Search

Content

0 komentar

Tombol Spasi yang Keras



 
Cukup lama saya vakum menulis, tulisan terakhir tercatat bulan  April 2014. Betapa tidak nyamannya ketika banyak ide tulisan berputar-putar di kepala, hadeuh rasanya nda karuan. Memang kalau tidak dipaksakan menulis halaman blog ini akan terus kosong, dan saya bisa depresi berat karena kepala serasa ingin meledak dengan serpihan-serpihan ide tulisan yang mengendap lama, membusuk seperti busuknya makanan junk food yang menjadi selulit di usus halus.

Saat tulisan ini dibuat,tuts tuts keyboard netbook lama saya berasa seperti mengetik dengan mesin ketik, apalagi saat menekan tombol "spasi" harus sekuat tenaga. Ceritanya beberapa waktu yang lalu saat kelelahan dan tak sengaja tertidur didepan netbook, gelas air putih tumpah dengan air membanjiri netbook. Untung masih bisa terselamatkan setelah perlakuan darurat saya lakukan, efeknya nda 100% pulih, keyboard harus dipencet dengan tenaga, terutama tombol "spasi", jadi maaf dengan ketidak nyamanan dalam membaca ketika spasinya tersambung, tolong tulis di kolom komentar kalau ada spasi yang masih salah.

Akhir diujung tulisan ini...yeee, alhamdulillah saya berusaha konsisten menulis lagi, jadi silahkan berkunjung dan bersilaturahim kembali di blog saya, semoga setiap harinya ada tulisan baru.
Baca selengkapnya »
0 komentar

Tirta Kencana, Kolam Renang dengan Air Segar di Purwokerto




Kota sejuk Purwokerto, memiliki kolam renang yang murah meriah namun segar, karena lokasi kolam renang ini berada di kaki Gunung Slamet, tepatnya di kelurahan Pabuaran Purwokerto Utara. Dekat jalan utama menuju Baturaden. Kolam renang ini bernama Tirta Kencana





Saat artikel ini ditulis, tiket masuknya adalah Rp 6.000 tiap satu orang pengunjung, dengan biaya parkir Rp 1.000 untuk sepeda motor, dan Rp 2.000 untuk mobil. Pada awalnya, koam renang ini adalah tempat berlatihnya para taruna Polisi dari Sekolah Polisi Negara, tapi akhirnya dibuka untuk publik walau sesekali juga masih dipakai untuk latihan.

Ada satu kolam besar dengan kedalama 1 - 2 meter, dan kolam kecil untuk anak-anak dan Balita. Airnya sejuk karena mengalir, dan cukup bening.



Selain berenang pengnjung juga bisa menikmati lezatnya mendoan hangat, dengan pecel di warung yang terdapat di dalam kolam renang. Jangan ragu untuk mencobanya karena harganya relatif murah.Terdapat juga penyewaan pelampung yang disediakan pengelola kolam renang.


Baca selengkapnya »
0 komentar

Yatim Penerima Beasiswa Be A Star PKPU Ceria Menikmati Steak





SURAKARTA – Keceriaan anak-anak yatim penerima beasiswa ‘Be A Star’ PKPU KCP Solo mewarnai suasana Rabu sore (25/6/2014) di sudut kota Solo. Tiap bulannya, PKPU KCP Solo melakukan pendampingan kepada 25 anak yatim non panti dari daerah Banjarsari, Jebres, dan Serengan Surakarta. Pendampingan tersebut untuk memotivasi serta menguatkan pengenalan keislaman mereka untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh.

Bertempat di Warung Steak, mereka bercengkrama lepas, bermain dan berdiskusi, sejenak melepas ketegangan usai menjalani ujian kenaikan kelas. Bunda Lia, mengajak anak-anak menikmati steak, bersama beberapa orang tua asuh yang ikut menghadiri acara ini.



Dimulai dengan permainan perkenalan, kemudian masing-masing anak bercerita tentang cita-cita dan makanan kesukaan. Hampir sebagian besar mereka menyukai nasi goreng. Sedikit getir, saat tim PKPU KCP Solo mengetahui hal tersebut, karena bisa jadi masakan ini yang sering mereka nikmati dalam kesehariannya.


Bunda Endang kemudian bercerita, bagaimana beliau mempunyai pengalaman spiritual, selalu senantiasa berprasangka baik pada Allah SWT. Beliau juga bercerita tentang pernikahannya sampai usia 14 tahun belum diberikan amanah dan karuniai putra, namun beliau tetap optimis dan kemudian merawat anak yatim sampai sekarang menjadi dokter. Dirinya juga sering bersedekah dan senantiasa selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.

Sampai di usia 14 tahun pernikahannya, Allah SWT memberikan amanah kepada beliau seorang putra. Subhanallah. Allah memang senantiasa menyanyangi hambanya yang sabar. Bunda Enda berpesan kepada anak-anak untuk selalu menjaga shalat dan terus semangat untuk belajar.



Tiba acara utama, anak-anak yatim penerima beasiswa PKPU bersemangat memotong seiris demi seiris daging steak, kemudian memasukkan kedalam mulut mungil mereka. Terlihat sunggingan senyum mengembang di wajah mereka semua, membuat hangat suasana.

Usai acara, mereka pun ikut berdoa bersama. Semoga seluruh donatur PKPU mendapat balasan dari Allah SWT dan juga Allah SWT menguatkan serta meneguhkan mereka agar menjadi anak-anak yang shalih, kuat dan kelak menjadi salah satu orang-orang terbaik bagi bangsa dan agama. (PKPU/Indra/Solo)
Baca selengkapnya »
0 komentar

Kali Anget, Pemandian Air Hangat di Wonosobo



Salah satu destinasi yang wajib di Kunjungi di Wonosobo adalah kali anget. Setelah melewati dinginnya Dieng atau perkebunan teh Tambi, teman-teman bisa merasakan hangatnya pemandian air panas di Kali Anget ini. Dengan biaya masuk yang cukup murah, kita hanya dua kali membayar tiket, saat di gerbang utama dan di pintu masuk Kolam.

Kolam Air Dingin


Kolam Air Hangat


Di Lokasi Kali Anget, terdapat Kolam besar dalam air dingin, Kolam kecil untuk anak-anak dengan perosotannya dan ber air dingin. Dan dua kolam utama air hangat. Air kolam berwarna kecoklatan karena mengandung belerang, dijamin rileks ketika kita memasukkan seluruh badan ke dalam kolam.

Disekitar kolam juga terdapat penjual Tempe Kemul, makanan khas wonosobo, didampingi teh seduh hangat Tambi semakin menambah rileks suasana. 

Lokasi Kali Anget sangat mudah di jangkau, karena berada di jalan utama menuju Dieng, dan masih dekat dengan pusat kota Wonosobo.
Baca selengkapnya »
0 komentar

Sunrise di Sikunir






Ini pertama kalinya mengajak keluarga untuk mendaki dan bermalam di Gunung, walaupun sebenarnya sikunir hanya sebuah puncak bukit di yang mengelilingi Dieng, dengan ketinggian 2.300 mdpl. Sikunir terletak di desa Sembungan Dieng, disini merupakan salah satu desa penghasil minuman khas daerah pegunungan Dieng, Carica. Minuman khas dengan daging buah carica, buah yang mirip pepaya, namun hanya ada di daerah Dieng.

Puncak Sikunir adalah salah satu puncak terbaik untuk menikmati sunrise, dikelilingi oleh pemandangan menakjubkan gunung - gunung di Jawa Tengah, Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, dan gunung Ungaran. Ketika cuaca mendukung, sunrise terasa begitu menakjukan dengan awan disekelilingnya, serasa berada di tepi langit.

Sikunir bisa menjadi destinasi untuk pendaki gunung pemula, atau bagi keluarga yang ingin menikmati indahnya suasana puncak gunung, dengan jarak tempuh ke puncak hanya sekitar 30 menit. Pengunjung bisa menyewa porter untuk membawa barang-barang atau menggendong jika ada anak kecil. Di lokasi pendakian juga disediakan sewa tenda.

Untuk menuju lokasi, teman-teman bisa berhenti di alun-alun wonosobo atau terminal wonosobo untuk kemudian dilanjutkan menggunakan bus atau taksi menuju Dieng. Jika dari arah Barat, Jakarta dan sekitarnya, teman-teman bisa  naik kereta api, tujuannya adalah stasiun Purwokerto. Dari stasiun purwokerto dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum ke Terminal Purwokerto, dan dilanjutkan menggunakan bus tujuan Wonosobo. Setelah sampai wonosobo, minta turun di jalur diengan, nanti biasanya supir bus atau penumpang yang lain akan memberi tahu lokasi bus diengan.
Jika menggunakan bus dari Jakarta, bisa cari bus yang langsung tujuan wonosobo.

Kami menuju Sikunir, bertolak dari Terminal Bus Solo, menuju terminal bus Bawen Semarang, dilanjutkan dengan bus menuju Wonosobo. Karena sampai Wonosobo malam, kami menyewa mobil bak terbuka untuk menuju sikunir.


Baca selengkapnya »
0 komentar

Dewasa dengan Kesulitan dan Rintangan




Sebagai seorang ayah, saya merasa harus terus menambah kapasitas saya sebagai orang tua, terus membaca dan mencari tahu bagaimana merawat dan menumbuh kembangkan anak-anak dengan baik. Kondisi saat ini yang mengharuskan saya bertemu setiap akhir pekan, membuat saya berfikir keras agar tanggung jawab ke ayahan bisa tetap baik.

Tangah malam ini saya terpaku dengan tulisan Rhenald Kasali, sesuatu yang selama ini sebenarnya sudah saya pikirkan, tapi dijabarkan dengan lebih detail dan terstruktur oleh beliau, kesalahan besar yang hampir pernah dilakukan oleh sebagian besar orang tua, alih-alih menyiapkan anak-anak yang tangguh seringkali justru menumbuhkan anak-anak yang rapuh. Saya Copy Paste Tulisannya di sini, sumbernya dari kompas.com (5 April 2014) , Tulisan Rhenald Kasali (@Rhenald Kasali) 

Mengapa Anak yang Pintar di Sekolah Bisa Alami Kesulitan Ekonomi?

Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya.

Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu "ada main" dengan dosen-dosennya. "Karena mereka tak sepintar aku," ujarnya.

Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit. 

Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan.

Hadiah orangtua

Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, "Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan".

Ya, tantangan. Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan "membuka pintu", jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya.

Kesulitan belajar mereka biasanya kita atasi dengan mendatangkan guru-guru les, atau bahkan menyuap sekolah dan guru-gurunya. Bahkan, tak sedikit pejabat mengambil alih tanggung jawab anak-anaknya ketika menghadapi proses hukum karena kelalaian mereka di jalan raya.

Kesalahan mereka membuat kita resah. Masalah mereka adalah masalah kita, bukan milik mereka.

Termasuk di dalamnya adalah rasa bangga orangtua yang berlebihan ketika anak-anaknya mengalami kemudahan dalam belajar dibandingkan rekan-rekannya di sekolah.

Berkebalikan dengan pujian yang dibangga-banggakan, Dweck malah menganjurkan orangtua untuk mengucapkan kalimat seperti ini: "Maafkan Ibu telah membuat segala sesuatu terlalu gampang untukmu, Nak. Soal ini kurang menarik. Bagaimana kalau kita coba yang lebih menantang?"

Jadi, dari kecil, saran Dweck, anak-anak harus dibiasakan dibesarkan dalam alam yang menantang, bukan asal gampang atau digampangkan. Pujian boleh untuk menyemangati, bukan membuatnya selalu mudah.

