berjuang untuk mengikuti paralimpiade di Rio de Janeiro pada tahun 2016.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, cobalah sejenak tundukan mata dan lihat kedua kaki kita dari ujung jari sampai pinggul, sudahkah kita mensyukurinya ?

Sumber : 
Buku : Kisah Nyata dalam ketidak sempurnaan Qian Hong Yan , Penulis : Nazarurudin Thamrin, Penerbit : Puspa Swara
Foto :














1 komentar:

Posting Komentar

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog