Search

Content

Tampilkan postingan dengan label Content. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Content. Tampilkan semua postingan
0 komentar

Menjadi Yatim Bukan Sebuah Pilihan, Muliakanlah “Mereka”




Catatan Menjelang  Pemecahan Rekor MURI Belanja Bareng 3333 Anak Yatim Serentank di 13 Kota di Indonesia Ahad 14Agustus 2011



Menjadi yatim bukanlah sebuah pilihan. Tentu semua anak ingin mempunyai orang tua yang utuh. Ayah dan Ibu. Tetapi ketika menjadi yatim adalah sebuah bagian episode yang telah Allah tuliskan, kitapun tak mampu mengelaknya. Dan berfikir positif, inilah yang terbaik menurut Allah seberat apapun itu. Hal inipun semakin saya sadari ketika Allah mengambil Ayah saya. Saya yang sudah cukup umur kala itu, merasakan sangat beratnya di tinggal Ayah. Apalagi mereka yang masih kecil, tentu jauh lebih berat. Hari-hari tanpa seorang Ayah, tak ada yang membelanya ketika di ejek oleh teman, tak ada yang bisa dinaiki punggungnya ketika jalan-jalan, tak ada teman untuk ke masjid/ibadah bersama-sama, tak ada yang akan memujinya penuh bangga ketika menuai prestasi, dan tak ada tak ada lainnya.

Ini bukan sebuah pilihan, itulah yang ingin saya sampaikan ke teman-teman semua. Ketika sesekali saya bertemu dan berkumpul dengan anak-anak yatim itu, selalu saja air mata tak mampu saya tahan. Bukan hanya rasa iba yang saya rasakan, tetapi adalah sebuah keinsyafan, betapa belum banyak hal yang saya lakukan untuk mereka. Melihat senyum mereka, semakin membuatku tersadar, untuk selalu menjaga senyum itu, untuk mereka adik-adik yatim saya.
Saya lalu teringat Rosulullah, dimana beliau terkenal dengan perhatian dan kasih sayangnya kepada anak yatim. Bukan saja karena beliau dilahirkan dalam keadaan yatim, tetapi juga karena al-Qur’an memberi tempat istimewa bagi golongan ini. Rosulullah pernah berkata “Aku dan pengasuh anak yatim [kelak] di surga seperti dua jari ini” [HR. Bukhari].

Saat mengucapkan kalimat itu, Rasulullah menunjuk jari telunjuk dan jari tengah sembari merapatkan keduanya. Dan, “Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan [diasuh] dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.” [HR. Ibnu Majah].

Saudaraku…..

Mari kita ingat kembali sebuah kisah. Dari riwayat Anas bin Malik ra, ada sebuah kisah yang terjadi di Madinah di zaman Rasulullah SAW, dimana pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW bersama keluarganya dan beberapa sahabatnya seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu.

Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia di Hari Raya Ied tersebut, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.

Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.

Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa engkau menangis? Bukankah hari ini adalah hari raya?”

Gadis kecil itu terkejut bukan kepalang. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Semua anak-anak bermain dengan riang gembiranya. Aku lalu teringat pada Ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikan aku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw membela Islam dan kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku sudah tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim.  Jika aku tidak menangis untuknya, lalu untuk siapa lagi?”

Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang beliau membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata:

“Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan aku katakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu?  … Dan apakah kamu juga ingin Ali menjadi pamanmu?. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu?…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu? dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”

Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.

Masya Allah, benar dihadapannya adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.

Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga sejumlah uang  untuk hari raya. Lalu ia diantarnya gadis itu keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”


Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :
“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang paman, namanya Ali yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra, . Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.” Maka anak-anak yang sedang bermain dengannya sampai berkata: “Ah, seandainya ayah-ayah kita mati terbunuh pada jalan Allah ketika perang itu, tentu kita akan begitu.”

Dan tatkala Nabi saw meninggal dunia, anak kecil itu keluar seraya menaburkan debu ke atas kepalanya, meminta tolong sambil memekik: “Aku sekarang menjadi anak asing dan yatim lagi.” Maka oleh Ali Bin Abi Thalib (dalam riwayat lain Abu Bakar Ash Shiddiq ra) anak itu dipungutnya.

Saudaraku….

Kata Yatim disebut sebanyak 23 kali dalam Al Qur’an. Dalam sebuah hadist qudsi diriwayatkan bahwa Allah hanya menerima shalat orang-orang yang menyayangi dan menyantuni orang miskin, ibnu sabil, janda dan anak yatim. Begitu tingginya Al Qur’an mengangKat “anak yatim”, hingga dalam Al Qur’an kita dilarang untuk menghardik anak yatim, dan mengancamnya dengan ancaman yang berat kepada orang yang memakan harta benda anak yatim.

Dalam surat Al Ma’un ayat 1 & 2, jelas dikemukakan bahwa :

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim.”

"Berbuat baik kepada yatim adalah salah satu tanda orang yang benar imannya, yang takwa dan orang-orang yang baik."(QS. 2:177 dan QS 76:8)

“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar” Q.S An Nisa ayat 2

”Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu)." Q.S.An Nisa ayat 6):
Demikian juga didalam Hadist, Rasulullah memberikan banyak contoh yang berkaitan dengan anak yatim, antara lain :

“Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya”. (HR. Thabrani, Ahmad);

“Sesungguhnya, seorang laki-laki mengeluh kepada Rasulullah, karena hatinya keras. Rasulullah berkata :”Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin”. (HR. Ahmad);

“Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya)." (HR. Bukhari, Turmudzi, Abu Dawud);

“Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukkannya ke surga, kecuali bila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni”. (HR. Turmudzi);

“Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan sebaik-baiknya, dan sejelek-jelek rumah kaum muslimin ialah rumah yang didalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan jelek”. (HR. Ibnu Mubarak)

”Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat."  (HR. At Thabrani);

Subhanallah….sudah sangat nyata bukti yang ada, betapa kita harus memuliakan mereka. Mampukah kita meniru Rasullullah? Rosulullahpun mempunyai gelar indah “Abul Yatama” (Bapaknya anak-anak Yatim) karena sifat kasihnya kepada anak-anak yatim.
Betapa sungguh mulia ahlaknya, sungguh banyak anak2 yatimnya. Sedangkan kita?? Tak bisakah kita bagi kebahagiaan untuk mereka? Tak bisakah merangkai senyum mereka dan menjadikan mereka menjadi bagian dalam keluarga kita. Saatnya kita mulai dari sekarang untuk membahagiakan mereka, dan berani mengatakan….Saudaraku, engkau tak sendiri…karena ada kami yang akan merangkai kebahagiaan bersamamu….:)(retno)
  
Saatnya kita mulai untuk berkontribusi untuk senyum dan kegembiraan mereka. Biarkan mereka merasakan membeli dan berbelanja barang-barang yang mereka butuhkan, yang mungkin selama ini hanya mampu mereka mimpikan dan lihat di TV ataupun yang lainnya.

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik” Q.S. An Nisa ayat 5

Sebuah catatan sejarah bagi saya, rekan-rekan pkpu,donatur untuk bisa membagi kebahagiaan,di Purwokerto hari ini bersama 130 anak yatim di Moro Grosir pukul 08.30.

Live Streaming Bisa disaksikan di : http://pkpu.tv/bby/




Baca selengkapnya »
0 komentar

Spirit Kecepatan



“Pilihan hidup kita sangat terbatas. Kita hanya memiliki kesempatan yang sedikit. Waktu hidup kita hanya beberapa puluh tahun, sementara kita bisa merasakan betapa cepat waktu berlalu. Sepuluh tahun rasanya sangat cepat, seperti hanya sehari dua hari saja”, kata seorang teman kepada saya. Ini merupakan pilihan pertama. Sebuah pilihan cara memahami dan menikmati kesempatan dalam kehidupan. Ternyata pilihan kita tidak banyak, maka harus segera mengambil dan memanfaatkan kesempatan. Jangan terlalu banyak berpikir, berdiskusi dan menimbang. Kita dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat, tidak boleh berpikir terlalu lama. Berhanti berarti mati, terlambat artinya tidak sama sekali. 

“Kita memiliki pilihan hidup yang tidak terbatas. Waktu hidup kita secara personal memang terbatas, namun ide dan visi kita jauh melampaui batas usia kemanusiaan yang kita miliki. Maka jangan gegabah mengambil keputusan, pikirkan masak-masak, agar tidak menjadi penyesalan karena kurangnya pertimbangan dalam mengambil keputusan”, kata seorang teman pula kepada saya. Ini merupakan pilihan kedua dalam cara memahami dan menikmati kesempatan dalam kehidupan. Bahwa kesempatan itu terbuka seluas-luasnya, selalu ada kesempatan kedua dan seterusnya. Jangan mengambil keputusan di bawah tekanan keadaan yang memaksa, karena pasti akan kurang pertimbangan.

Boleh saja kita memilih yang mana, karena pasti ada argumen yang melatarbelakanginya. Ada situasi dan kondisi yang menyebabkan kita memahami dan menikmati kesempatan dalam kehidupan dengan cara yang tidak sama. Sesekali waktu kita harus bertindak cepat, bahkan sangat cepat. Ada kondisi yang menyebabkan kita harus melakukan sesuatu dengan cepat, tanpa banyak pertimbangan dan pemikiran lagi. Kesempatan mungkin tidak akan terulang lagi, mungkin hanya sekali ini.

Seorang teman menceritakan kisahnya saat harus mengambil keputusan dengan cepat. Tanpa dinyana dirinya mendapatkan fasilitas green card dari pemerintah Amerika. Ia kaget karena merasa tidak pernah apply untuk mendapatkan green card Amerika. Ternyata ada saudaranya yang secara asal memasukkan nama dirinya untuk mendapatkan green card Amerika, dan berhasil. Ia dipanggil ke Kedutaan Besar Amerika di Jakarta untuk wawancara. Ia tidak pernah berpikir sebelumnya untuk tinggal menetap di negara Amerika, namun sekarang ada kesempatan, dan tentu saja ini sangat jarang.

Jika ia tidak berangkat wawancara, berarti kesempatan itu hilang begitu saja. Namun jika ia berangkat wawancara, sesungguhnya ia tidak pernah punya orientasi untuk keluar dari Indonesia. Waktu sangat terbatas. Hanya sehari semalam ia harus memutuskan, apakah besok berangkat wawancara atau tidak. Tentu ia tidak memiliki banyak kesempatan untuk menimbang, bertanya, berdiskusi, atau bermusyawarah dengan banyak pihak. Ia dituntut untuk segera mengambil keputusan, apakah akan mengambil green card Amerika atau dilewatkan saja kesempatan yang sangat langka ini.

Dengan bismillah ia memutuskan datang wawancara, dan akhirnya mendapatkan green card Amerika. Hingga sekarang ia menetap di Amerika bersama keluarga, dari sebuah kejadian hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Bukankah dalam contoh kejadian itu, kesempatan kita memang sangat terbatas ? Kita benar-benar merasa tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir dan meminta banyak masukan dari sahabat dan keluarga. Kita harus mengambil keputusan untuk masa depan kita sendiri. Disinilah seni menjadi pemimpin atas diri sendiri, bahwa saat mengambil keputusan, kita hanyalah seorang diri. Ya kita menjadi orang yang “kesepian” karena tidak ada teman, saat harus memutuskan masa depan kita sendiri.

Namun ada pula kesempatan yang bisa berulang dan kita memiliki cukup banyak waktu untuk memutuskan pilihan. Saat anak saya lulus SMA, ia mengikuti SNMPTN tahun 2011 dan berhasil diterima di Unpad Bandung. Namun sembari menunggu hasil SNMPTN, ia juga mengikuti seleksi di Undip Semarang dengan jalur mandiri. Ternyata dua-duanya diterima. Bahkan sebelumnya ia juga mengikuti seleksi di sebuah universitas swasta dan dinyatakan diterima. Ada sangat banyak waktu baginya untuk menimbang, apakah akan memilih kuliah di Unpad atau Undip, atau di universitas swasta. Saya sampaikan kepadanya, bahkan seandainya dia tidak mau memilih sekarang, tahun depan ia masih memiliki kesempatan. Namun ia telah memutuskan mengambil sebuah pilihan.

Kadang kita bertemu peristiwa hidup yang “terduga”, karena bisa direncanakan, dan ada waktu untuk mengulang di lain kesempatan. Perhatikan saja perhelatan pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden RI. Ada banyak tokoh yang muncul dalam beberapa kali proses pemilihan Presiden, sejak tahun 2004, tahun 2009 dan nanti di tahun 2014. Artinya, untuk contoh seperti ini ada banyak kesempatan untuk menimbang, apakah akan ikut sekarang atau lima tahun mendatang. Momentum politik dan keberuntungan sangat perlu dipadukan untuk mengambil keputusan dengan berhati-hati.

Namun kadang kita bertemu peristiwa hidup yang “tidak terduga”, dan diluar perencanaan, sehingga waktu kita sangat terbatas untuk segera mengambil keputusan. Pada kondisi seperti ini, tentu sangat wajar jika keputusan yang diambil kurang mendapatkan banyak masukan dan pertimbangan dari banyak kalangan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kedua peristiwa tersebut selalu terjadi, dan diperlukan kearifan para pemimpin untuk menentukan apakah harus mengambil keputusan cepat, atau masih ada waktu untuk menundanya. Ada peristiwa yang memerlukan tindakan sangat cepat, dan ada peristiwa lain yang tidak memerlukan kecepatan tindakan.

Misalnya, dalam memberantas korupsi diperlukan tindakan dan aksi yang cepat agar tidak menjalar dan semakin parah kondisinya. Namun dalam memberikan statemen publik, tidak memerlukan kecepatan. Karena kalau semua peristiwa dikomentari dengan cepat, justru akan menimbulkan kesan reaktif dan reaksioner. Kesannya menjaga imej, menjaga citra diri, dan upaya bersih diri. Sebentar sebentar komentar, sebentar sebentar konferensi pers, sebentar sebentar menyebar rilis ke media. Jika pemimpin sangat reaktif dalam memberikan statemen publik, justru bisa berdampak kontra produktif.

Dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran, diperlukan program dan aksi yang cepat, agar tidak menjadi patologi sosial yang semakin membahayakan. Namun bentuk dari “program cepat” ini bukanlah semata-mata membagi-bagi uang setiap bulan kepada orang miskin. Karena khawatir disebut lambat, maka langsung membuat program “cash anda carry” berupa pembagian jatah uang bulanan bagi orang miskin. Tentu saja uang itu bermanfaat, namun tidak akan menyelesaikan persoalan kemiskinan dalam jangka panjang. Apalagi jika sekedar membagi nasi bungkus gratis setiap hari. Itu baru menyelesaikan problem sesaat, belum menyentuh akar persoalan.

Dalam kehidupan pribadi kita, sering kita jumpai peristiwa kehidupan yang harus segera kita eksekusi, tidak bisa berlama-lama. Namun banyak pula peristiwa yang memberikan kesempatan kepada kita untuk merespon dengan cermat, karena ada banyak waktu yang tersedia dan bisa menimbang dengan seksama. Kitalah yang menjadi eksekutor, apakah sebuah peristiwa harus disikapi dengan cepat, atau bisa disikapi dengan lambat. Tingkat kesalahannya bisa sebanding, antara kesalahan karena terlambat menentukan keputusan, dengan kesalahan karena terlalu cepat mengambil keputusan. Tergantung konteks kejadian yang sedang dialami dan tingkat kemendesakan dari keputusan yang harus diambil.

Inilah seni kehidupan. Sulit diteorikan. Ada yang harus cepat, ada yang harus lambat. Anda yang harus mengambil pilihan, karena resiko dari kecepatan dan kelambatan itu semua harus anda tanggung sendiri. Berdoalah selalu untuk meminta bimbingan Tuhan, agar secepat apapun dan selambat apapun keputusan anda ambil, semua dalam bimbingan Tuhan.

(Kalau minum teh poci, saya suka lambat. Tidak mau cepat cepat. Karena poci adalah seni menikmati teh, bukan sekedar minum).

Pancoran Barat, 23 Juli 2011
Baca selengkapnya »
0 komentar

Merapi,Engkau Menyatukan Kami

Kinahrejo kini menjadi lokasi wisata bencana

Erupsi Merapi menjadi rangkaian penutup tahun 2010,tentu saja semua mata menatap. Ada yang meneteskan air mata kesedihan,ada yang meneteskan air mata ketulusan.Dan kemudian bermuara dalam satu kesatuan persepsi, rakyat indonesia raya mempunyai citarasa darah persatuan yang sangat kuat. Mendadak ramai perempatan jalan dengan pemuda-pemuda yang sigap menyodorkan kardus,membantu mengumpulkan rupiah demi rupiah,dan bangsa ini pun sekali lagi berbondong menunjukkan wajah kedermawannya Berbondong puluhan bahkan ratusan relawan menuju tanah merapi,NGO dan pemerintah ikut berpadu, seoalah tak mau kalah dengan kesetiaan mbah Maridjan.

Bisa jadi,bencana-demi bencana yang menggoncang tanah air ini sebagai pengerat tali persatuan bangsa,Kami bertemu dengan berbagai relawan dari penjuru negri. Dari yang masih sangat belia,sampai senior yang sudah malang melintang melakukan aksi-aksi kemanusiaan.


Jum'at (29/07/2011) saya berkesempatan ikut datang ke umbulharjo, bersama mas Tatang dari Radar Banyumas,Mas Juni dan Pak Agus dari PMI Banyumas.menyampaikan amanah masyarakat Banyumas untuk pembangunan SD Gondang dan Panguk Redjo, amanah yang tidak kecil lebih dari 200juta, yang kemudian di gabungkan dengan donasi lain terkumpul dana kisaran 1,2M disalurkan melalui pkpu lembaga kemanusiaan nasional (lihat http://www.pkpu.or.id/news/proses-pembangunan-sd-umbulharjo-ii-dimulai)



 Printer disalah satu ruang kelas sd gondang ini jadi saksi dahsyatnya awan panas

Saat mengunjungi SD lama yang hancur terkena awan panas, saya beristighfar..sungguh agung  Allah swt, belum lagi ketika berkunjung ke Kinah rejo, seolah berada di negeri atas angin..hamparan Pasir sisa letusan dan pohon yang bertumbangan sudah cukup menjadi jejak sejarah keangkeran Merapi.

Hanya Engkau ya Allah yang Maha Besar, Semoga ini jadi pelajaran besar bagi kita, selain terus melakukan persiapan,memperbaiki kinerja dan performance tanggap  bencana. Kemudian yang terpenting adalah kita sadar bahwa semua yang di turunkan Allah ada hikmahnya. dan dari merapi pun kita belajar akan keagunganMu dan kita pun belajar akan makna ukhuwah, bahwa dibumi manapun kita adalah saudara.Merapi, Terima kasih telah menyatukan dan mempertemukan kami.

Baca selengkapnya »
0 komentar

Kisah Rafika,Gadis Kecil Sabeugukgung Mentawai



Ditulis Oleh : Rahma Damayanty Rivai
Relawan PKPU yang Sebulan melakukan aksi kemanusiaan di Mentawai 

“Saya sedang menonton sinetron di rumah pak guru ketika gempa datang.  Guncangan tak sekuat gempa tahun 2007.  Kami tidak terlalu panik, bahkan saya mengingatkan pak guru agar mengikat kedua speakernya yang terletak di atas lemari.  Speaker itu hampir jatuh.  Pak guru menyuruh saya untuk melihat di TV, apakah ada peringatan tsunami.  Saya memutuskan berlari melihat ke arah pantai.  Ombak setinggi gunung terlihat sudah mendekat.  Saya berteriak,”Tsunami sudah datang”  Saya tak peduli apapun lagi, saya hanya mendengar orang berteriak-teriak sementara saya berlari sekencang-kencangnya.  Ombak menghempas tubuh saya.  Saya ingat, saya memeluk sebatang pohon, tapi kemudian terlepas.  Kemudian saya tak ingat apa-apa lagi.  Ketika terbangun, malam masih gelap.  Badan saya telanjang, kepala saya terluka.  Saya memakai pakaian-entah punya siapa.  Saya berjalan dalam gelap, membalikkan badan mayat-mayat yang bergelimpangan mencari keluarga saya”
(Kisah Rafika, korban selamat dari hantaman tsunami di Sabeugukgung tanggal 9 Maret 2011)

Ia menangis pelan.  Kemudian digoyang-goyangkannya kepalanya.  Seperti mengusir kepedihan.  Saya memeluknya dan mengusap punggungnya.  Seketika saya merasa bersalah.  Teman-teman relawan sudah mewanti-wanti agar jangan mengorek kisah luka itu pada korban tsunami. 

Saya pun tak ingat bagaimana awalnya hingga ia mau berkisah.  Seingat saya, kami hanya berbicara hal-hal yang umum saja.  Tapi, ku rasa ia perlu mencurahkan perasaannya.  Jadi, kisah itu mengalir begitu saja. 

Dalam gelap malam, dengan seluruh badan terasa sakit, ia mengalahkan segala kengerian, membalikkan badan mayat-mayat mencari sosok keluarganya.  Entah mengapa, ia mencari ayahnya terlebih dahulu.  Mungkin sebuah intuisi.  Bahwa ayahnya tak bertahan dalam terjangan tsunami.  Benar adanya.  Paginya, ia menemukan ibunya di sebuah bekas warung dengan kaki sobek memanjang ke betis.  Menangis dengan sedihnya.  Ia peluk ibunya.  Mereka bertangis-tangisan.  Ia punya seorang kakak tapi ketika tsunami datang, kakaknya tak berada di kampung itu. 

Fika mencari terus ayahnya.  Ia bertemu dengan seorang pengurus gereja yang menunjukkan jenazah ayahnya yang telah diletakkan di bangunan yang dulunya gereja, sekarang tinggal fondasinya saja.  Jenazah ayahnya telanjang.  Gadis 15 tahun itu (kira-kira karena ia tak tahu berapa usianya sendiri) dengan segala kebesaran jiwa, mencari pakaian untuk ayahnya.  Dan memakaikan pakaian untuk ayahnya.  Untuk yang terakhir kalinya.

Air mataku tak terbendung sudah.  Aku menangis bersamanya.  Tapi justru ia lebih kuat.  Fika bilang, baru inilah ia berkisah pada seseorang.  Sebuah kisah yang tadinya ingin ia tutup rapat-rapat. 

Aku terus mendengarkan kisahnya, sambil terus-menerus menghapus air di mata dan di hidungku.  Walau bahasa indonesianya kurang lancar, tutur katanya dapat dipahami. 

Ibunya terus-menerus menangis.  Dengan segala keteguhannya, ia berujar,”Berhentilah menangis mak.  Ayah sudah pergi.  Dan tak akan kembali!”.  Ketika jenazah, ayahnya telah dimakamkan bersama ratusan korban lagi, kakaknya baru datang.  Dan di sana, di bawah hamparan nyiur kelapa, di bawah timbunan putihnya pasir pantai.  Diiringan hening mencekam kematian. Kakak laki-lakinya-yang datang kemudian-menangis sesunggukan di atas pusara ayahnya.  Bahkan Fika tak dapat lagi menunjukkan di mana tepatnya titik makam ayahnya, karena penguburan dilakukan secara massal di dalam lubang besar yang sama.

Di hari berikutnya saya mendapatkan kisah-kisah memilukan lainnya.  Tentang seorang ayah yang kehilangan anak dan istrinya.  Ketika gempa, ia sempat memeluk anak dan istrinya.  Namun, tiang penyangga atap rumahnya seketika patah dan jatuh menghantam tengkuknya.  Ia langsung termuntah darah, dan terlepaslah pegangan pada anak dan istrinya.  Gelombang tsunami langsung menghantam sesaat setelah terlepas.  Entah bagaimana ceritanya, si Bapak itu selamat sedang kedua orang yang paling dicintai dalam hidupnya, tak selamat.  Bagaimana ia dapat selamat, ia enggan berkisah.  Yang ia beritahukan, bahwa ia sering sekali muntah darah.  Pertama kali aku melihatnya, wajahnya sepucat mayat.  Tapi ia adalah seorang yang tak mau berpangku tangan.  Aku melihatnya bersampan mencari ikan dan mengumpulkan papan-papan untuk membuat dapur pada rumahnya yang baru dibangun oleh PKPU.

Atau tentang seorang yang mengikatkan dirinya pada sebatang pohon kelapa dengan sehelai sarungnya.  Tuhan menyelamatkannya karena sarung itu mengikat kuat dirinya dengan batang kelapa itu.  Namun, dalam masa hantaman tsunami, ia berkali-kali tertelan pasir pantai.  Sampai kisah ini ku dapatkan, bapak itu masih sering muntah dan berak pasir.  Sesekali ia juga muntah darah.

Korban-korban tak selamat lainnya, menurut analisa relawan adalah mereka yang lari ke arah jembatan.  Jembatan itu tepat di mulut muara sungai sabeugukgung.  Gelombang tsunami menghempaskan para korban di atas jembatan jauh ke hulu sungai. 

Di sanalah para relawan menemukan dan mengevakuasi sebagian besar korban tsunami di Sabeugukgung.  Mereka tewas mengenaskan mengambang di antara kayu dan papan bekas rumah-rumah mereka sendiri bersama ternak babi yang mereka pelihara.  Lain kali akan ku kisahkan soal evakuasi dramatis sesorang di sana.

Korban selamat juga bertutur, bahwa sebagian yang mati mungkin juga karena tak segera menyelamatkan diri tapi malah sibuk menyelamatkan harta benda sehingga tak sempat lagi menyelamatkan diri.  Wallahu Alam bissawab.  Hanya Allah yang paling tahu kebenarannya.

7 April 2011

Baca selengkapnya »
1 komentar

Guru CLIMBER (Pendaki Tangguh)


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Selama dua pekan ini aktivitas diisi dengan pengalaman baru. Belajar mempersiapkan diri menjadi guru. Luar biasa deh yang namanya guru itu. Untuk berdiri di kelas selama 45 menit saja membutuhkan perencanaan yang rapih supaya kelas tidak membosankan. Kayak mau perang aja, senjata yang dibawa harus banyak.

 Nah, kemarin belajar bikin banyak senjata. Misalnya Lesson Plan, alpha zone, warmer, pre teach dan scene setting. Wah, kayaknya ribet banget ya. Tapi ternyata belum dicoba, jadi nggak boleh menyerah dulu. Kan mau perang? Ini jihad sesungguhnya :)

Tergambar dalam benak saya yang masih awam tentang dunia pendidikan.  Belajar untuk mengajar. Namun, bukan mengajar yang ‘sekedar’nya atau mengajar tanpa persiapan. Ya, mengajar sekaligus mendidik mereka menjadi generasi  agent of change.  Generasi yang akan menjadi ruh baru dalam tubuh umat ini. Mengajar yang sampai pada hati.

Terhibur dengan dunia baru yang akan saya jalani sekarang. Terbayang sebelumnya saya menjadi guru asrama SMA. Tentunya anak SMA berbeda dengan anak SMP. Kalau dulu, harus sering mengelus dada (baca: istighfar) karena melihat polah remaja akhir yang kritis abis. Boleh sih kritis tapi harus tetep santun :)  Terakhir ngelus dada 2 hari yang lalu, hanya karena music (hehe...yang ini ada di catatan sebelumnya).

Sekarang saya diamanahi menjadi guru biologi SMPIT.  Akan banyak cerita baru yang muncul ke depannya. Semoga Allah memudahkan saya memberikan ilmu kepada mereka. Menjadi ilmuwan sekaligus guru inspirasi bagi mereka. Aamiin...

Ada hal yang ingin saya share dengan teman-teman semua. Plan A saya setelah lulus kuliah adalah bekerja di laboratorium. Menjadi peneliti. LIPI adalah tujuan pertama saya waktu itu, hihi....pingin banget publikasi jurnal internasional dan meneliti  biodiversitas di seluruh nusantara dan menjadi ahli mikrobiologi (jadi kan enak bisa jalan-jalan saat ngambil sampel penelitian *hobi). Namun, Allah berkata lain dan qadarullah saya diberi amanah untuk menjadi seorang guru yang kebetulan adalah Plan B saya. Alhamdulillah.....

Ada hal yang berkesan dan menjadi salah satu inspirasi menjadi  guru.  Pernah nonton film laskar pelangi? Ya, film yang luar biasa. Mencerahkan, memotivasi dan membuat kita optimis menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik. Banyak pelajaran yang saya dapatkan. Pelajaran yang membuat saya berlinang air mata.

Film laskar pelangi menceritakan dua orang sosok luar biasa. Pak Harvan dan Bu Muslimah. Dan sepuluh anak-anak yang luar biasa. Meminjam istilah dari Pak Munif, inilah yang dinamakan sekolahnya manusia. Bukan jumlah murid yang diutamakan, melainkan kualitas guru yang nomer satu. Sekolahnya sudah mau tutup tapi gurunya luar biasa optimis menjadikan para murid mereka menjadi orang berilmu dan berkarakter.

Kecerdasan bukan dilihat dari nilai-nilai tapi dari hati, budi pekerti , akhlak dan agama. Tidak ada siswa bodoh yang ada hanya hambatan menyerap informasi. Disini intinya. Coba deh nonton filmnya lagi, ada adegan Pak Harvan sedang dongeng kisah nabi dengan begitu ekpresif di luar kelas. Metode ini menjadikan murid menyerap informasi dalam jangka panjang.  Nilai-nilai budi pekerti sangat masuk. Dan pelajaran tersebut akan terkenang sepanjang masa.

Inti dari film itu ada kutipan sebuah pesan yang saya catat. “Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan untuk meminta sebanyak-banyaknya. Gurunya manusia adalah seorang CLIMBER (pendaki ulung), selalu MAJU walaupun banyak hambatan. MAJU terus sampai ke puncak tertinggi”.

Jadi, saya berfikir saya HARUS BISA. Insya Allah ada Allah yang akan bantu saya untuk menjadi GURU CLIMBER. Semangat! If  I think can, I CAN ! Dan misi baru saya adalah menempa mereka menjadi ilmuwan. Ya, untuk merebut kembali semua ilmu yang telah di rampas oleh orang-orang barat.

Profesi yang menjanjikan pahala di dunia dan akhirat. Bekerja untuk Allah. Menjadi guru adalah jihad. Jadi setiap tempat harus dijadikan medan jihad, setiap saat harus dijadikan momentum untuk berjihad, setiap gerak adalah ditujukan untuk jihad. Ada jihad di setiap detakan jantung hingga ia terhenti dalam kesyahidan...  Allahu Akbar!

Bismillahirrahmanirrahiim....
“....Allah akan mengngkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat....”  (TQS. Mujadilah : 11)


Al-Faqih menuturkan dari Abul Qasim Abdurrahman bin Muhammad, ia berkata,
"Saya tidak mengetahui sesuatu yang lebih utama daripada jihad di jalan Allah, kecuali menuntut ilmu. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam rangka mencari satu bab ilmu, maka ia dinaungi oleh para malaikat dengan sayapnya dan didoakan oleh burung-burung di langit, binatang-binatang buas di daratan, ikan-ikan di laut, dan diberi oleh Allah pahala 72 orang yang benar. Oleh karena itu tuntutlah ilmu dan untuk ilmu itu carilah ketenangan, kesabaran, dan kesopanan, rendahkan dirimu terhadap guru juga kepada muridmu." 

Kota Nanas, 11 Juli 2011

Miftah Ayyash
http://afifahthahirah.multiply.com/
Baca selengkapnya »
0 komentar

Berhala Midun



Untuk sebagian orang, uang 20 ribu jauh lebih penting daripada nama. Uang sekecil itu ibarat ayat kursi penangkal setan : membuat berani! Nyatanya 3 lembar uang dua ribuan kucel yang ada dikantong baju mIdun tidak cukup bikin dirinya punya nyali buat pulang.

“Si Midun dah dua hari satu malem disini, Kang”, Satu dari empat temannya yang sama-sama tukang becak bicara sambil ngebul. Seperti efek yang sering dipakai konser-konser dangdut kampung keluar dari mulut yang sudah lama cerai dari odol. Rokok murahan yang tinggal 7 cm. Diapit penuh nafsu oleh jari yang sudah seperti sosis gosong.

Tahulah saya kemudian bahwa Midun hanya nama dagang. Midun tak peduli. Baginya, nama asli tidak penting. Orang Betawi bilang,”Suka-suka lo lah sebut gue ape”. Yang penting baginya sekarang adalah  bagimana caranya dapat 20 ribu, setoran minimal buat orang orang rumah. Detilnya : 5.000 untuk beras, 15.000 buat SPP si Bontot. Kurang dari itu Midun tidak tega melihat ekspresi anak-istrinya. Mereka selalu melempar harap kemuka Midun tiap kali pulang narik : Bang beras habis”, keluh istrinya.”Bah, uang sekolah kapan dibayar ?”, pinta anaknya.

Bagi Midun, sekarang mencari uang 20 ribu susahnya minta ampun. 10 Tahun lalu ceritanya tidak begini. Waktu anak-anak mahasiswa di kampus tempatnya mangakal masih banyak dari golongan proletar. Saat ini lain, ketentuan baru menjadikan kampus ini sangat mahal bagi kebanyakan. Bukan hanya otak encer yang bisa sekolah disini, tapi juga orang yang punya dompet  meler. Becak tidak laku, Uang (orang tua) mahasiswa lebih banyak mengalir ke SPBU.

Nyaris, 20 ribu jadi berhala bagi Midun. Hidupnya, matinya buat uang segitu itu. Mulutnya yang bungkam, mengatakan jelas ketelinga saya.”Keluargaku tidak boleh menggelepar lapar. Anakku tidak boleh jadi orang tolol”.

Siapakah yang mau menghancurkan berhala itu buat Midun ? Dan bagi jutaan orang lainnya yang seperti itu ? Agar di hati mereka hanya ada Allah, Rabb Semesta Alam
(Wildhan Dewayana)
Baca selengkapnya »
0 komentar

Semua Kesungguhan Akan Menjumpai Hasilnya



Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan. Kadang kita mengalami peristiwa hidup tidak seperti yang kita inginkan, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesungguhan dalam menggapainya. Kita terlalu santai, atau pasrah sebelum bekerja keras mencapai cita-cita.

Cobalah sedikit kita tengok kesungguhan orang-orang Hollywood bekerja menghasilkan karya film. Kesungguhan mereka tampak dalam besaran biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan film, dan tampak pula dari kualitas produk yang dihasilkan. Kita tercengang melihat kesungguhan insan perfilman Hollywood yang mudah sekali menghamburkan dana ratusan juta dolar Amerika, demi memuaskan ambisi mereka. Padahal, dari keseluruhan usaha dan kesungguhan tersebut, hasilnya hanyalah : sebuah film !

Ya, film berdurasi dua jam. Diputar di bioskop dan layar televisi. Sekali orang menonton, mungkin ada yang mengulang menonton sekali lagi. Setelah itu bosan, tidak akan mengulang menontonnya lagi. Seluruh kesungguhan tim dalam menggarap sebuah film, mengeluarkan dana ratusan juta dolar Amerika, dan hasilnya hanyalah panggung hiburan. Hanya film. Sebuah khayalan, sebuah ketidakseriusan, ketidaksungguhan, karena bernuansa fiksi walau diangkat dari kisah nyata yang pernah ada.

Coba kita perhatikan. Film Avatar menjadi film paling mahal yang ada saat ini. Film yang diproduksi James Cameron ini menghabiskan biaya 500 juta dolar Amerika untuk pembuatannya. Berikutnya adalah film Pirates of the Caribbean: At World’s End buatan Gore Verbinski, menghabiskan biaya 300 juta dolar Amerika. Peringkat ketiga adalah film Spiderman 3 produksi Sam Raimi, menelan biaya produksi 258 juta dolar Amerika.

Peringkat keempat adalah film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest buatan Gore Verbinski, memerlukan biaya 225 juta dolar Amerika. Peringkat kelima adalah film X-Men: The Last Stand produksi Brett Ratner yang menghabiskan dana 210 juta dolar Amerika. Setelah itu barulah film Titanic. Film produksi James Cameron tahun 1997 ini menghabiskan biaya 200 juta dolar Amerika, padahal pembuatan kapalnya sendiri “hanya” memerlukan 123 juta dolar Amerika pada masanya.

Pada contoh film Avatar, biaya produksi 500 juta dolar Amerika dianggap kecil, karena sampai dengan awal tahun 2010 kemarin telah menghasilkan uang US $ 1,840,797,418. Fantastik, baik dana pembuatan maupun hasil yang didapatkan dari pemutaran film Avatar di seluruh dunia, selama setahun saja. Dari modal US $ 500 juta, hanya setahun di pasaran, sudah kembali US $ 1,8 M.

Coba kita rupiahkan, dengan kurs US $ 1 sama dengan Rp 8.600. Biaya pembuatan film Avatar adalah Rp 4.300.000.000.000 atau 4,3 trilyun rupiah. Bisakah kita hitung, proyek dakwah apakah yang bisa dibiayai dengan 4,3 trilyun rupiah ? Proyek kebaikan apa saja yang bisa dihadirkan dengan sediaan dana 4,3 trilyun rupiah ? Mimpi apa saja yang bisa terwujudkan oleh dana sejumlah itu ? Cobalah kita buat proposal untuk menghabiskan dana pembuatan film Avatar itu. Ternyata mereka habiskan begitu saja demi membuat hiburan bernama film.

Di Hollywood, dana 4,3 trilyun rupiah ternyata hanya diwujudkan dalam sebuah tayangan berdurasi sekitar 2 jam. Ya, hasilnya hanyalah film, hanya hiburan, hanya khayalan, hanya ketidaksungguhan. Padahal prosesnya sangat bersungguh-sungguh, namun hasilnya berupa hiburan dan tontonan saja. Kita sering mendengar keluhan sulitnya menghadirkan tuntunan, karena tidak ada yang serius membiayai, sedangkan untuk tontonan begitu mudah orang mengeluarkan biaya.

Dengan kurs yang sama (kita samakan kurs-nya sekedar untuk memudahkan penghitungan), kita bisa menghitung produksi film Titanic menghabiskan biaya Rp 1.720.000.000.000, atau 1,72 trilyun rupiah. Dana itu juga dianggap murah, karena sampai awal tahun 2010 telah mengeruk keuntungan sebesar US $ 1,835,300,000 atau sama dengan Rp 15.783.580.000.000, yaitu sekitar Rp 15,8 trilyun.

Jika kita ambil sampel enam film itu saja, total biaya produksinya mencapai US $ 1.693.000.000, atau sekitar Rp 14.559.800.000.000. Ya, 14,5 triliun rupiah hasilnya hanyalah enam buah film, enam tontonan, enam hiburan. Uang dalam kisaran Rp 14 triliun, apakah yang bisa dilakukan di Indonesia dengan uang sejumlah itu ? Coba kita tengok salah satu program pemerintah Indonesia, yang dikoordinasikan oleh Kementrian Koordinator Kesra.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengatakan, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 14 triliun untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada tahun 2010 kemarin. Menko Kesra menyatakan, peningkatan alokasi anggaran untuk PNPM bisa membantu masyarakat untuk membangun dan mengembangkan potensi diri hingga bisa keluar dari kemiskinan.

Menurut Menko Kesra, PNPM Mandiri merupakan wadah pembelajaran bagi masyarakat terhadap nilai moral dan etika, “Masyarakat dibimbing untuk membangun kemitraan dalam mewujudkan keinginan bersama”. Agung Laksono menyebutkan, jumlah tersebut meningkat jika dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp 9,9 triliun. Peningkatan ini karena respons masyarakat terkait program PNPM sangat positif. Dengan program ini masyarakat dibina dan diberdayakan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi yang baik, menguatkan semangat kegotongroyongan sosial dan ekonomi dalam rangka meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat.

Kita bisa melihat anggaran PNPM Mandiri selama satu tahun hanya setara dengan biaya pembuatan enam buah film Hollywood saja. Enam film itu kalau kita lihat berturutan hanya memerlukan waktu satu hari saja. Padahal jika digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat, ternyata bisa menjadi program nasional selama satu tahun. Luar biasa etos dan kesungguhan insan perfilman Hollywood, tidak berhitung uang yang dikeluarkan, demi sempurnanya produk sesuai yang diharapkan.

Lalu bagaimanakah dengan kesungguhan kita melakukan proyek kebaikan selama ini ? Bagaimana kesungguhan kita melakukan proses pembangunan manusia Indonesia seutuhnya ? Bagaimana kesungguhan kita dalam melakukan dakwah ? Sudah pasti, kesungguhan tidak bisa diukur dari banyaknya dana yang dikeluarkan. Namun perbandingan tadi saya angkat dalam rangka untuk menunjukkan betapa sebuah hiburan, sebuah tontonan, ternyata dibangun dari kerja keras dan kesungguhan menghadirkan berbagai hal terbaik, sehingga biayanya menjadi mahal.

Sekedar membuat tontonan 2 jam, proses pembuatannya berbulan-bulan, menggunakan berbagai peralatan canggih, menghimpun sangat banyak pakar dan keahlian, melibatkan ratusan hingga ribuan orang dalam pembuatannya. Mereka sangat perfect dalam pengambilan gambar, sehingga harus melakukan latihan serius dan harus mengulang-ulang adegan demi mendapat hasil yang sempurna. Tidak jarang harus membuang banyak bagian karena hasilnya tidak memuaskan. Dalam proses animasi, mereka menggunakan teknologi super canggih untuk mendapatkan hasil maksimal. Bayangkan bagaimana harus menggambarkan proses tenggelamnya kapal Titanic agar tampak seperti nyata.

Sementara untuk melakukan kebaikan, kadang belum tampak usaha yang serius dan belum tampak kesungguhan yang optimal dalam merancang maupun menjalankan programnya. Padahal yang akan dihasilkan bukanlah tontonan, bukanlah hiburan, namun sebuah peradaban yang nyata. Kita masih banyak permakluman dan permaafan kepada kegiatan yang ala kadarnya, yang kurang terencana, yang kurang bagus manajemennya. Semua kita maklumi sendiri, dengan alasan masih belajar, sedang berproses, harus bersabar, dan lain sebagainya.

Padahal kita tidak sedang mengada-ada tentang gambaran kapal Titanic, yang kita lakukan justru membangun sebuah kapal peradaban sesungguhnya. Kapal yang tidak boleh pecah dan karam. Kapal yang akan membawa kehidupan menuju kepada kebaikan dan cahaya. Kapal yang akan menjauhkan penumpangnya dari kerusakan, dan membawa mereka semua dalam bimbingan Ketuhanan. Kapal yang akan menghantarkan kepada pulau harapan. Seharusnya dilakukan dengan segenap kesungguhan jiwa, dilakukan dengan segenap pikiran dan perasaan. Bukan ala kadarnya, bukan semaunya, bukan sesempatnya.

Sudahkan kita bersungguh-sungguh melakukan kebaikan ? Sudahkah kita menghadirkan segenap kesungguhan dalam kerja di medan perjuangan ? Ingatlah, hasil akhir yang kita dapatkan bukanlah sebuah hiburan, bukanlah sebuah tontonan, namun sebuah peradaban. Sebuah kehidupan. Sebuah harapan.

Mari bekerja sepenuh kesungguhan.

(cahyaditakariawan.web.id)
Baca selengkapnya »
0 komentar

Tutorial Dasar dan Cara Meningkatkan SEO Blogspot



Dari banyaknya materi tentang SEO, saya merasa artikel ini cukup lengkap dan sangat bermanfaat, saya hanya copas dari blog ahlinya, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi temen-temen blogger. Silahkan kunjungi Tutorial Dasar dan Cara Meningkatkan SEO Blogspot untuk pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut.

Tutorial lengkap, cara, dan langkah-langkah dasar untuk meningkatkan dan memaksimalkan SEO Blogger/Blogspot.
Sebelumnya kita pahami dulu mengenai SEO. SEO (Search Engine Optimization) adalah proses meningkatkan/mengoptimalkan jumlah pengunjung blog/website dengan cara meraih peringkat yang lebih tinggi di hasil indeks halaman search engine (SERP). Semakin tinggi SERP, semakin besar pula kemungkinan jumlah pengunjung. Akan sangat jarang pengunjung search engine yang melakukan browsing halaman demi halaman search engine. So, para webmaster berbondong-bondong melakukan persaingan dan berebut untuk ada di halaman utama search engine. Sedangkan istilah lain SEO (Search Engine Optimizer), adalah alat dan elemen yang dapat membantu meningkatkan peringkat SERP blog/website.

Setiap blog/website memiliki elemen, template/theme, basic code, dan berbagai macam elemen lain yang berbeda-beda sehingga usaha untuk melakukan SEO pun tidak sama persis. Misalnya, WordPress memiliki basic elemen PHP, HTML, JavaScript, dan CSS. Selain itu WordPress juga dilengkapi dengan banyak plugin SEO yang siap dipakai untuk memaksimalkan hasil di search engine. Blogspot memiliki elemen dasar HTML, Javascript, dan CSS, yang tentu saja ada kelemahannya. Meskipun kita dapat menggunakan plugin SEO berbasic Javascript, namun saya sendiri tidak melihat efek yang signifikan. Kelebihannya, di Blogspot kita dapat melakukan modifikasi/hack tanpa batas baik pada design maupun untuk meningkatkan SEO-nya.

Cara-cara berikut ini merupakan cara yang masuk kategori organic SEO, yaitu optimalisasi search engine dengan cara-cara yang natural, yang saya lihat dan rasa justru memiliki efek yang baik. Selain itu, saya juga kurang begitu mendukung cara-cara Blackhat SEO yang saat ini pun mulai disisihkan oleh Google.

1. Pilih template yang SEO friendly.
Suatu design layout blog bisa memiliki keunggulan dan kelemahan. Di satu sisi, sebuah tampilan template/theme tampak hebat, namun dari segi SEO bisa saja lemah, ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, pilihlah template Blogger yang SEO friendly. Saat ini telah banyak tersedia template Blogger gratis berkualitas premium yang telah disisipi hack SEO. Jika sudah 'terlanjur sayang' dan ingin tetap menggunakan template yang lama, lakukan dari langkah kedua berikut.
Ada banyak jenis meta tag, yang paling lazim digunakan adalah meta description, yang berisi deskripsi blog/website dan meta key, yang berisi keyword-keyword yang berkaitan dengan isi blog/website. Selain itu ada pula meta author, yang berisi nama penulis atau nama institusi/perusahaan, namun jarang sekali dipakai. Dan masih banyak lagi meta-meta lainnya.
3. Maksimalkan keyword pada title/judul blog
Memadatkan judul dengan keyword yang ditargetkan dapat memperbesar kepadatan keyword (keyword density) suatu blog. Pada blogspot, edit judul melalui Dashboard > Design/Rancangan > Klik edit pada header, isi dengan judul yang diinginkan dan save.
Pada template Blogger yang belum di isi hack, biasanya nama blog berada di depan judul posting. Untuk mengeceknya, buka sebuah halaman posting dan lihatlah tab dan bar pada browser. Lihatlah apakah nama blog berada di depan dan di susul judul posting. Pada hasil indeks search engine, hal ini dapat mengurangi akurasi dan kepadatan keyword serta memotong judul posting di bagian belakang. Apalagi jika judul posting sangat panjang. Pengunjung jadi tidak mengerti poin keseluruhannya.
Ini bukan berarti membuat keyword sebanyak-banyaknya, tetapi mengatur letak/posisi keyword, menggunakan keyword dan frase yang tepat, dan tidak menggunakan terlalu banyak kata yang bertele-tele. Misalnya, hindari kata-kata seperti ini: "Dalam pada posting kali ini...", dan lain-lain.
Google juga memberlakukan penalti terhadap blog/website yang terlalu berat dan lama untuk di-load. Ini logis, karena waktu yang dibutuhkan oleh spider saat crawling dan mengumpulkan informasi menjadi lebih lama. Hal-hal yang menghambat loading blog/website biasanya adalah: terlalu banyaknya file javascript (biasanya pada widget) dan terlalu besarrnya file-file gambar. Pengunjung tentu juga akan kerepotan karena harus menunggu loading yang lama, apalagi bagi yang koneksi internetnya lemot.
Indeks yang cepat menunjukkan bahwa blog telah dikenal oleh search engine. Hal ini tentu saja mempercepat SEO suatu posting karena kita tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama dan pengunjung pun bisa segera menemukannya di search engine. Meskipun ini bukan jaminan bahwa artikel posting berada dalam indeks halaman utama, akan tetapi ini adalah langkah awal dari proses SEO itu sendiri.
Di dalam artikel Memahami Karakteristik dan Cara Optimalkan Label Blogger, saya menjelaskan bahwa url label sebenarnya merupakan perintah search (contoh url-nya: http://buka-rahasia.blogspot.com/search/label/favicon), maka label bukanlah link permanent (permalink). Mengapa? Karena label hanya terbentuk sebagai hasil url perintah pencarian (contohnya seperti url pencarian seach engine). Oleh karena itu, search engine tidak memperhitungkan label sebagai link/url yang sah untuk diindeks. Itulah mengapa ketika anda masuk ke Google Webmaster Tools, ada informasi bahwa link-link label di-restricted oleh robot.txt. Langkah me-nofollow-kan label bersifat opsional, anda bisa mencobanya untuk mengetahui efeknya lebih jauh.
Link building mereupakan poin paling penting dalam SEO. Link building adalah proses menciptakan inbound link (link yang mengarah ke blog/website), yaitu mendapatkan backlink dari blog/website lain. Melakukan link building bisa dengan banyak cara, yaitu: membuat reciprocal link baik dengan direktori/social bookmark (yang mensyaratkan reciprocal link) ataupun bertukar link dengan blog/website lain, mendaftarkan blog dan artikel ke social bookmark/direktori, dan berkomentar di blog/website lain dengan meninggalkan link di form komentator, cara ini lazim dikenal sebagai blogwalking, meskipun kemudian agak disalahartikan dengan meninggalkan komentar berisi, "blogwalking!", atau, "mampir gan!", dan lain-lain. Berkomentarlah sesuai konten karena ini menunjukkan kualitas dan Google juga melirik itu loh. Jangan lupa, ada link dan anchor text di atas komentar tersebut, dan Google memperhatikannya ketika crawling.

Untuk melakukan link building yang efektif dengan tujuan mendapatkan backlink yang berkualitas dan meningkatkan pagerank, berkomentarlah di blog-blog dofollow ber-pagerank tinggi dan daftarkan blog serta artikel di situs direktori dan social bookmark dofollow. Perbanyak backlink yang mengarah ke blog/website anda, namun lakukan secara natural, yaitu tidak secara serampangan, terlalu banyak backlink yang dibuat dalam satu hari juga dapat dianggap 'tidak wajar' oleh Google. Saya biasa membatasi 5-10 kali link building setiap harinya.

Link building dapat meningkatkan visibility atau kenampakan blog/website di mata search engine, meningkatkan jumlah traffic yang berkualitas. Semakin banyak tarffic semakin tinggi nilai kepentingannya bagi search engine sehingga dia rutin melakukan crawling. Link building juga menambah kredibilitas dan popularitas suatu blog/website.

Itulah dasar-dasar optimalisasi SEO Blogger/Blogspot yang menjadi pengalaman saya. Masih ada banyak lagi cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan SEO blog namun sekiranya beberapa langkah di atas dapat menjadi dasar untuk memperkuat SEO blog, sebelum melakukan langkah-langkah selanjutnya. Fondasi yang kokoh merupakan tolok ukur dan cikal bakal bangunan yang kokoh bukan
Baca selengkapnya »
0 komentar

Ketegaran 20 Siswa SD Maulumbi



Berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki merupakan sesuatu yang sudah lumrah. Namun, sekitar 20 siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Maulumbi, Kecamatan Kanbera, Kabupaten Sumba Timur, setiap pagi harus berenang mengarungi aliran sungai yang deras untuk bisa mencapai sekolahnya.

Mereka harus telanjang saat berenang agar pakaian seragam dan bukunya tidak basah. Mereka harus bertarung melawan bahaya ancamana bintang buas seperti buaya yang sewaktu-waktu bisa muncul.

Disaksikan Pos-Kupang.Com, Senin (30/5/2011) pagi, sekitar 20-an siswa SDI Maulumbi, Kecamatan Kanbera, Kabupaten Sumba Timur berenang melintasi aliran sungai yang cukup deras untuk menuju ke sekolah. Saat tiba di tepi Sungai Maulumbi, baik laki-laki maupun perempuan harus meanggalkan pakain mereka. Hal ini bertujuan agar pakian dan perlengkapan sekolah mereka tidak basah. Selanjutnya, pakain seragam, sepatu dan buku pelajaran disimpan dalam tas sekolah dan terjun ke dalam sungai.

Kurang lebih sepuluh menit, anak-anak usia tujuh hingga 15 tahun ini berada di dalam aliran sungai. Selain itu, mereka juga harus berenang ketika berada di tengah sungai yang cukup dalam. Setelah tiba diseberang sungai, anak-anak tersebut baru mengenakan kembali pakain masing-masing untuk melanjutkan perjalan ke sekolah.

Di Sungai Maulumbi, terlihat sejumlah orang tua para siswa ikut membantu menyeberangkan anak-anak mereka. Hal ini disebabkan, selain aliran sungai yang deras dan juga dalam, di lokasi tersebut juga merupakan daerah yang sering dilalui buaya muara.

"Setiap pagi saya datang antar anak saya sampai ke sebrang sungai baru saya pulang, siang juga datang jempu karena takut ada buaya di sini," demikian Ny. Erlin Konda Nguna (23) salah seorang orang tua para anak-anak tersebut.

Dia menjelaskan, biasanya kalau musim hujan dan terjadi banjir besar maka anak-anak dari Kampung Pa'da Karamba, Kecamatan Kanbera tidak bisa pergi ke sekolah. Hal ini disebabkan, para orang tua dan juga siswa tidak bisa menyebrangi sungai tersebut.

"Memang ada satu sampan di sini, tapi hanya bisa muat empat orang," jelasnya.

Laporan wartawan Pos Kupang, John Taena
Baca selengkapnya »
0 komentar

Status Dieng Waspada Level 2, Pengungsi Boleh Kembali


BANJARNEGARA - Rekomendasi dari BMKG bahwa status Bencana Gas Beracun Kawah Timbang, Batur, Dieng dinyatakan turun dari status Siaga level 3 menjadi Waspada Level 2. Tekanan Gas CO2, pada Sabtu (11/6/2011) tercatat turun dari 0,73 menjadi 0,52 % Volume.

Radius aman ditetapkan dari semula 1 km menjadi 500 m. Pengungsi sudah diperbolehkan pulang kerumah masing-masing, namun tetap harus waspada jika melakukan penggalian tanah dengan kedalaman 1 m, dikuatirkan akan ada gas CO2 yang keluar.

Sejak 30 Mei, saat status Kawah Timbang dinyatakan siaga level 3, Tim Rescue PKPU sudah berada dilokasi bencana. Melakukan Emergency Response dengan menurunkan tim asesment, pengiriman logistik, membantu evakuasi warga, melakukan pengobatan, mendirikan posko dapur air, serta trauma healing terhadap pengungsi.

Berdasarkan hasil rapat antara pemerintah daerah, Elemen BNPB dan SAR pemerintah serta seluruh NGO yang tergabung dalam posko induk bencana gas beracun Kawah Timbang, Ditetapkan bahwa status tanggap darurat berakhir tanggal 16 Juni 2011, dan mulai Sabtu (11/6/2011) pengungsi mulai dipulangkan serta dilakukan recovery pasca bencana.

Terima kasih kepada para dermawan, donatur, masyarakat dan relawan yang bahu membahu bersama PKPU membantu warga Batur. Tim PKPU yang turun langsung ke lokasi mendapat titipan salam, doa dan terima kasih dari masyarakat Batur, untuk semua yang telah membantu para pengungsi. (PKPU/Indra/Purwokerto)

Dimuat di : http://www.pkpu.or.id/news/status-dieng-waspada-level-2-pengungsi-boleh-kembali



Baca selengkapnya »
0 komentar

Posko Air PKPU Hangatkan Pengungsi Dieng



BANJARNEGARA - Kecamatan Batur berada di ketinggian diatas 1600 mdpl, saat pagi dan malam hari dinginnya menusuk tulang, tercatat suhu berkisar 11 derajat celcius dengan kabut pekat senantiasa menemani pengungsi dan relawan di Kecamatan Batur.

Dapur Air PKPU menjadi menjadi solusi, bersinergi dengan PMI dengan  posko dapur umumnya, dan PKPU menutup celah dengan membuat Posko Dapur Air. Posko Dapur Air PKPU mulai pagi buta setelah subuh menyediakan minuman hangat berupa teh, kopi dan susu. Selain itu PKPU juga disediakan roti kering dan sereal.

Sejenak sebelum pengungsi beraktifitas, keceriaan menghiasi pagi, ditemani secangkir kopi, teh atau susu hangat mereka bercengkrama, “Maturnuwun mas PKPU, kulo kalian lare remen sanget,” tutur seorang ibu dengan anaknya digendongan, menuangkan secangkir susu hangat untuk anaknya.

Salurkan bantuan anda untuk warga Batur Dieng melalui PKPU, Telp 87780015, 08041002000 (pulsa lokal), atau dapat menghubungi PKPU KCP Purwokerto Jl Letjen Pol Soemarto RT 003/01 Purwanegara, Telp 0281-7958080, transfer rekening BMI Cabang Purwokerto No. 0000783127 a.n PKPU atau BNI Cabang Purwokerto Nomor 0216318746 a.n PKPU (PKPU/Indra/Purwokerto)






Baca selengkapnya »

Sahabat

Artikel Terbaru

Arsip Blog