Saya teringat masa-masa muda dan kanak-kanak saya yang hampir setiap saat menghadapi kesulitan dan tantangan. Kata reporter sebuah majalah, saya ini termasuk "bengal". Namun ibu saya bilang, saya kreatif. Kakak-kakak saya bilang saya bandel. Namun, otak saya bilang "selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan".

Begitu memasuki dunia dewasa, seorang anak akan melihat dunia yang jauh berbeda dengan masa kanak-kanak. Dunia orang dewasa, sejatinya, banyak keanehannya, tipu-tipunya. Hal gampang bisa dibuat menjadi sulit. Namun, otak saya selalu ingin membalikkannya. Demikianlah, hal-hal sepele sering dibuat orang menjadi masalah besar.

Banyak ilmuwan pintar, tetapi reaktif dan cepat tersinggung. Demikian pula kalau orang sudah senang, apa pun yang kita inginkan selalu bisa diberikan.

Panggung orang dewasa

Dunia orang dewasa itu adalah sebuah panggung besar dengan unfair treatment yang menyakitkan bagi mereka yang dibesarkan dalam kemudahan dan alam yang protektif. Kemudahan-kemudahan yang didapat pada usia muda akan hilang begitu seseorang tamat SMU.

Di dunia kerja, keadaan yang lebih menyakitkan akan mungkin lebih banyak lagi ditemui. Fakta-fakta akan sangat mudah Anda temui bahwa tak semua orang, yang secara akademis hebat, mampu menjadi pejabat atau CEO. Jawabannya hanya satu: hidup seperti ini sungguh menantang.

Tantangan-tantangan itu tak boleh membuat seseorang cepat menyerah atau secara defensif menyatakan para pemenang itu "bodoh", tidak logis, tidak mengerti, dan lain sebagainya. Berkata bahwa hanya kitalah orang yang pintar, yang paling mengerti, hanya akan menunjukkan ketidakberdayaan belaka.  Dan pernyataan ini hanya keluar dari orang pintar yang miskin perspektif, dan kurang menghadapi ujian yang sesungguhnya.

Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan banyak orang-orang pintar menjadi tampak bodoh karena ia memang bodoh mengelola kesulitan. Ia hanya pandai berkelit atau ngoceh-ngoceh di belakang panggung, bersungut-sungut karena kini tak ada lagi orang dewasa yang mengambil alih kesulitan yang ia hadapi.

Di Universitas Indonesia, saya membentuk mahasiswa-mahasiswa saya agar berani menghadapi tantangan dengan cara satu orang pergi ke satu negara tanpa ditemani satu orang pun agar berani menghadapi kesulitan, kesasar, ketinggalan pesawat, atau kehabisan uang.

Namun lagi-lagi orangtua sering mengintervensi mereka dengan mencarikan travel agent, memberikan paket tur, uang jajan dalam jumlah besar, menitipkan perjalanan pada teman di luar negeri, menyediakan penginapan yang aman, dan lain sebagainya. Padahal, anak-anak itu hanya butuh satu kesempatan: bagaimana menghadapi kesulitan dengan caranya sendiri.

Hidup yang indah adalah hidup dalam alam sebenarnya, yaitu alam yang penuh tantangan. Dan inilah esensi perekonomian abad ke-21: bergejolak, ketidakpastian, dan membuat manusia menghadapi ambiguitas. Namun dalam kondisi seperti itulah sesungguhnya manusia berpikir. Dan ketika kita berpikir, tampaklah pintu-pintu baru terbuka, saat pintu-pintu hafalan kita tertutup.

Jadi inilah yang mengakibatkan banyak sekali orang pintar sulit dalam menghadapi kesulitan. Maka dari itu, pesan Carol Dweck, dari apa yang saya renungi, sebenarnya sederhana saja: orangtua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan.
 
Baca selengkapnya »

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog